53. Ibu bul yang ternistakan

541 34 5
                                    

Happy reading 💐

-

"Gimana Vin? Misella udah mau turun?" Tanya David

"Lagi siap-siap" jawab Mervin.

Mereka semua sedang asik dengan obrolan nya. Tadi bi Inah sudah membawakan beberapa cemilan untuk mereka. Jika kalian bertanya bi Inah ini adalah kepala maid di Masion Maxius. Hanya saja yang selalu terlibat masalah internal sering sekali melibatkan bi Inah. Sebenarnya lumayan banyak maid disini. Tapi beberapa Daddy Alex membatasi kerjanya.

"Bagi guee dong sat!" Ujar Ronald yang melihat Satya memakan kuaci sendiri.

"Tuh lo makan keripik aja" usul Satya.

"Ya gue lagi pengen kuaci. Sinii bagii" berebut.

"Ck kalian kek tikus sama kucing. Makanan yang lain masih ada kan. Tuh kue masih nganggur" ujar David menengahi.

"Udah deh gaada yang mau, kue nya buat gue aja" ujar Revan.

"Enak aja Lo. Gue juga mau" ujar Bimo.

Semua yang melihat itu memutar bola matanya malas.

Nathan memperhatikan gerak-gerik Darren yang sepertinya sedang gelisah.

"Dar lo kenapa?" Tanya Nathan. Atensi mereka semua pun melihat Darren aneh.

"Gue gapapa" jawab Darren.

"Dari tadi lo gelisah. Bilang aja sama kita" Ujar Nathan lagi.

"Gue bilang gue gapapa!" Ujar Darren dengan suara meningginya.

Mervin yang mendengar itu menyerngit aneh. Dan menatap mata Darren dengan tatapan sulit diartikan.

"Dar belakangan ini lo aneh banget. Dia nanya biasa aja loh, kenapa nge gas sih" Ujar Ronald yang di sampingnya.

"Gausah ikut campur. Diam lo" sentak Darren. Satya yang melihat itu semakin aneh dan muak.

"Cukup Darren. Lo belakangan ini emang benar-benar gue ga habis pikir. Ingat ya, Darren yang gue kenal ga kaya gini" timpal Satya.

Darren hanya acuh tidak peduli.

"Dar, ikut gue sebentar ke depan. Gue mau ngomong" ujar Mervin dan berjalan ke teras. Darren pun mengikuti langkah Mervin ke luar. Tepatnya di teras terdapat lampu-lampu yang indah.

"Ada yang bisa gue tau? Lo kenapa?" Tanya Mervin menatap lurus ke arah lampu itu. Darren yang merasa Mervin ingin mengetahui pun langsung menghelan nafasnya berat.

"Angel." Satu nama itu membuat Mervin mengerti.

"Ada apa lagi dengan dia?"

"Setelah lo mengizinkan nya untuk lulusan disini, dia masih mengharapkan lo." Ujar Darren.

Ya Mervin yang sudah muak dengan tingkah laku Angel, yang asalnya dia akan memulangkan nya kembali ke Eropa, itu tidak terjadi. Karena keinginan sahabat nya Darren untuk memberikan waktu kepada Angel agar lulusan di Indonesia.

Tentunya karena Mervin mengerti perasaan Darren, akhirnya mengiyakan. Dengan syarat Angel tidak boleh menemui nya beberapa waktu.

Itu sebabnya beberapa waktu dia tidak bertemu dengan Angel. Tentunya Angel sering bertemu dengan Darren. Darren masih sabar dengan sifat Angel. Hanya saja Angel masih mengharapkan sosok Mervin.

"Bagaimana dengan ucapan lo waktu itu untuk memberikan nya kesempatan hm?" Tanya datar Mervin.

"Gue tau Vin. Gue masih usaha. Tapi apa boleh sekarang gue minta tolong sesuatu?" Tanya Darren ragu-ragu.

Gadis Bar-bar Dengan Sejuta Pesonanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang