🎶🎶
- Ketika wanita itu menggambar bintang di sekitar bekas lukanya, lalu sekarang dia berdarah dalam titik terendah dan kenangan yang tertinggal. Dimana titik terendah tersebut bernama; kehilangan. -
•
•
•Tuk.
Langkahnya berhenti perlahan. Taman hijau yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman dan bunga warna-warni di sana nampak begitu asri.
Junmyeon terdiam dalam keheningan yang mengelilingi sembari memandang jauh ke arah ujung taman luas kampus. Burung-burung yang berterbangan terlihat bebas, bersamaan dengan udara segar yang terendus di hidung bangirnya. Semua tampak indah. Tampak menyita perhatiannya. Taman di kampus milik ayahnya ini adalah salah satu tempat favoritnya untuk menghabiskan penat yang terasa. Tapi, di antara itu semua, ada satu objek yang secara tiba-tiba tertangkap netra tajamnya sekarang.
Ada satu hal yang menarik perhatiannya melebihi keindahan taman kampus tempatnya berpijak saat ini.
Seorang gadis yang sedang berjongkok membelakanginya tidak jauh dari kursi taman. Di sana. Tampak lebih menguras atensinya yang hanya berdiri diam tanpa melakukan apapun. Gadis yang menggunakan cardigan ungu sederhana dan dress putih polos di dalamnya, dengan rambut hitam panjang yang dijepit setengah. Tangan kecil yang mengangsurkan dua buah wrtel berukuran kecil pada dua kelinci liar di sana hingga mereka memakannya dengan lahap. Semua tertangkap oleh netra liarnya yang terus tertancap pada objek dalam bidikan pria itu.
Junmyeon memicing. Tubuhnya dipusatkan untuk menghadap ke arah gadis itu. Memusatkan perhatian lebih dalam padanya dengan pasti. Walau dia tidak bisa melihat wajah gadis dalam obieknya secara jelas sekarang, tapi Junmyeon tau bahwa di sana, gadis itu sedang tersenyum.
Senyum yang terlihat begitu damai.
Membentuk siluet yang indah.
Senyuman yang akan terlihat cantik jika dilihat dengan jelas
Entah bagaimana, pemikiran seperti itu meluncur secara tiba-tiba di dalam kepalanya tanpa tau diri.
Tapi kemudian Junmyeon menggeleng. Benaknya seakan menertawai diri sendiri yang bertingkah konyol seperti ini bersama rutukan dalam hati yang bergema tanpa ampun. Kedua tangan di saku celananya tanpa sadar mengepal. Gumaman yang tak terbantahkan, sekaligus netra yang berusaha memutus kontak dengan objek di sana, seakan menjadi hal paten untuk dia lakukan.
Ini hanya sesaat.
Ya. Hanya sesaat. Lalu setelahnya dia pasti akan merasa masa bodoh terhadap segala hal yang terjadi hari ini.
Junmyeon cukup memahami naluri laki-lakinya yang tidak terkontrol sekarang. Jadi, dia hanya tertawa konyol dalam hati begitu mengetahui kelemahan hatinya hanya karena melihat seorang gadis yang bahkan dia tidak mengenal siapa itu. Seorang gadis yang asing. Yang baru kali ini dia lihat. Mungkin mahasiswi angkatan baru atau apapun itu. Junmyeon merasa tidak ingin perduli dengan identitas gadis dalam bidikannya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlebnisse
FanficWARNING! 🔞 Cerita ini hanya fiksi dan mengandung beberapa adegan yang tidak pantas untuk ditiru. Bijaklah dalam membaca. --- Bae Joohyun, dan Kim Junmyeon, adalah dua manusia yang memiliki perbedaan jauh dari segala aspek kehidupan mereka. Bae Jo...