Bagian 18-Pulang

607 127 19
                                    


Play on Music Shawn Mendes-It'll Be okay

sebelum membaca mari tarik nafas dulu

Dalam hidup segala hal itu tidak bisa dijanjikan, segala hal yang direncanakan terkadang tidak terlakasan hari itu juga, tapi Tuhan selalu menjanjikan apa yang ditakdirkan kepada umatnya itu adalah yang terbaik baginya, Surya telah pergi karena harus menyiram tanaman yang ada didepan rumahnya, kini giliran Andin yang duduk disamping Aldebaran, sepertinya Aldebaran betah dengan taman dibelakang rumahnya.

Keduanya sama sama memandang langit yang berwarna jingga, belum lagi angit yang berhembus, suasana sore ini begitu indah mereka nikmati, langit mendukung pertemua mereka, telihat bunga bunga terombang ambing karena angina, Andin mendekatkan dirinya kea rah Aldebaran, merangkul tangan Aldebaran sembari bersender pada lengan Aldebaran.

"Terima kasih ya Ndin," Aldebaran menatap Andin "Terima kasih suda kenalin saya sama Papa kamu, dia sangat baik," Hari ini Aldebaran merasa sangat bahagia, ia seperti punya semangat lebih untuk menuju hari esok "Saya serasa bertemu sosok seorang papa,"

Andin tersenyum "Sama sama Al, Rumah aku selalu terbuka untuk kamu, papa aku akan selalu senang ketika kamu kesini,"

"Ndin," Aldebaran memainkan kuku kuku jarinya tapi Andin langsung menggenggam tangan Aldebaran.

"Kenapa Al?,"

"Saya pernah mendengar hubungan seseorang yang sudah dewasa itu biasanya tanpa ungkapan saya sayang kamu, mau nggak jadi pacar saya, tapi ketika dua orang sama sama merasa nyaman dan pas, sama sama memiliki komuniksi yang baik, maka tanpa kita sadari akan membawa kita pada sebuah kebahagiaan yaitu hidup bersama dalam satu atap," Aldebaran menjeda ucapanya "Papa kamu bilang, kalau papa merestui hubungan kita," Ucap Aldebaran langsung pada inti pembicaraan.

Andin tertegun, Andin selalu tau kalau sang papa akan mengusahakan yang terbaik untuk anaknya "Papa bilang gitu?" Tanya Andin penasaran

Aldebaran mengangguk "Ndin, saya nggak tau ujung dari cerita ini kaya gimana, tapi satu hal bahwa saya merasa nyaman sama kamu, kalau kamu juga merasa nyaman sama saya, kamu mau berjalan berdampingan sama sama, kamu menjalani hubungan ini lebih serius lagi? jika biasanya saya tidak pernah meminta apapaun sama Tuhan, maka kali ini saya ingin meminta untuk membuat kamu bahagia," Kini giliran Aldebaran yang menggengam tangan Andin.

Tiba tiba tetes air mata itu membasahi pipi Andin, perasaanya begitu campur aduk, ucapanya begitu sederhan tetapi berhasil membuat dirinya menangis, Andin tau butuh keberanian yang luar biasa untuk Aldebaran mengutarakan perasaanya "Al aku juga nggak tau ujungnya kaya gimana, tapi alih alih hanya memikirkanya lebih baik kita menjalaninya kan? semua akan terasa mudah ketika kita mampu melaluinya sama sama, aku nggak mau membiarkan kamu sendirian Al,"

Tatapan mata Aldebaran berkaca-kaca "Saya juga nggak mau membiarkan kamu sendiri Ndin," Aldebaran menatap Andin "Kamu akan menjadikan saya orang yang mengucapkan rasa syukur setiap hari, setidaknya ketika Dunia menghajar saya tanpa jeda saya masih punya kamu, orang yang bisa saya sebut rumah,"

Kemudian Aldebaran mendekap Andin kedalam pelukanya, mereka saling berpelukan pada senja yang akan meninggalkan peraduanya, hari ini harinya ditutup dengan akhir yang membahagiakan, Aldebaran mampu mengambil langkah untuk menjalani hubungan yang lebih serius lagi karena daripada memikirkan akhirnya maka lebih baik perjalanaya, karena segala hal yang hanya difikirkan hanya berjujung pada penyesalan, maka lakukan lah hal selama itu hal positif, hidup hanya sekali apapaun yang ingin kita rasakan, maka rasakanlah, termasuk mencintai.

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang