- Dia, yang selalu memelukku di dalam mimpi. Kim Junmyeon. -
.
."Mau kemana, Junmyeon? "
Choi Youngra. Ibu Junmyeon itu memanggil anaknya yang diam-diam berniat untuk keluar dari ruang rawat. Pertanyaan yang kini tepat menghentikan langkah Junmyeon di ambang pintu.
"Aku harus kembali ke pesta, eomma. Daehyun pasti menungguku di sana. " ujarnya cepat. Bersama hatinya yang dipenuhi dengan kekacauan sekarang. Padahal, seharusnya dia tidak perlu merasa gelisah seperti ini. Pun dengan rasa kesalnya yang kembali muncul saat maniknya menangkap figur Joohyun di atas brangkar sana. Masih terlelap dan belum sadarkan diri sekalipun.
Kenapa?
Kenapa dia harus terus-menerus bertemu dengan wanita itu? Junmyeon muak. Sangat.
"Tidak. Kamu. Duduk di sofa kembali. Kalau kamu kembali ke pesta, siapa yang akan menemani eomma untuk mengantar gadis ini pulang? " Youngra berujar tegas. Menunjuk sofa di belakang kursinya untuk meminta Junmyeon segera duduk di sana. "Tidak ada yang bisa membantu eomma selain dirimu, Junmyeon. Appamu pasti masih sibuk dengan kliennya di sana. Siwon? Dia sedang di luar negeri. Lalu Jaehyun? Dia sedang berkemah kalau kau lupa. "
"Tap- "
"Junmyeon, duduk! "
Itu perintah mutlak. Perintah yang tidak bisa Junmyeon bantah lagi karena Youngra sudah memelototinya sekarang.
Dengan dengusan kesalnya, Junmyeon kembali terduduk di sofa coklat panjang tersebut. Terduduk dengan pikiran yang mengacau. Junmyeon beralih memijat keningnya ketika dirasa kepeningan mulai mengusik. Dia tidak mengerti. Sungguh. Junmyeon tidak bisa berpikir jernih sekarang. Meski dia merasa yakin bahwa suatu hal yang baru dia ketahui beberapa menit lalu sama sekali tidak memiliki hubungan dengannya, tapi tetap saja, di hati terdalamnya kekacauan itu begitu terasa. Begitu mengusiknya.
Keadaan hening di sana. Hanya ada suara denting jam dan juga suara ibunya yang nampak sedang menerima telepon dari seseorang. Dan di tengah itu, Junmyeon lebih memilih untuk menatap Joohyun yang masih belum sadarkan diri sedari tadi. Wanita itu, wanita yang sempat dia marahi beberapa jam lalu itu, masih terlelap dengan pulasnya. Dengan damainya. Sampai pandangan Junmyeon jatuh pada perban di lengan kanan Joohyun, dia kembali tersadar. Mengerjapkan matanya cepat, kemudian mengusap wajahnya pelan. Berusaha menghilangkan pikiran-pikiran tidak berdasar dan tidak masuk akalnya. Berusaha untuk tetap tenang. Supaya ibunya, tidak mencurigai apapun.
Junmyeon menghela nafas pelan. Beralih untuk mengambil ponsel dalam saku celananya. Kemudian tenggelam pada pesan-pesan yang sedang dia ketik dan kirim untuk Daehyun.
"Junmyeon, to- "
"Eungh.. "
Youngra kembali menoleh, mendapati Joohyun yang kini membuka matanya secara perlahan. Kemudian, senyum kecil terulas. "Oh, dia sadar. " Lantas segera menekan tombol untuk memanggil dokter.
Sementara Joohyun yang masih menetralkan pandangannya akibat sinar lampu yang mencolok itu terdiam sejenak. Meresapi kebingungan yang kini menyelimuti hatinya begitu mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan. Rumah sakit. Dia yakin dirinya sekarang sedang berada di rumah sakit mengingat terakhir kali sebuah lampu menjatuhi tubuhnya dan rasa sakit yang teramat sangat pada bagian lengan kanannya itu. Pun dengan seorang wanita paruh baya yang sekarang sedang mengusap lembut rambut hitamnya. Dia semakin bingung. Wajahnya terlihat asing bagi Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlebnisse
FanfictionWARNING! 🔞 Cerita ini hanya fiksi dan mengandung beberapa adegan yang tidak pantas untuk ditiru. Bijaklah dalam membaca. --- Bae Joohyun, dan Kim Junmyeon, adalah dua manusia yang memiliki perbedaan jauh dari segala aspek kehidupan mereka. Bae Jo...