66. Hati yang Mati

405 25 10
                                    

Setelah mematikan telpon, dia memandang jalan-jalan di atas balkon ini. Meresapi angin yang menerpa di wajah cantiknya. Memori-memori kepahitan Misell yang dulu tiba-tiba muncul di pikiran nya. Dia menggenggam erat ponsel itu.

Tentu dia menyadari bahwa dulu hanyalah cinta monyet. Tapi apakah boleh dia mengenang saja? Dia yang dulu selalu ada buat Misella yang bawel ini, dia yang selalu membantu dirinya untuk beradaptasi, dia yang melindungi dirinya semasa pembullyan di Eropa karena tidak bisa berbahasa Inggris. Dan masih banyak lagi yang dia lalui.

"Misell? Ayoo, disuruh mommy Lo buat makan" ujar Luna di ambang pintu.

Misella pun tersadar dari lamunan nya. Menoleh dan membiasakan wajah nya agar tidak terlihat banyak pikiran.

"Ah iyaa ayoo"

Misella dengan Luna pun turun kebawah untuk makan siang.

***

Sudah menunjukkan pukul 07.00 malam. Misella sudah siap dengan crop top di baluti jaket nya. Dengan rok hitam selutut yang ia pakai. Seperti yang Veno ucapan, Misell akan menemui nya di sekitaran bandara. Misella hanya mengiyakan, tidak ada waktu untuk mencari tempat yang pas buat mereka bertemu.

Karena Misella yakin Veno belum landing dari pesawat nya. Dia masih bersantai di bawah dengan Abang nya David.

"Sell, Lo mau kemana sih? Malam-malam gini, anak kecil gaboleh ke luar" ujar David yang melihat adiknya sudah tampil cantik.

"Kepo Lo bang. Lagian yaa, gue kan udah otw anak kuliahan jadi udah gede" bangga nya.

"Di bilangin yaa Lo. Momm, nih anak mau main-main nih" ujar David pada mommy Ellena

"Sell kamu mau kemana malam-malam gini."

"Emm aku ada urusan sedikit mom. Janji aku pulang cepat. Izinnin yaaa"

Mommy Ellena pun menatap ragu dengan putrinya ini.

"Tunggu Daddy pulang yaa, paling sebentar lagi. Biar kamu izin langsung sama Daddy " ujar mommy Ellena yang memang tidak boleh sembarang mengizinkan anak gadisnya keluar malam.

"Please mommy, Misella udah gede. Suerr dehh gaakan kenapa-kenapa. Lagian nunggu Daddy lama. Bolehh yaaa" mohon Misella.

"Tapi ingat pesan mommy, kalau terjadi apa-apa, hubungin kita" ujar mommy Ellena memperingati.

"Siapp mommy ku sayangg"

"Hufhh iyaa mommy izinkan. Tapi jangan terlalu malam pulang nyaa" khawatir Ellena.

"Yeayy!! Iyaa momm, yaudah kalo gitu. Akuu berangkat " seru Misell yang langsung menyalami mommy nya. Setelah itu, dia beranjak menuju mobilnya.

"Kabarin gue de, kalo Lo kenapa-kenapa" teriak David.

"Yoi" jawab Misella dengan acungan jempol.

Ellena yang melihat Misell pergi pun merasa khawatir.

"Tenang mom, tuh anak pasti bisa jaga diri" ujar David menenangkan.

Mommy Ellena hanya bisa mengangguk ragu.

****

Misella sudah berada di sekitaran bandara. Dia mengabari Veno bahwa dirinya di salah satu bangku duduk di bandara itu. Tempat yang Misella pilih cukup sepi.

Sudah 15 menit dia menunggu. Dia tidak melihat Veno kunjung datang.

"Sial, dia yang mau ketemu, gue yang harus nunggu" gumam Misella.

Drtt drtt

Tiba-tiba telpon itu berdering. Dan menunjukkan nomor Mervin. Membuat Misella panik bukan main. Dia harus bilang apaa. Dia merasa selingkuh saja jika begini.

Gadis Bar-bar Dengan Sejuta Pesonanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang