48. Nyaman diperlukannya

605 41 1
                                    

Pintu ber cat putih itu membuat Misella melangkah kan kaki nya ke dalam sana. Dia buka perlahan, hal yang pertama ia rasakan adalah sejuk, bau mint khas Mervin yang membuat Misella nyaman.

Dia melihat terdapat sofa, tv, kasur, bahkan kulkas yang kata Mervin miliknya. Sejak kapan Mervin menyiapkan nya.

Dia berjalan ke arah kulkas itu. Benar-benar dia sangat lapar.

"Woahh gila komplit banget. Ada ice cream, coklat, snack, susu, dan banyak lagi. Ini mah bikin gue betahh" seru nyaa. Dan langsung membawa beberapa untuk dia makan.

Misella membawa snack, susu, roti, dan lainya. Dia pun beranjak ke arah sofa yang menunjukkan tv di depannya.

Dia duduk dengan tenang dan mulai membuka makanan nya.

Tok tok tok

"Permisi" ketukan pintu itu terdengar. Misella yang baru akan menyuap makanan ke mulut nya pun terhenti.

Dia beranjak untuk melihat siapa itu. Tidak mungkin kan kalo itu Mervin. Meeting tidak mungkin secepat itu. Karena baru beberapa menit.

Dia membuka pintunya. Terlihat perempuan yang masih muda dan memakai pakaian formal itu tersenyum manis.

"Iya kenapa ya? Mau ke Mervin?" Tanya Misella

"Tidak nona. Saya sekretaris tuan Mervin. Disini saya hanya mengantarkan pizza untuk nona. Tadi tuan Mervin menyuruh saya untuk memesan kan nya untuk anda." Tutur wanita itu ramah.

"Ah iyaa, saya tidak tahu kalo tuan Mervin memesan kan nya untuk saya. Terimakasih ya eum--"

"Saya Bella sekretaris sekaligus orang kepercayaan tuan Mervin." Jawab Bella memperkenalkan diri.

"Oh-hh oke kirain sekertaris nya cowo. Tapi gapapa deng kalo gitu. Eum ada lagi?" Tanya nya lagi.

"Tidak nona. Baik jika nona membutuhkan saya, bisa langsung telpon pencet nomor 5 ya nona"

"Iyaa mba Bella. Btw, Mervin selesai meeting kapan?" Tanya Misella yang memang tidak bisa formal.

"Panggil saya Bella saja nona. Tuan Mervin Se jam lagi akan selesai" tuturnya

"Woah lumayan lama ya. Baik kalo gitu, kamu Bella boleh pergi hm"

"Mari nona" Bella pun pergi ke tempatnya.

"Cantik sih, tapi lebih baik sekretaris nya cowo ga sih" pikirnya.

Misella yang senang pun langsung pergi ke ruangan itu lagi. Duduk dan mulai memakan pizza itu. Mulut nya merasakan rasa itu sangat enak. Apalagi pas dengan perut nya yang amat sangat lapar.

"Ummm enakkk. Perhatian banget sih Mervin. Tau aja kalo gue lagi laper"

"Uhh lain kali gue harus kesini lagi. Stok makanan masih banyak" lihat nya ke arah kulkas.

Misella pun dengan tenang memakan dan menonton tv. Beberapa makanan dia habiskan. Sesekali dia mengemil juga sesudah memakai pizza beberapa potong.

Tak terasa kantuk pun mulai menyerang. Dia tertidur dengan perut yang sudah terisi. Jangan lupakan saus yang masih ada di pipi nya. Dan tangan yang kotor sesudah memakan pizza itu.

Beberapa menit kemudian Mervin memasuki ruangannya.

"Sial gara-gara argumen yang tidak penting, membuat waktu dengan gadis ku terbuang" kesalnya karena tadi argumen rekan kerjanya membuat dia harus memilih keputusan. Banyak yang membuat pro dan kontra untuk bisnis yang sedang ia kerjakan. Akhirnya semua itu berakhir di keputusan nya yang mereka terima.

Dia pun mengedarkan pandangannya, sedikit melonggarkan dasinya yang terasa mencekik.

Terlihat pintu ber cat putih itu sedikit terbuka. Dia sedikit menggeram karena pintu ini tidak ditutup. Bagaimana jika ada yang melihat aktivitas gadisnya.

Gadis Bar-bar Dengan Sejuta Pesonanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang