59. Hati Misella yang bimbang

499 43 2
                                    

Di tempat lain, lebih tepatnya di rumah sakit, Daniel sudah terbangun dari koma nya. Yang pertama kali ia lihat hanyalah bibi Suti yang membesarkan dan mengurus nya dari kecil. Dia tersenyum miris tidak melihat kedua orang tuanya.

"Haa-uss" lirih nya.

"Eh den nio haus? Sebentar bibi ambilkan" ujar bibi Suti itu. Dia menyodorkan segelas air putih pada Daniel. Membantu nya secara perlahan.

"Sudah bi" lapornya.

"Alhamdulillah Nio sudah bangun. Bibi khawatir jika Aden tidur terlalu lama"

"Bi, aku koma?" Tanya Daniel

"Iyaa den. Aden tidur lima hari. Dan Aden sudah dinyatakan lulus. Hari ini acara prom night sekolah Aden" tutur bibi nya itu.

"Lulus? Kenapa bisa?" Tanya Daniel. Karena dia pun baru mengerjakan ulang beberapa pelajaran.

"Tidak tau Aden, mungkin pihak sekolah yang meringankan Aden. Ah iya den, beberapa hari selama Aden koma, suka ada yang menjenguk. Meskipun tuan dan nyonya hanya satu atau dua kali kesini, seseorang itu datang setiap hari. Bibi sebenernya tidak tau, tapi bibi pernah melihatnya malam-malam, saat bibi balik buat ambil baju" tutur sang bibi.

"Seseorang? Siapa?" Tanya Daniel menyerngit heran

"Tidak tau Aden. Mending Aden istirahat total. Bibi permisi untuk kabari tuan dan nyonya " bibi pun pergi meninggalkan Daniel yang merenung.

Daniel merenung, orang tuanya masih saja pokus urusan kerjaan nya. Ketika dalam kondisi nya seperti ini, dia hanya menghelan nafas tidak ada kasih sayang orang tuanya itu.

Waktu dia mengingat, siapa yang di maksud bibinya, dia tiba-tiba kepikiran satu nama.

"Jangan bilang dia!" geram nya.

****

Mommy Ellena, Daddy Alex, dan juga kedua orang tua Mervin, kini sedang mengobrolkan anak-anaknya. Di sekitar pun Misella dan Mervin ikut bergabung. Tentunya ada David juga yang ikut mengobrol.

Om Arya dan juga Adara, bunda Mervin, sudah mengetahui bahwa Misella dan Mervin memiliki hubungan.

Tentunya karena koneksi Arya dan Alex yang sudah bersahabat lama itu mendukung anak-anaknya.

"Akhirnya anak-anak kita sudah lulus. Bagaimana nih rencana kedepannya?" Tanya Bunda Adara ibu nya Mervin.

"Kalo aku sih gimana David nya aja. Pokoknya sebagai orang tua, mendukung saja apapun itu" ujar Ellena.

"David kuliah disini aja mom." Ujar David tiba-tiba.

"Kenapa tidak ingin ke luar negeri bang?" Tanya Alex

"Tidak Daddy, David masih mau jagain nih Ade tengil" ujar David sembari merangkul Misella kasar.

"Awhh awhh ihh lepass huwaa abang laknatt!!" Mulut Misella yang tidak bisa dikontrol itu meringis.

"Mulut nya sayang" tegur mommy Ellena.

"Hahaha ini sih pasti momen yang nanti gue bakal kangenin kalo gue kuliah di luar negeri" seru David.

"Ihh mending Lo kuliah jauh sana. Biar hidup gue tenang" gerutu Misella merapihkan pakaian dan rambutnya.

Mereka semua terkekeh melihat interaksi kedua Kaka Ade itu.

"Lalu kau Mervin? Apakah akan melanjutkan studi?" Tanya Arya menatap datar ke anaknya.

"Hm" jawab Mervin singkat.

"Ck ini yang aku gasuka. Anak mu sungguh datar padaku" ujar Arya pada bunda Adara.

"Itu juga anak mu mas." Sahut Adara.

Gadis Bar-bar Dengan Sejuta Pesonanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang