Lights Down Low - 25

969 81 136
                                    

– Baginya mudah untuk mendapatkan suatu hal yang dia inginkan. Dengan baik atau buruk caranya, pria itu tak perduli. Yang penting dunianya terus ada di genggamannya tanpa terkecuali. –

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chapter ini panjang bgt. Semoga kalian puas dan ga ngantuk ;)

🔞WARNING; mature content!🔞


Petir menyambar kencang. Hujan turun begitu deras, membasahi kota Daegu yang begitu indah. Sore hari yang tampak sunyi berhasil menciptakan gema petir yang begitu keras, berhasil membuat seseorang tersentak dalam tidur nyenyaknya di kamar hotel yang begitu luas. Joohyun terbangun, matanya mengerjap begitu menyadari dimana dirinya sekarang.

Di sampingnya ada Junmyeon yang masih tidur lelap tanpa terganggu sedikitpun. Suaminya ini begitu pulas, bergerak pun hanya untuk kembali merapatkan rangkulannya pada pinggul Joohyun untuk dia dekap semakin dalam. Menghantarkan degup jantungnya yang semakin berdebar tak karuan, terlebih ketika mengingat ungkapan Junmyeon soal perasaannya di mobil beberapa jam lalu.

Meskipun Joohyun masih tidak yakin itu adalah ungkapan yang jujur atau kah hanya sebuah kebohongan demi melancarkan rencananya ke depan.

"Kenapa baru sekarang, Junmyeon? " gumamnya pelan. Melesakkan kepalanya ke arah dada bidang sang suami dengan tangan mengusap lembut di sana.

"Kenapa di saat aku ingin melepasmu dengan keikhlasan tapi kamu malah mengucapkan hal-hal yang ku tunggu selama ini? Kenapa, Junmyeon? "

Joohyun kembali mendongak. Menemukan wajah lelap Junmyeon yang nampak tidak terganggu sedikitpun, "Aku tidak tau kamu bohong atau tidak. Tapi tolong jangan memberikanku harapan semu seperti ini..., jangan menyakitiku lebih dalam lagi. "

Matanya menelisik ke wajah damai sang suami. Dengan mata teduh yang terpancar, Joohyun kemudian menggerakkan jari telunjuknya untuk menelusuri bagian-bagian wajah Junmyeon. Mengusap lembut hidung bangir suaminya, turun ke bawah sampai ke bibir mungil namun tebalnya.

Bibir itu, bibir yang selalu melontarkan kata-kata kejamnya sejak awal pertemuan mereka, bibir yang selalu menjamahnya di tiap ada kesempatan, dan bibir itu juga yang mengucapkan kata-kata ungkapan perasaannya beberapa jam lalu.

Joohyun meringis dalam hati begitu pesan dari ayah Junmyeon kembali terngiang di pikirannya. Bahkan sebelum mereka sampai di hotel, ayah mertuanya itu kembali mengirimkan pesan yang lagi-lagi berupa ancaman untuknya. Memintanya untuk cepat menyuruh Junmyeon pulang dari Daegu dibarengi dengan hinaan yang begitu menyakitkan.

Itu cukup menggetarkan hati Joohyun yang berhasil menciptakan sikap jaga jaraknya terhadap Junmyeon semakin kental. Bahkan saat sampai di hotel, Joohyun sempat tidak ingin sekamar dengan Junmyeon kalau saja pria itu tidak memaksa dan mengancamnya dalam bisikan.

ErlebnisseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang