51. Dendam berujung obsesi

643 46 6
                                    

Mervin mengajak Misella ke cafe terdekat. Untuk sekedar mengisi perutnya yang kosong. Dia mengetahui pasti Misella belum makan.

"Kenapa kita kesini? Acaranya belum selesai loh" ujar Misella

"Aku tahu tadi acara intinya sudah lewat. Sekarang kamu harus makan" ujar Mervin menarik Misella ke bangku VVIP

"Woahh nyaman banget disini. Cuma berdua lagii" ujar Misella senyum malu-malu.

"Biar tidak ada yang menggangu"

Pelayanan masuk untuk melihatkan buku pesanan yang berbagai menu pada mereka.

"Eum aku mau ini, ini, dan ini. Boleh kah?" Tanya Misella menunjukkan tiga jenis makanan yang berbeda. Mervin terkekeh dan mengangguk.

"Saya steak beef dan jus alpukat"

"Yeayy yeayy makan banyak nih asikk" kesenangan Misell di tatap dalam oleh Mervin.

"Misella?" Panggil Mervin

Misel menoleh " kenapa?" Tanyanya

Mervin tersenyum kecil "cantik" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya terhadap Misella.

"Fikss bawa aku ke dokter! Jantung aku kenapa-kenapa. Pipi aku juga seperti nya panas huwaaa waferrr" serunya. Lagi dan lagi Mervin terkekeh. Sepertinya dekat dengan gadisnya ini membuat dia banyak sekali terkekeh gemas.

"Baper baby" koreksi nya.

Misella tersadar "iyaa itu maksud akuu" ujar nya cecengesan.

Pelayanan pun datang untuk mengantarkan makanan mereka. Misella sudah ngiler duluan.

"Asikk makan enakk" serunya. Padahal dia sudah sering di kasih makan yang enak-enak oleh keluarga nya.

Mervin lagi dan lagi tersenyum kecil. Bahkan pelayan itu pun mengigit bibir dalam nya melihat Mervin tersenyum semakin tampan.

"Ishh kenapa mba masih disini? Dan kamu kenapa senyum-senyum. Huh mba suka yaa sama pacar saya?!" Kesal Misella yang memperhatikan pelayan tadi. Langsung mendelik kesal ke arah Mervin yang sudah berubah menjadi datar kembali.

"Selamat menikmati" ujar pelayan itu karena takut membuat masalah.

"Sudah mending makan. Aku tadi tersenyum padamu" ujar nya melerai kekesalan Misella.

"Ck yaudah. Nasib punya doi ganteng" gumam nya.

Mereka memakan makanan nya dengan tenang. Dengan celotehan Misella yang membuat Mervin semakin terhibur.

****

Misella sudah berada di kamar nya sejak tadi Mervin yang mengantarnya untuk pulang. Tadi setelah makan, Misella di antar langsung ke Masion nya. Karena mommy Ellena dan Daddy Alex memberitahukan bahkan acaranya sudah selesai.

Besok hari pertamanya dia harus mengikuti les. Dia bahkan belum mengetahui siapa yang akan menjadi guru lesnya. Ah Misella rasanya ingin cepat-cepat sekolah. Tidak mau berlama-lama di Masion dengan kegabutan nya yang haqiqi.

Malam yang indah Misella memutuskan ke arah balkon kamarnya. Dia melihat mbul kucing putih nya tengah tiduran di kursi kecil itu. Dia mendekati dan dengan usilnya menarik-narik telinga kucing itu.

"Mbul bangun dong. Gue gabut, kita maen yu" sedangkan si mbul kucing putih itu tetap tak bergeming. Dia tetap memejamkan matanya.

Misella mendengus, dia melirik ke arah si tem tem kucing hitam nya sedang berjalan ke arah si mbul. Tetapi seakan ada peringatan bahaya melihat majikan nya menatap tajam, dia dengan tanpa dosanya membalikkan badannya dengan meliuk-liuk kan ekornya dan pergi begitu saja.

Gadis Bar-bar Dengan Sejuta Pesonanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang