🎶🎶
–– Kertasku sudah terlanjur menghitam tanpa ada warna aslinya, bukan lagi mencari cara, aku hanya meraut pensilku untuk menulis cerita selanjutnya bersama renjana yang menemani. —
•
•
•Siap baca, kawan-kawan? :)
•
•
•
•
•Tidak ada seorang pun yang memihaknya.
Tidak ada seorang pun yang bisa membuatnya lupa akan Bae Joohyun dan seluruh kenangan tentang istrinya itu. Semestanya. Tidak dengan alam bawah sadarnya juga. Barang sedetik saja.
Tidak ada seorang pun yang terasa perduli pada pesakitan yang dia rasakan akhir-akhir ini.
Bahkan tidak sekalipun dengan wanita yang sedang dia dekap sekarang. Wanita yang begitu mudah meninggalkannya tanpa menengok sedikitpun dan penyebab dari penderitaan berkepanjangannya ini. Wanita yang hanya terdiam tanpa mau bergerak sedikitpun.
Bae Joohyun.
Walau begitu, Junmyeon merasa ledakan dalam hatinya membuncah tak karuan. Kebahagiaan seakan menerpanya bersama dekapan yang begitu dinikmati. Tangan yang melingkari perut buncit istrinya tergerak perlahan dan lembut. Rasa rindunya. Rasa menyesalnya. Juga rasa bahagianya. Semua bercampur menjadi pupuk yang membuatnya semakin menggila seperti ini.
Bae Joohyun. Dalam dekapannya. Wanita yang selama tiga hari ini dia awasi secara diam-diam dengan rasa menggebu yang selalu dia tahan untuk tidak menemuinya terburu-buru. Dia tidak ingin bersikap gegabah. Dia tidak ingin Joohyun kembali lepas dari pandangannya barang sejengkal saja. Tidak. Dia tidak akan membiarkan wanita itu lepas darinya lagi.
Cantik. Semakin cantik. Lebih cantik berkali lipat dibanding terakhir kali mereka bertemu. Ini semakin membuat Junmyeon terperosok jauh dalam pesona istrinya yang sangat dia rindukan itu. Tidak ada wanita lain yang mampu menandingi kecantikan istrinya ini. Tidak ada secuil pun yang mampu mengalahkan tahta Bae Joohyun di hatinya.
"Joohyun..., "
Junmyeon memejam terus menerus bersama rasa lega yang menguasai. Tubuh harum Joohyun ada di dekapannya saat ini. Dia akhirnya memiliki wanita itu lagi! Mengungkungnya dalam dekap hangat dan berusaha menyalurkan ketenangan pada tubuh tegang Joohyun.
Dia tau itu.
Sementara Joohyun masih terdiam. Bingung. Linglung. Tanpa tau harus melakukan apa setelah ini. Hatinya terasa beku. Pun dengan tubuhnya yang diam membeku. Kakinya tidak ingin bergerak, sedangkan pikirannya menyuruh untuk cepat-cepat pergi dari sana. Tidak sekalipun ingin melihat ke belakang. Bahkan hanya dengan sentuhan tangan di perutnya seperti ini, rasanya Joohyun ingin menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlebnisse
FanfictionWARNING! 🔞 Cerita ini hanya fiksi dan mengandung beberapa adegan yang tidak pantas untuk ditiru. Bijaklah dalam membaca. --- Bae Joohyun, dan Kim Junmyeon, adalah dua manusia yang memiliki perbedaan jauh dari segala aspek kehidupan mereka. Bae Jo...