About You - 27

776 91 89
                                        

🎶🎶

"Dia nyata, dia ada. Tapi aku harus tidur dulu dan bermimpi untuk bisa memiliki hatinya. "

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sampanye di tangannya bergetar dalam beberapa saat, sebagai ekspresi dari genggaman erat dan pelampiasan yang berusaha Junmyeon keluarkan. Matanya nyalang menatap ke pemandangan malam hari melalui kaca apartementnya. Gemerlap cahaya lampu yang menguar dari gedung-gedung di sekitar sana tak cukup menenangkan hati pria itu.

Hari demi hari berganti. Kesibukan mengurusi kelulusan kuliahnya serta mempelajari beberapa hal tentang perusahaan yang akan dipimpinnya nanti ternyata memakan waktu cukup lama, dan itu nyaris melewati satu minggu dari saat dirinya kembali ke Seoul. Sampai hari ini, hari dimana dia menyadari bahwa akses penghubung antara dirinya dengan Joohyun terputus, Junmyeon menggeram dalam hati.

Batinnya meletup-letup begitu kembali teringat akan tindakan Joohyun kali ini. Pikirannya berkecamuk. Hatinya mengawang-awang di ambang batas yang tidak bisa dia cegah.

Wanita itu...,

Joohyun memblokir nomornya. Joohyun membuat batasan yang sangat nampak jelas olehnya. Lagi dan lagi. Wanita itu kembali ber-ulah sampai rasanya Junmyeon ingin meledak sekarang juga. Rahangnya mengeras, giginya bergemelutuk menahan ledakan emosi.

Itu adalah fakta yang menohok hatinya hingga ke titik terdalam. Sangat.

"Bae Joohyun..., " panggilnya di keheningan malam. Dengan lirihan dalam dinginnya aksen yang keluar.

Tanpa gerakan berarti, dia menaruh gelas sampanyenya ke atas nakas kecil di sampingnya dengan pandangan lurus ke depan. Tenang, datar, berusaha meredam emosinya yang kian naik saat ini. Junmyeon tersenyum tipis.

Dalam hening, sekilas ingatan terputar dalam pikirannya yang kacau.

Junmyeon kembali teringat saat-saat dimana dirinya berada di Daegu beberapa waktu lalu. Kembali teringat bagaimana tubuh mungil itu ada dalam dekapannya. Bagaimana Joohyun tetap dalam genggamannya. Wajah ayu sang istri dalam tidur tanpa lelapnya setiap malam yang selalu terngiang. Mata indah yang selalu mengusik ketenangannya. Dahi mulus nan cantik milik Joohyun yang selalu dia kecup di tengah malam. Juga bibir yang selalu menarik atensi Junmyeon tanpa ragu, bibir yang mengucapkan kata-kata penuh kontra terhadap dirinya saat itu namun memabukkan di saat bersamaan.

Semuanya. Semua itu terekam jelas di pikiran Junmyeon yang semakin dipenuhi oleh Joohyun sejak dia melangkahkan kaki untuk meninggalkan rumah mertuanya saat itu.

Semua tentang Bae Joohyun dalam pikirannya.

Joohyun yang indah...,

Joohyun yang cantik...,

Joohyunnya yang begitu memukau...,

Untuk ke sekian kali, hati terdalamnya memuji Joohyun tanpa henti. Pujian yang tanpa sadar semakin menarik Junmyeon untuk jatuh lebih dalam pada seorang Bae Joohyun.

ErlebnisseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang