- ERLEBNISSE -
.
.Sinar matahari yang begitu terik berhasil mengusik tidur nyenyak seorang gadis yang kini menggeliat di atas kasurnya. Dia, Bae Joohyun. Merenggangkan tubuhnya di tengah rasa dingin yang menyeruak begitu saja setelahnya. Dengan mata mengerjap pelan begitu sinar matahari beserta lampu kamar yang menyala mengusik penglihatannya. Joohyun meringis kecil. Merasakan ketidaknyamanan yang cukup asing untuknya kini. Lalu, ketika matanya terbuka sepenuhnya, keterkejutan langsung menyelimuti hatinya yang benar-benar merasa bingung dengan keadaannya sekarang.
"Ini...? "
Terbangun di kamar yang bukan miliknya. Di atas ranjang empuk yang sama sekali tidak pernah dia tiduri. Dan terbangun dengan keadaan tubuh yang polos, hanya ditutupi oleh selimut putih tebal. Benar-benar membuat jantungnya berdebar begitu cepat. Joohyun tidak mengerti. Matanya membola, Joohyun ingin menangis rasanya. Sungguh. Dan semakin hatinya semakin mencelos ketika melihat kondisi di bawah ranjang yang begitu berantakan. Baju, celana, pakaian dalamnya, semua berserakan di bawah sana.
Ini..
Sebenarnya apa yang terjadi?
Joohyun benar-benar tidak mengingat apapun. Sungguh.
"Ceritakan pada saya bagaimana kamu bisa masuk ke sini semalam! "
Suara datar namun tegas itu mengejutkannya. Dan Joohyun semakin terkejut begitu melihat siapa yang kini tengah berdiri bersandar di dinding samping jendela besar kamar luas yang dia tempati sekarang. Dengan angkuhnya. Dengan tatapan tajamnya. Dan juga dengan wajah penuh amarah yang begitu terlihat di sana.
Joohyun mengerjap cepat. Merasa takut untuk menatap mata yang membidiknya begitu tajam. Dia menunduk, tanpa berani menatap pria itu. Jelas dia tau siapa pria tadi. Itu, adalah Kim Junmyeon. Salah satu pria yang begitu dikagumi banyak wanita di kampusnya, juga anak dari pemilik kampus yang sangat terkenal akan julukan trouble makernya. Jelas Joohyun tau siapa dia, karena diam-diam, Joohyun juga mengagumi pria itu.
"Kamu mau menjebak saya? " Suaranya terdengar kembali. Kali ini sarat akan kemarahan dan kesinisan yang Joohyun tangkap.
Satu pertanyaan yang berhasil membuat Joohyun mendongak seketika.
Dia menggeleng cepat. "Ti-tidak.. Saya..tidak tau kenapa saya bisa di sini dan..bersama anda.. Saya..tidak ingat apapun.. "
"Jangan berbohong!! "
Joohyun memejam mendengar teriakan Junmyeon. Kepalanya semakin menunduk karena tidak tau harus bagaimana setelah ini.
Jujur, dia benar-benar tidak tau bagaimana bisa dirinya masuk ke dalam kamar Junmyeon dan berakhir dengan bermalam bersama pria itu. Joohyun benar-benar tidak ingat apa-apa. Yang terakhir kali dia ingat hanyalah mengantarkan segelas sampanye pada pria paruh baya di dalam party ulang tahun anak bungsu keluarga Kim. Selebihnya, dia sama sekali tidak bisa mengingat apapun.
"Kamu pasti masuk ke dalam kamar saya dan berusaha untuk menggoda saya sampai akhirnya kita bermalam di sini tanpa menyadari apapun! " Junmyeon kembali berujar lantang. Menunjuk wajah Joohyun yang masih tidak berani mendongak menatapnya. "Kamu pasti tau area ini adalah area orang-orang penting dari penyelenggara party. Dan kamu bilang tidak mengingat apapun? Hentikan kebohonganmu itu! Kamu jelas menjebak saya untuk melakukan hal itu. Iya kan? "
Hening. Joohyun tidak menjawab apapun. Dia bingung. Dia benar-benar tidak tau dan tidak mengingat apapun. Tapi pria itu seakan memintanya untuk mengaku bahwa semua adalah kesalahannya.
Joohyun tidak tau harus bagaimana. Hatinya hancur. Masa depannya pun sudah hancur.
"JAWAB!! "
"Sa-saya benar-benar tidak ingat apapun, Tuan.. Maafkan saya. "
Air matanya menetes. Joohyun menangis dalam diam sekarang begitu merasa harga dirinya benar-benar direndahkan. Dia tidak sepenuhnya salah di sini. Tapi dia sendiri yang justru meminta maaf dan dipojokkan seperti ini.
Puk.
Sebuah amplop coklat yang terlihat menggembung itu terjatuh di lutut Joohyun yang tertutupi selimut. Dia kembali mendongak, menatap wajah Junmyeon yang masih begitu terlihat penuh akan kemarahan yang membabi buta. Menatapnya dengan bingung, juga sendu. "Ini ap- "
"Ambil uang itu. Jangan biarkan seorang pun tau mengenai hal ini dan lupakan semua yang kita lakukan semalam dari ingatanmu! Jangan sekali-kali muncul di hadapan saya lagi dan jangan meminta pertanggung jawaban apapun karena semua yang kita lakukan berada di luar kendali saya. Kamu mengerti itu? "
Junmyeon merasa dijebak. Dia marah besar pada Joohyun yang tidak tau apa-apa. Sementara pria itu merasa seluruh hal yang dia lakukan bukanlah kesalahannya. Ini terjadi secara tidak sengaja. Dan secara tiba-tiba dia merasa membenci dirinya sendiri untuk hal ini. Dia memiliki kekasih, tapi terbangun di pagi hari dengan keadaan yang begitu 'menjijikan' untuknya, bersama wanita lain.
Wanita yang tidak dia kenal dalam dua puluh tiga tahun kehidupannya ini.
Sementara Joohyun kembali tertohok. Bagai seorang pelacur yang hanya dibutuhkan untuk pelampiasan nafsu seorang pria, yang kemudian ditinggalkan begitu saja dengan segepok uang untuknya. Joohyun benar-benar merasa direndahkan. Dan ini sangat menyakiti hatinya. Kata-kata yang Junmyeon lontarkan beberapa detik lalu terlalu membekas di hati.
"Tapi Tu- "
"Pergi dari kamar saya sekarang. Saya tidak menerima ucapan apapun yang keluar dari mulutmu. Cepat! "
Ya Tuhan..
Joohyun harus bagaimana sekarang?
Dia benar-benar sudah rusak. Masa depan yang sudah sangat dia jaga sebaik mungkin untuk suaminya nanti benar-benar sudah hancur. Impiannya, harapannya. Semua benar-benar terasa hilang dalam sekejap.
Dia takut. Dia takut terhadap segala hal yang akan datang nanti. Dia takut untuk menghadapi segalanya.
Dan Joohyun kembali menangis dalam diam sembari keluar dari kamar itu begitu menyadari bahwa dia sudah mengecewakan kedua orang tuanya yang selalu membanggakannya di Daegu sana.
Joohyun tidak siap untuk menghadapi kenyataan yang akan dia terima nanti. Sangat.
.
.
.
.
.Haiii!
Mau tes ombak dulu ah.
Ada yang siap baca cerita ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlebnisse
FanfictionWARNING! 🔞 Cerita ini hanya fiksi dan mengandung beberapa adegan yang tidak pantas untuk ditiru. Bijaklah dalam membaca. --- Bae Joohyun, dan Kim Junmyeon, adalah dua manusia yang memiliki perbedaan jauh dari segala aspek kehidupan mereka. Bae Jo...