68. Misi penyelamatan berujung celaka

463 35 6
                                    

"lokasi sudah ditemukan. Untung saja anting yang Misella pakai tidak dibuang oleh mereka. Sial, cincin pertunangan ku dia buang percuma" ujar Mervin pada Alex di telpon nya.

Asal kalian tahu, memang yang Mervin simpan alat pelacak hanyalah cincin pertunangan mereka. Tetapi, karena akan menjebak atau menjalankan rencananya, Leon sudah menyuruh Amanda untuk menyelipkan anting Misella dengan sebuah alat pelacak. Semua ini sudah di siapkan matang-matang.

Waktu itu, memang Amanda bisa mengalihkan perhatian Misella dengan membenarkan rambut Misella yang tersangkut kancing baju nya. Amanda yang memiliki kesempatan itu, menempelkan alat kecil itu dengan mudah. Karena rancangan yang di buat khusus untuk keluarga Maxius.

"Kau dimana?" Tanyanya to the point

"Menuju bangunan itu bersama ayah Arya" jawab Mervin datar.

Alex mengangguk ternyata Mervin lebih cepat bergerak.

"Baiklah. Saya dan yang lainya akan segera kesana. Selalu pantau sekitar. Bisa jadi, bedebah itu membuat jebakan balik untuk kita" peringat Daddy Alex.

"Justru mereka terlalu bodoh dan gegabah. Mereka merencanakan hal besar seperti ini tanpa persiapan yang matang" jawab Mervin menyeringai.

"Bukankah itu lebih baik? Kita dengan mudah masuk kedalam sana."

Mervin hanya berdehem. "Saya tutup, kau dan Arya jangan gegabah tunggu saya dan yang lain datang. Ini demi keselamatan Misella" Ujar Alex tegas.

"Ya."

Alex segera memutuskan panggilannya. "Bagaimana?" Tanya Leon

Alex menyeringai. "Kali ini akan mudah memusnahkan mereka." Jawab Alex

Jajaran mobil bawahan Mervin dan Ayah Arya sudah tiba di bangunan tua tersebut.

"Terlalu mudah melacak keberadaan para manusia bodoh itu." Gumam Arya.

"Mervin tersenyum miring, ia mengeluarkan pistol kesayangannya. Yang sering ia gunakan untuk mengeksekusi. Dia di kenal dengan keberingasan nya waktu di Eropa dulu"

Mervin menoleh pada ayahnya itu.

"Siap ayah?" Tanya Mervin tersenyum sinis.

"Tunggu Alex boy, dan yang lainnya. Kita tidak boleh gegabah" Jawab Arya datar.

Mervin berdecak. "Aku tidak ingin gadis ku semakin berlama-lama dengan mereka ayah." Desisnya.

Beberapa menit kemudian beberapa mobil tiba, bisa dipastikan itu mobil para pria lainnya dan para bawahannya.

Mervin dan Arya segera keluar dari mobil, begitu juga dengan mereka.

"Dad." Seru David

David baru saja tiba bersama Rio, Ronald dan Satya.

"Mervin, Arya, aku, dan beberapa bawahan ku masuk ke dalam untuk menyelamatkan Misella. Leon, Rio, dan David kalian alihkan para bodyguard yang berjaga." Ujar Alex menyusun rencana.

"Dan kau Ronald, Satya, kalian pantau sekitar, jika suasana tidak kondusif kalian boleh bertindak." Jelas Alex.

Mereka mengangguk paham. Leon, Rio, dan David mulai menjalankan misinya. Mereka mulai mengecoh para bodyguard yang berjaga di depan.

"Siapa kalian?" Bodyguard tersebut menodongkan senjata tajam pada mereka yang berjaga.

"Ngapa? Kepo banget kalian!." Seru David. Ia sudah emosi mengetahui adiknya menjadi bahan sandera.

"Serang." Seru para bodyguard tersebut.

Dengan antusias para Abang Misella membabi buta para bodyguard gembul tersebut.

Gadis Bar-bar Dengan Sejuta Pesonanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang