Bagian 8-Sahabat

695 135 25
                                    


Malam ini saya ingin menangis-Aldebaran

play on Agnes Mo-Tanpa kekasihku

Ditunggu Vote dan komentarnya untuk part ini

Dibawah rembulan begitu terang, Beban Aldebaran serasa menjadi lebih ringan dari biasanya, ia sepeti telah berjalan satu langkah lebih maju lagi, sekarang ia tidak sendiri, ada Andin yang akan berada disampinnya, ia tidak tau langkah yang ia ambil akan menambah atau mengurangi lukanya tapi hari ini ia hanya ingin meminta jatahnya untuk berharap, di bangku taman itu mata keduanya terlihat sembab, mala mini sepertinya semesta tidak ingin membiarkan Aldebaran sedih sendirian.

"Ndin," ucap Aldebaran dengan suara bergetar, kemudian menatap Andin "Kalau suatu saat kamu ingin pergi, pergi saja tanpa perlu merasa bersalah, sekali lagi saya bilang bahkan ketika kamu memutuskan pergi saat ini itu tidak masalah bagi saya, karena ketika sama saya didepan pasti akan jauh lebih sulit

"Kenapa ngomong gitu?," ucap Andin dengan tatapan berkaca kaca "Bahkan dalam kondisi sulit seklaipun ketika aku masih mampu, aku tidak akan pernah pergi untuk meninggalkan, aku akan pergi ketika sesuatu yang aku pertahankan membuatku sakit, tapi sepertinya sama kamu tidak akan banyak sakitnya Al,"

"Saya takut menyakiti kamu,"

"Kamu jangan ngomong gitu ya Al," Andin menggenggam tangan Aldebaran dengan begitu erat, setelah mendengar cerita Aldebaran, Andin lebih banyak terdiam dam melamun, dalam hatinya ia terus berfikir mencari cara untuk membuat Aldebaran bahagia, jika semesta tidak mau membuat Aldebaran bahagia maka izinkan Andin untuk membuatnya bahagia, jika semesta enggan untuk menjadi dunianya Aldebaran maka izinkan Andin untuk menjadi dunianya Aldebaran.

Sebelum menjecitakan semuanya Andin sudah terlebih tau kalau Aldebaran begitu kesepian, Andin bisa melihat dari sorat matanya yang begitu sendu, pertema kali melihat mata itu Andin seperti ingin dekat dengan Aldebaran, ia tidak mengira apa yang ia fikirkan benar selain ia yang kesepain ternyata ia juga penuh dengan luka.

Tidak peduli seberapa sakit yang akan Andin lewati tapi baginya, Andin seperti diberi sebuah kepercayaan untuk mendampingi Aldebaran, bahkan sampai detik ini Andin tidak menyangka kalau pemilik tubuh tegap itu menyimpan luka begitu dalam "Al, mungkin aku nggak punya apa apa, aku nggak bisa bantu kamu banyak, yang bisa aku lakukan adalah selalu ada disamping kamu, jadi aku harap ketika kamu butuh kamu bisa datang ke aku,"

Aldebaran tersenyum dengan wajah paling nelangsa, kemudian ia mengangguk.

"Al, walaupun dunia jahat sama kamu tapi kamu nggak boleh jahat sama diri kamu sendiri, semua yang ada di badan kamu harus kamu jaga dengan baik," Andin mengambil tangang Aldebaran "Bahkan kuku kamu saja berharga Al, dia tidak pantas untuk disakiti,"

"Saya nggak tau Ndin, tapi setiap rasa sakit itu datang ketika saya menggigit kuku saya saya akan merasa lega, bahkan dengan melihat kuku itu berdarah saya merasa berharga, Cuma hal itu yang bisa saya lakukan guna meredam sakitnya,"

"Sekarang disaat kamu merasa sakit kamu bisa pegang koin yang aku berikan waktu itu Al, Tangan kamu ini bagus jangan disakitin ya dia nggak salah apa apa, kamu udah sakit Al jangan di tambah lagi dengan sakit yang kaya gini,"

"Ponsel kamu mana Al?," tanya Andin, kemudian tanpa berfikir panjang Aldebaran memberikanya, Andin membuka kontak telfon dan mengetikan nomornya di ponsel Aldebaran, yang mebuat Andin terkejud dalam ponsel itu hanya ada dua nama yaitu rendy dan Dika.

"Kamu bagu ganti Ponsel ya Al? ko nggak ada nomornya, Cuma dua orang,"

"Memang Cuma segitu, saya nggak punya siapa siapa selain dua orang itu,"

Aldebaran Dan Lukanya (completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang