🎶🎶
"Biarkan jiwamu bahagia. Biarkan hatimu melega. Lupakan segalanya. Lepaskan segalanya. Suatu hal yang membelenggu itu, tidak seharusnya terus menemani. "
•
•"Oppa. Kamu mendengarku bicara tidak sih? "
Dengusan kesal itu kembali terdengar. Kembali menatap pria di sampingnya penuh malas.
Sudah ke sekian kali untuknya mendapati Junmyeon yang seperti ini. Melamun dan jarang sekali merespon ucapan-ucapannya sedari tadi. Padahal, mereka sedang mempersiapkan segala hal untuk pertunangan mereka lima hari ke depan. Padahal, Daehyun sedang meminta pendapat pria itu mengenai cincin pilihannya. Tapi tidak ada sedikitpun respon dari Junmyeon. Pria itu hanya terdiam dengan pandangan tertuju pada etalase cincin di bawah mereka.
Junmyeon nampak berbeda. Lebih berbeda dari sebelum-sebelumnya yang sudah sangat dia sadari. Pria itu nampak semakin berbeda dari hari ke hari. Selama kurun waktu lebih dari satu minggu ini. Dengan guratan lelah yang sangat kentara dari wajah putih tampan Junmyeon. Pun dengan sorot mata tak terbaca yang cukup membuat Daehyun merasa bingung dan takut. Dia takut kalau penyebab Junmyeon nampak berbeda ini karena suatu hal yang mampu menyakitinya di kemudian hari.
Lalu setelah itu, rasa ragunya kembali menggerogoti hati yang mulai melemah. Terlebih ketika mengingat bagaimana Daniel yang terus-menerus menanyakan keyakinannya akan pertunangan mereka beberapa waktu lalu.
"Kenapa, hm? " Junmyeon menjawab pelan. Matanya mengerjap, kembali tersadar dan menemukan Daehyun yang kini menatapnya kesal. Untuk ke sekian kali.
Dia tau, Daehyun pasti akan marah padanya setelah ini. Tapi Junmyeon sendiri tidak bisa mengontrol diri untuk tidak tenggelam dalam kerumitan pemikirannya hingga berakhir melamun seperti tadi. Dia sendiri tidak mengerti kenapa suatu hal yang seharusnya tidak perlu dia pikirkan, justru terus-menerus merusak fokusnya untuk hal-hal yang seharusnya dia prioritaskan sekarang ini. Nafasnya berhembus pelan, memegangi punggu kekasihnya dan mengusap lembut di sana kala netranya melihat kesinisan yang terpancar dari bola mata indah itu.
"Aku menanyakan pendapatmu. Kenapa sih selalu melamun dan mengabaikanku seperti ini? " Suaranya terdengar amat kesal. Daehyun berdecak pelan, menemukan Junmyeon yang kembali menghembuskan nafas dan beralih semakin mendekat padanya.
Berkali-kali dia membatin bahwa Junmyeon terasa berbeda. Bahkan, sempat satu waktu Daehyun merasa tidak mengenali Junmyeon yang dengan begitu tega membentaknya hanya karena dia menanyakan kapan pria itu bisa menemaninya untuk mempersiapkan segala hal menyangkut pertunangan mereka. Meskipun dia akui bahwa pertanyaannya terkesan mendesak Junmyeon untuk segera menjawab dan menemukan waktu yang pas, tapi tetap saja, Junmyeon yang membentaknya merupakan satu hal yang baru pernah pria itu lakukan selama mereka berpacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlebnisse
FanfictionWARNING! 🔞 Cerita ini hanya fiksi dan mengandung beberapa adegan yang tidak pantas untuk ditiru. Bijaklah dalam membaca. --- Bae Joohyun, dan Kim Junmyeon, adalah dua manusia yang memiliki perbedaan jauh dari segala aspek kehidupan mereka. Bae Jo...