Maaf kalau nggak nyambung, jangan pura bahagia.
Play On Music Bol4-Space
Sebenarnya untuk malam ini tidak ada kata yang dapat ditulis maupun diungkapkan, karena dari bab bab yang telah dilewati semuanya begitu menyakitkan setiap katanya menyiratkan sebuah kesedihan, tapi bukankah hidup harus tetap berjalan? lagi lagi sangat klise ketika mengatakan hidup harus tetap berjalan, tapi balik lagi bahwa faktanya memang begitu, Andin seperti kehilangan kalimat untuk mendefinisikannya, hingga pada akhirnya ia terduduk lemas di sebuah sofa ruang kerja Dika, ia masih menangis, Rendy terdunduk, Dika duduk disebelah Andin "Terima kasih sudah mau mencintai Aldebaran," ucap Dika dengan suara bergetar.
"Terima kasih telah memberi cinta yang luar biasa, terima kasih telah memberi apa yang tidak orang tua atau bahkan semesta berikan pada Aldebaran," Dika mengusap pundak Andin "Semua akan baik baik aja, semuanya akan berjalan seperti biasanya, mungkin bagian ini sakit, tapi bagian lain nggak akan sakit," Dika meyakinkan Andin.
Entah pada kalimat atapun hari apa semua ini akan selesai, tapi ketika semua ini selesai, Andin harap mereka tetap akan ada diposisinya, ingin sekali Andin berlari sekencang kencangnya untuk meminta pada Tuhan untuk memanusiakan Aldebaran, tapi sayangnya tidak ada yang bisa Andin laukan selainkan melantunkan doa, dengan harapan Tuhan mau mendengarkan doanya "Bahkan ketika Engkau meminta untuk membagi bahagia, aku rela Tuhan," ucap Andin dalam hati
"Dik," ucap Andin langsung memanggil namanya "Bagaimana caranya?," Tanya Andin dengan binar mata paling nelangsa "Bagaimana mengakhiri semua kekacauan ini?," Tanya Andin merasa putus asa "Mungkin Aldebaran kuat tapi jujur gue yang nggak kuat, bukan karena sudah nggak sanggup, tapi nggak tega dengan kondisi Aldebaran," Tanya Andin kembali meneteskan air matanya. "Gue nggak bisa membiarkan Aldebaran pergi begitu saja,"
"Gue sama Rendy sedang berusaha, Hari dimana Aldebaran kecelakaan adalah hari dimana juga riky putus dengan pacarnya, penyebab riky putus adalah Karen Elsa," ucap Dika
"Elsa?,"
Dika mengangguk "Elsa tau keburukan Riky,"
"Jadi?," Andin seolah sudah tau akan jawab itu
Dika mengangguk "Ada indikasi kalau Riky adalah dalang dari pristiwa ini," Ucap Dika merasa yakit "Gue udah nggak sabar melihat orang tua Aldebaran menyesal, gue udah nggak sabar untuk hari itu, ternyata selama ini orang yang mereka banggakan justru dalam dari semua pristiwa ini" ucap Dika menggebu gebu.
"Tapi kok riky bisa tau elsa sih?," Andin benar benar bingung dengan masalah yang sedang ia hadapi "Ada apa dengan semua ini," Pertanyaan itu masih berbentuk pertanyaan tanpa menemukan jawaban, untuk pertanyaan yang Andin lontarkan Rendy dan Dika belum menemukan jawabanya.
Dika menatap intes ke arah Andin "Jadi gue mohon, selama penyelidikan ini Aldebaran jangan tau dulu, biar kondisi dia pulih dulu, gue juga sedang berusaha mencar donor, semoga usaha ini dapat meringankan sedikit penderitaan Aldebaran,"
"tadi kan gue bilang untuk angga kasih tau orang tua Aldebaran, kalau dia benar benar kesana buat mencari jawaban terus ada riky gimana?," tanya Andin takut.
"Sejauh apapaun Riky mengelak, membuat pembelaan,atau menuduh Aldebaran kembali, asal kita punya bukit kalau riky pelakunya maka dia akan habis, gue menunggu Hari dimana Riky menangis, meminta ampun," ucap Rendy dengan tatapan membara.
"Gue harap sementara ini, Angga nggak datang kesini," ucap Dika dengan penuh harapan.
Tiba-tiba Andin kembali menangis, dadanya terasa begitu sesak "Kok nangis lagi?," tanya Dika lembut
"Terima kasih," tangis Andin tersedu sedu "Terima kasih sudah mengusahakan yang terbaik untuk Aldebaran,"
"Gue nggak nyangka ternyata didunia ada orang sebaik kalian, disaat Dunia begitu kejam pada Aldebaran masih ada kalian yang mau mendengarkan disaat semuanya tidak mau percaya kalian masih bisa percaya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅
FanfictionKarena ketika Saya tersenyum setelah itu Dunia saya akan Hancur