29. Perang dunia kedua

934 59 114
                                    

Happy reading ✨

•••

"Mervin lagi bertemu dengan dia sell..." Tutur Daniel dengan menatap mata Misell.

Misell mengerutkan keningnya berpikir. Siapa yang di maksud dengan ucapan Daniel?

"Maksud Lo?" Tanya Misell.

"Hmm dia ketemu cewe sell. Beberapa waktu lalu, gue suka nggak sengaja liat mereka jalan bareng. Awal nya gue kira, itu Lo. Tapi ternyata bukan." Ujar Daniel serius.

"Ahh mungkin Lo salah liat tos" ujar Misell mencoba tidak percaya.

"Masa gue salah liat? Beberapa hari loh ini, bukan cuma satu kali aja"

"Ya, tapikan Mervin selalu sama gue." Yakin Misell.

"Tapi nggak selalu setiap waktu, dia sama Lo kan." Ujar Daniel yang membuat Misell memikirkan ini semua.

'apa yang di maksud Daniel, apa mungkin cewe yang waktu itu gue nggak sengaja lihat di mall?' batin Misell bertanya.

"Sell, gue mau Lo jangan terlalu jauh sama dia" usul Daniel.

"Terlalu jauh gimana sih Niel" ujar Misell yang sedang kesal dan tanpa sengaja panggilan Totos untuk Daniel terganti.

Sedangkan Daniel terdiam saat panggilan sayang dari Misell berubah.

"Sell gue nggak suka Lo panggil gue dengan sebutan itu" ujar Daniel serius. Tetapi terkesan memaksa.

"Ya kan itu panggilan, gue yang bikin. Jadi serah gue dong" balas Misell.

"Tapi yang gue suka panggilan Totos yang selalu Lo lontarkan" kekeh Daniel.

"Hufh iya tos. Terus tujuan Lo mau ketemu gue apa lagi? Masa cuma ngebahas Mervin sih." Tanya Misell dengan bersidekap dada. Mood dia sudah terlanjur buruk.

"Emang Lo nggak mau tau, alesan kenapa Mervin bohong sama Lo? Pastikan dia nggak bilang sama Lo, kalo mau ketemu sama dia." Ujar Daniel dengan alis terangkat dan tersenyum tipis.

Pikiran Misell jadi kemana-mana, mood dia memburuk. Ini pertama kali nya Mervin berbohong padanya. Kenapa dia harus bohong sih? Se special itu kah orang itu.

Salah diri nya juga sih yang kurang mengetahui Mervin lebih jauh. Yang Misell tau, hanya latar belakang orang tua, diri Mervin, itu pun tidak semua yang dia tau. Bahkan masalah masa lalu Mervin pun, dia tak pernah bertanya.

"Iya. Tadi Mervin bilang, dia ada urusan kerjaan. Pasti Lo tau kan tos."

"Iya. Setau gue, Mervin itu pengusaha sukses. Nggak heran sih, pas dia pindah ke sekolah ini, gue di kasih tau sama pihak sekolah, kalo murid baru itu anak pemilik sekolah ini. Secara kan gue ketos, dan selalu tau pertama sebelum murid-murid." Ujar Daniel menjelaskan.

Misell mengangguk dan tersenyum tipis. Dia melirik Daniel yang sedang mengalihkan pandangan terhadap nya. Dia bisa lihat, Daniel itu sosok orang yang care sesama teman nya.

Sosok Daniel yang bisa bertanggung jawab dengan tugas seorang ketua OSIS. Bahkan Daniel tak pernah mengeluh akan tugasnya.

Misell jadi iri dengan dirinya sendiri yang selalu mengeluh ketika di beri tugas ringan. Dan dia selalu saja malas untuk belajar menjadi orang yang pintar. Dan di hadapan nya, dia bisa melihat sosok Daniel yang pintar dan bisa bertanggung jawab akan tugas nya.

Tak sengaja, Daniel menoleh dan melihat Misell yang sedang menatap nya dengan senyum manis nya. Daniel terbuai dengan senyuman itu.

Daniel akui, dia jatuh cinta dengan sosok Misella. Tetapi dirinya harus berjuang untuk mendapatkan sebuah berlian yang menjadi perebutan berbagai pihak.

Gadis Bar-bar Dengan Sejuta Pesonanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang