WARNING! 🔞
Cerita ini hanya fiksi dan mengandung beberapa adegan yang tidak pantas untuk ditiru. Bijaklah dalam membaca.
---
Bae Joohyun, dan Kim Junmyeon, adalah dua manusia yang memiliki perbedaan jauh dari segala aspek kehidupan mereka.
Bae Jo...
- Pergilah jika bukan dirimu yang dia harapkan. Jangan karena kau terlalu berharap, maka itu membuat dirimu kembali terluka. -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
Selamat menikmati pembalasan ini guys ;)
• • • • •
Dua hari.
Sudah lewat dua hari dari pertemuan terakhirnya dengan Joohyun.
Junmyeon masih dipenuhi kekesalan akan menghilangnya wanita itu secara tiba-tiba. Tepat setelah dia memastikan pesta tersebut selesai, di saat ada waktu senggang dimana Daehyun sedang berbincang bersama keluarga sepupunya, dia mengambil kesempatan tersebut untuk kembali ke kamar terakhir kali dirinya bersama Joohyun. Tapi rupanya kamar tersebut sudah kosong.
Tidak ada siapapun.
Tidak ada Joohyun.
Yang terlihat oleh matanya hanyalah kamar yang cukup berantakan dengan pecahan lampu di lantai dan sedikit darah di dekat pecahan lampu tersebut. Ini cukup membingungkan baginya. Dia tidak tau apa yang terjadi di sana dan dia mengkhawatirkan Joohyun. Tentang kondisi wanita itu. Tentang darah yang tertinggal di sana.
Lalu ketika memikirkan kemungkinan yang terjadi, perasaannya tidak enak di saat itu juga.
Tidak ada yang bisa dihubungi awalnya. Sampai pada beberapa menit setelah itu, Im Hwaji mengangkat panggilannya yang ke belasan kali. Dengan penjelasan bahwa Joohyun pulang dalam kondisi yang tidak cukup baik, Junmyeon menggeram seketika di saat itu. Penjelasan yang mengikis rasa tenangnya begitu saja, semakin memvalidasi bahwa dugaannya benar.
Ada yang tidak beres setelah dirinya pergi dari kamar itu. Pasti ada yang mengganggu Joohyun di sana. Mengganggu wanitanya hingga benar-benar tidak ada yang bisa dia hubungi sampai saat ini. Bahkan bibi Im pun enggan mengangkat panggilannya setelah telepon terakhir dua hari lalu.
Ya.
Dua hari.
Dua hari berturut-turut Junmyeon disibukkan dengan persiapan diri untuk perusahaan yang akan dia pimpin beberapa hari lagi. Tapi di sela-sela itu, pikirannya tidak berjalan dengan baik. Selalu ada Joohyun yang menyelinap tanpa tau malu di dalam pikirannya. Menggerus fokusnya sampai Junmyeon memerlukan waktu beberapa menit untuk mengistirahatkan pikirannya lebih dulu kalau sudah seperti itu.
