Bagian 20-Penyesalan

683 146 18
                                    


Karena disetiap rasa sakit masih terselip harapan-Rendy

Play On Misic Mike Mohede-Kucinta Dirinya

Malam semakin larut, Aldebaran sudah bisa dipindahkan ke ruang perawatan, dan saat ini ditemani oleh Rendy, kondisi Aldebaran masih terkulai begitu lemas, ia hanya bisa membuka matanya selebihnya seluruh badanya terasa sangat sakit, Selang oksigen juga masih tertempel diwajahnya tapi sayangnya walaupun sekujur tubuhnya sakit Dunia akan terus berputar, tidak peduli sehancur apapaun manusia tapi Dunia selalu merotasikan waktunya untuk terus bergerak, Malam ini lagi lagi Aldebaran lalui dengan begitu berat, disaat seperti ini harusnya ia sangat butuh kedua orang tuanya, tapi sayangnya semesta masih belum juga mengizinkan.

Dunia tidak akan mengampuni perihal kesedihan, walaupun kita sedang hancur sekalipun dunia akan terus berjalan, tidak peduli perihal apa yang terjadi pada kita dunia akan tetap berjalan semestinya, begitupun Aldebaran walaupun ia hancur Dunia tidak akan mengampuninya, bukan perihal penderitaan atau salah tapi perihal rasa sakit, karena selama kita masih hidupu dunia akan memaksa kita untuk terus berjalan.

walaupun sekujur tubuhnya terasa sangat sakit tapi Dika masih saja menusuk kulitnya dengan jarum, sontak membuat Aldebaran sedikit meringis kesakitan "Tahan ya, biar nggak terlalu sakit," Aldebaran hanya bisa mengedipkan matanya, dengan tatapan berkaca kaca, ia sungguh sangat lelah, kemudian ia menatap langit langit kamar rumah sakit, wajahnya begitu nelangsa, Rendy yang sedari tadi disamping Aldebaran seperti tidak punya keberanina untuk bersuara, dadanya begitu sesak, ia seperti tidak punya kalimat yang ingin disampaikan, matanya pun terasa berat ingin malam ini ia menangis sejadi jadinya, rasanya begitu sesak melihat Aldebaran lagi lagi harus hancur berkeping keping

"Nggak seharunya lo meladeni permintaan Angga Al, lo bisa lawan itu," Ucap Dika sembari menepuk pundak Aldebaran secara lirih "Udah istirahat dulu," ada banyak kalimat yang sebenarnya ingin Aldebaran utarakan tapi tenaganya tidak mampu untuk mengutarakan semua isi hatinya, alhasil ucapan itu hanya dibalas tatapan oleh Aldebaran.

Aldebaran menatap Rendy dengan lemah lunglai, Rendy yang tau sorot mata itu segera mendekat ke telinga Aldebaran membisikan sebuah kalimat "Sebentar lagi Andin kesini," ucap Rendy mati matian menahan air matanya.

****

Andin sedang dalam perjalanan bersama surya, awalnya Andin ingin pergi sendiri tapi karena sudah larut malam akhirnya Surya bersikeras mengantarkanya, dalam mobil perasaan Andin begitu gelisah, ia begitu tidak tenang, ketika Rendy menelfonya dan mengatakan kalau Aldebaran ada rumah sakit Andin sudah tau pasti ada apa apa dengan Aldebaran, pasti satu hal menimpa Aldebaran, tapi Andin tidak tau, tapi ia berharap kalau Aldebaran akan dalam keadaan baik baik saja.

Dalam harap harap cemas Andin terus menguntaikan harapan semoga Aldebaran baik baik saja, Andin tau baru tadi pagi Aldebaran merasa bahagia, baru hari ini Aldebaran bisa merasakan sesuatu yang sudah sangat lama tidak ia rasakan yaitu kasih sayang Papa.

Sedari tadi Andin ingin menangis tapi ia mencoba menahanya, perasaanya begitu takut, Surya mengendarai mobilnya dengan begitu fokus sesekali ia akan memperhatkan Andin, kali ini Surya menggenggenggam tangan Andin "Semua akan baik baik aja," ucap surya dan dibalas senyum tipis oleh Andin. "Papa liat Aldebaran anak yang kuat,"

"Harusnya tadi aku berseikeras untuk Rendy menjemput Aldebaran, pasti semuanya nggak bakal kaya gini pah," ucap Andin dengan suara bergetar, jalan raya masih basah dipenuhi dengan genangan air, Jakarta yang biasanya tampak ramai kini sudah begitu sepi, sunyi terasa sedangkan dalam keadaan sunyi itu Andin seperti orang gila yang tidak bisa berfikir jernih, pertemuanya dengan Aldebaran memang masih singkat tapi semua itu sangat berharga untuk Andin.

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang