His World - 26

818 83 174
                                    

- Sosoknya yang begitu cantik nan indah berhasil menyentil ego pria itu untuk menyembunyikannya dari siapapun. Dengan gumaman dalam hati yang begitu paten, bahwa hanya dia yang bisa memiliki dan menikmati Bae Joohyun. -

"Can we just stay here, baby? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Can we just stay here, baby? "


Udah siap gigit jari buat chapter ini???

Burung-burung berterbangan itu nampak melintasi mobil yang baru berhenti tepat di samping sebuah restoran bergaya semi eropa. Kicauan yang terdengar begitu damai itu membuat Junmyeon memejam sejenak dalam sandarannya pada kursi kemudi. Suasana hening, Joohyun di sampingnya masih tidur tanpa terusik sedikitpun. Di tengah itu Junmyeon menghembuskan napasnya pelan.

Pikirannya bercabang.

Antara Daehyun dan Joohyun, kedua wanita itu semakin berhasil mengusik pikirannya lebih dalam. Tangannya tergerak memijat pelipis di tengah pejaman mata, lalu lagi-lagi napasnya berhembus. Kali ini lebih gusar ketika kembali teringat bagaimana pertemuannya dengan Joohyun pertama kali.

Berpikir terlalu panjang semalam suntuk kemarin, justru Junmyeon mendapatkan suatu hal yang terlewatkan olehnya selama ini. Tidak lucu sebenarnya. Sudah sejauh ini tapi hal-hal semacam itu baru terpikirkan olehnya.

Tidak benar.

Rasanya dia seperti dipermainkan oleh takdir.

Junmyeon menggeleng pelan. Membuka matanya yang lantas segera menoleh pada Joohyun. Menelisik ke arah istrinya yang begitu tenang. Wanita itu masih terlelap tanpa terusik sedikitpun, nampak begitu damai dengan helai-helai rambut hitam indah miliknya menutupi sebagian wajahnya. Tanpa sadar, hal ini membuahkan senyum samar Junmyeon di tengah atensi penuhnya pada Joohyun.

Cantik sekali.

Sangat indah.

Bahkan dalam keadaan tak sadar begitu pun Joohyun tetap memikat perhatiannya hingga titik terdalam. Junmyeon tidak bohong dan tidak akan mengelak lagi sekarang.

Perlahan, dia bergerak mendekat. Tangannya bersandar pada bahu kursi Joohyun. Dengan tangan yang mulai merapikan helai-helai rambut wanita itu, Junmyeon terenyuh begitu melihat kernyitan di dahi Joohyun, mengelusnya di sana sampai membuat otot dahi istrinya merileks begitu saja. Wajah itu nampak lelah juga terlihat sedikit pucat.

Wanita ini...,

Kenapa harus datang se-terlambat ini?

Pikiran seperti itu kembali berputar dalam benaknya. Untuk ke sekian kalinya pemikiran sarat akan sesal yang mendominasi terus memenuhi pikirannya.

ErlebnisseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang