Bagian 34-Kamu dan Kenangan

535 102 18
                                    

Play Music Krisdayanti-Dalam Kenangan

Andin pikir malam kemarin itu sangat berat tapi pagi ini jauh kelewat berat, Andin seperti ingin meloncat ke hari dimana semuanya baik baik saja, dimana ia masih bisa melihat senyum Aldebaran dengan mudah, dimana ia masih bisa dengan mudah menatap wajah karismatik itu dengan begitu gamblang, Andin ingin hari ini menjadi hari paling ikhlas melepas, tapi nyatanya Andin tidak seikhilas itu, Andin ingin mengambil langkah mundur dan meninggalkan semuanya, karena hari ini kelewat sakit untuk dilalui, hari ini ia berdiri sendiri tanpa didampiri Aldebaran, Andin menjadi serapuh rapuhnya, kalau ada cara pergi Andin ingin ikut bersama Aldebaran, mendampingi laki laki itu untuk pulang.

Andin belum sempat mengenalkan hidup yang disebut dengan bahagia, Andin belum membawa laki laki itu pada titik bahagia, Andin belum mengajarkan laki laki itu bagaimana cara untuk tidak memendam perasaannya sendiri, Andin belum memberi tahunya kalau Andin begitu beruntung bertemu dengannya ada banyak belum sempat yang Andin katakan, barangkali Andin teramat percaya pada takdir kalau semuanya baik baik aja, Andin mengenal Aldebaran tanpa persiapan dan Aldebaran pergi pun Andin tidak memiliki persiapan, harusnya Andin tau kalau sedari awal Aldebaran sudah memperingatkan kalau sama Aldebaran banyak lukanya, Andin tidak menyesal ia malah bahagia mencintai Aldebaran, tapi pada bagian ini Andin kelewat sakit, dan nyatanya perasaan cinta itu bukanya meluap malah semakin bertambah, Andin mencintai Aldebara tanpa syarat.

Dan hari ini semua hal yang Andin kira tidak akan dapat secepat ini akhirnya datang, Aldebaran pergi, tanpa meninggalkan kata apapun selain kata Aldebaran mencintai Andin, dan kenyataan itu membuat Andin hancur, janji untuk pulang nyatanya memang Aldebaran tepati, bukan pulang padanya melainkan pada penciptanya, mungkin Aldebaran mencintai Andin tapi Aldebaran jauh lebih mencintai penciptanya, lagi lagi Andin hanya bisa terisak, hatinya terlampau sakit menerima kenyataan hari ini, hatinya memberontak, hatinya ingin sekali protes pada Tuhan kalau semua ini hanya mimpi belaka.

Pagi ini segela persiapan sudah di lakukan, menghitung menit peti jenazah itu akan diantarkan menuju tempat peristirahatan, dan kenyataan itu membuat dada Andin bergejolak, ingin sekuat tenaga ia berteriak untuk menahan, ingin sekali ia percaya kalau ini hanya mimpi, ingin sekali ia bangun dari mimpi panjang yang menghujam dirinya, tapi bekali kali semua yang terjadi bukan mimpi, matahari yang hari ini kelewat panas tidak ada artinya dengan hati Andin yang kelewat sakit, Aldebaran akan di makamkan di daerah karawang tepatnya pemakaman San Diego Hills.

Pintu kamar jenazah di buka, detik berikutnya peti jenazah itu keluar dan hari ini Andin hancur, tangisnya semakin kencang, orang yang biasanya ia lihat akan berdiri dengan tegak hari ini terbujur kaku tanpa bisa Andin lihat wajahnya kembali, semesta jahat karena tidak memberi jeda untuk Aldebaran merasa bahagia, disaat semua orang saling memeluk satu sama lain untuk mendapatkan kekuatan, berbeda dengan Andin, Andin berlari mendekap tubuh Aldebaran yang di lapisis dengan peti kayu, disaat semuanya masih punya jiwa untuk dipeluk, tidak dengan Andin bahkan peluk itu tidak dapat ia lampiaskan secara langsung, Andin kelewat hancur, Andin kelewat sakit, Andin menangis dan tangisnya menjadi tangis paling pilu, siapapun pasti tau suara itu adalah suara penuh sedih kehilangan, Andin terus menangis, barangkali janjinya untuk tidak menangis itu tidak ia tepati.

Andin memeluk peti itu dengan tangis berderai"Sayang," ucap Andin lirih selanjutnya ia seperti tidak punya keberanian untuk berbicara, hatinya terasa sakit, Andin ingin memeluk Aldebaran dengan raga berbentuk orang "Janji kamu mana Al? Mana?," tangis Andin semakin kencang, seorang seperti memberikan jeda untuk tidak menganggu Andin, membiarkan perempuan itu untuk terakhir kalinya bermonolog dengan sang kekasih. "Aku berusaha kuat tapi kenyataannya aku hancur Al, aku kaya orang yang lari tapi tiba tiba kesandung, terus akhirnya berhenti dengan rasa sakit yang begitu sakit," Tangisnya adalah sura paling pilu yang menghiasi ruangan.

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang