Bagian 29-Hancur yang menyakitkan

598 135 14
                                    


Paly On Music Jungkook-My You

Jangan lupa bahagia

kalau banyak yang komen dan Vote aku lanjut besok wkwkwk

Malam ini lebih kelabu dari biasanya, dan tiap rasa yang mereka miliki membuncah bagaikan air yang dingin yang membeku, mati rasa begitu adanya, Aldebaran berlari sepanjang lorong rumah sakit dengan perasaan hancur lebur yang tersisa kini hanya raganya yang penuh luka, ia terus berlari tidak peduli dengan keadaan sekitar, ia tidak mempedulikan lalu lalang orang yang memperhatikanya, atau bahkan mungkin di belakang Dika sudah mengerahkan semua orang yang ada dirumah sakit untuk mencarinya tapi hari ini saja untuk hari ini Aldebaran ingin lari dari semua masalah yang membelenggunya, nafasnya tersengah sengah, ia sudah lelah dengan semua kebohongan, ia tidak pernah percaya pada siapapaun lagi, Malam ini ia pikir semuanya akan lebih membaik, tapi nyatanya dirinya kembali hancur, masuk ke dalam lubang gelap, Aldebaran lupa kalau selama hidup manusia tidak akan luput dari kebohongan.

Ingin sekali dirinya berlari menuju jalan raya dan menabrakan dirinya pada sebuah kendaraan besar mungkin dengan begitu raganya akan melayang bebas dengan meninggalkan semua penderitaan yang menyerang dirinya, tapi Aldebaran masih punya kewarasan kalau Tuhan tidak akan menerima pulangnya ketika itu di lakukan dengan tidak baik, nyatanya keberanian yang ia punya sekali lagi telah di renggut paksa oleh Riky, ia merasa tidak ada yang benar benar tulus menyayanginya, yang bisa ia lakukan hanya berlari sekuat yang ia bisa sembari membohongi diri kalau ia baik baik saja, ia tidak dapat mendefinisikan perasaan apa yang sekarang ada di hatinya, semua berputar menjadi satu, tapi yang paling besar menyelimuti dirinya adalah hancur.

Aldebaran berdiri didepan rumah sakit, kemudian ia menunduk dengan tangan sembari memegang kaki bagian atas, seluruh tubuhnya bergetar, nafanya tersengah sengah, ia terbatuk dengan darah segar yang keluar dari mulutnya dan detik berikutnya ia memuntahkan sisa makanan yang tadi ia telanya, sensasi rasa sakit itu kembali menyerang dirinya, kemudian sekuat tenagan Aldebaran mengepalkan kedua tanganya, wajahnya sudah sangat pucat"Tuhan, sampai kapan?," Rintihnya dalam hati Aldebaran menangis dengan nafas yang tidak beraturan, kondisinya begitu berantakan, untuk sekarang ia tidak ingin bertemu dengan siapapaun, dengan langkah pelan dengan sisa tenaga yang ia punya, ia berjalan menuju jalan besar untuk mencari taxi dengan tujuan yang tidak menentu, ia hanya ingin membuat pikiranya lebih tenang, apa yang baru saja riky katakana membuat dirinya pusing sekaligu sangat sakit.

Aldebaran berjalan tanpa menggunakan alas kaki, dengan baju rumah sakit yang masih melekat pada dirinya, sejenak ia menatap ke belakang melihat gedung rumah sakit yang lampunya tidak pernah padam, karena di tempat itu banyak orang yang menggantungkan hidupnya "Maaf Ndin,"Mengingat kedua orang tuanya membuat dadanya sesak dan sakit, tapi mengingat Andin membuat dirinya merasa bersalah karena telah meninggalkanya, kemudian Aldebaran menatap ke atas langit "Semoga jangan Hujan, karena ini sudah cukup menyakitkan Tuhan, Maaf jika aku selalu mengeluh dengan setiap hal yang Engkau ujikan," ucap Aldebaran dengan suara bergetar, sektiar beberapa detik taxi langsung berhenti tepat didepanya "Jalan Pak," ucap Aldebaran, dan supir pun menuruti perminataan Aldebaran, sejenak Aldebaran mengatur deru nafasnya, sembari membayangkan peluk hangat yang berakhir duka, dada Aldebaran terasa sesak, ingin sekali ia berteriak dan menangis sejadi jadinya.

Sepanjang jalan Aldebaran terdiam sembari memperhatikan kehiduapan malam yang seada adanya, karena hidup tanpa ada rasa malu adalah di mulai dijam duabelas malam, dimana manusia akan menjadi seada adanya dirinya, tatapan Aldebaran begitu dingin tapi begitu menyakitkan, mati matian ia menahan air matanya, ia benci ketika harus menangis didepan umum, ia sudah lelah dengan semua sandirwara yang terjadi, dunia sudah tidak ramah untuk ia singgahi, tapi sayangnya sampai hari ini Tuhan masih mengizinkan ia untuk disini.

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang