75. Perseteruan dua kulkas

580 16 3
                                    

"Udah lah Dar, Lo harus ikhlasin si Angel. Lagian dia penyebab semua masalah yang terjadi disana" ujar Ronald.

Ya mereka bertemu di salah satu cafe Eropa. Ronald Satya tentunya belum sempat ke Indonesia untuk melihat kondisi terbaru tunangan teman nya. Kebetulan mereka pun bertemu dengan Darren yang sudah lama ini mereka jarang bertemu.

"Lo berdua gatau rasanya di tinggalin orang yang kita sayang. Angel bagi gue, sosok orang yang memotivasi buat jangan benci nyokap bokap gue. Lo berdua tau, keadaan nyokap bokap gue lebih kek gaada keromantisan. Gue pengen benci sama mereka, tapi ada Angel yang selalu ngingetin gue buat nerima mereka." Ujar Darren menggebu-gebu.

Ronald dan Satya terdiam. Mereka sangat jarang mendengar Darren yang mengeluarkan keluh kesahnya. Mereka lebih sering melihat Darren yang cuek dan tak peduli.

Darren bisa saja menjadi terbuka. Tapi itu hanya kepada Mervin. Entah kenapa Darren lebih mempercayai Mervin dari semua orang. Sampai dimana dia tidak bisa lagi bergantung dengan Mervin. Dia yang memiliki ayah tempramental para ibu nya. Dan juga sifat ibunya yang keras kepala. Membuat Darren muak keadaan keluarganya. Angel lah yang datang dan membantu Darren dari hal memuakkan itu.

"Darr, gue tauu sekarang apa yang Lo rasain. Kitaa turut berdukacita yah. Gue yakin, Lo akan nemuin pengganti dia. Dan gue yakin, Angel juga ga akan lupain Lo disana. Mungkin emang, cara mati dia ga masuk di akal, tapi di balik itu gue yakin Angel masih punya rasa iba dan bersalah terhadap apa yang dia perbuat." Ujar Satya mode serius menepuk bahu Darren.

Darren masih di liputi bersalah. Dia ngerasa tidak berguna. Dia gagal untuk merubah Angel yang terobsesi dengan temannya sendiri.

"Gue gagal jaga dia Ron, Sat" lirih Darren.

Ronald dan Satya yang tidak tega pun memeluk Darren menenangkan.

***
Setelah mengetahui Misella sadar, Mervin
tidak pernah meninggalkan Misella sedikitpun. Ia malah terlihat lebih menempel pada Misell ini. Sampai-sampai Misella terkekeh geli.

Seperti sekarang Mervin  sedang memeluk Misella dan menduselkan wajahnya pada ceruk leher Misell. Tentu tadi sempat ada drama dulu. Tapi memang karena Mervin rindu, Misella membiarkan.

"Kamu ngapain sih? Leher aku gelii huwaa" Ujar Misella.

"Kangen." Jawab Mervin pelan.

"Kangen aja nih?" Tanya Misella tersenyum kecil

Mervin menatap mata indah Misella dengan dalam.

"Ya, kangen ratu bar-bar nya Mervin ini." Ujar Mervin dengan deep voice nya. Dan langsung memeluk tubuh Misella lagi.

Misella tertawa kecil "kenapa kamu jadi lucu gini sih. Mana cool nyaa, hahahaha" Ujar Misella yang tertawa.

Mervin menggeleng. "Tidak baby girl, aku tampan bukan lucu" Jawabnya mendengus.

Misella lagi dan lagi tertawa. Mervin  semakin mengeratkan pelukannya pada Misella. Dengan senang hati Misella membalasnya. Toh dia pun sama merindukan tunangannya ini.

"Ekhem."

Suara deheman itu mampu mengganggu kedua sejoli yang sedang melepas rindu itu.

Mata Misella berbinar. "Bang Leon." Panggil Misella

"Adik Abang" Ternyata yang berdehem tadi adalah Leon. Niatnya ingin memberi surprise untuk sang adik ia malah melihat kejadian yang membuatnya menggeram. Dia tidak datang sendiri, dia datang bersama Amanda yang tersenyum manis ke arah Misella.

"Mervin, lepas dulu ya. Aku kangen sama bang Leon. Sama mo peluk" Ujar Misella lembut.

"Tidak, aku masih ingin memeluk kamu. Aku aja yang dipeluk. Tidak usah dia." Ujar Mervin pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis Bar-bar Dengan Sejuta Pesonanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang