Different - 5

1K 135 197
                                    

- Bertahan atau menyerah dan pergi. Itu, pilihan yang sulit. Di tengah kebimbanganku yang tak ada ujungnya. -

 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Chanyeol. Urus dia. Aku akan pulang. "

Setelah berada di kebimbangan yang cukup panjang, Junmyeon memilih untuk bangkit dari duduknya. Menatap serius pada Chanyeol yang kini memandangnya penuh kebingungan.

Rumah sakit.

Tepat setelah Joohyun tidak sadarkan diri tadi, Junmyeon segera menelepon Chanyeol untuk menjemputnya di lobby belakang kampus yang sangat sepi. Memintanya untuk mengantarkan ke rumah sakit. Entah bagaimana dan apa yang ada di pikirannya. Junmyeon tidak bisa berpikir panjang begitu melihat wajah pucat Joohyun, dengan tubuh yang sangat panas pula. Sampai akhirnya tiba di rumah sakit, dia hanya termenung, dan terus termenung. Tanpa tau harus bersikap bagaimana. Meski dia berpikir bahwa suatu hal yang dia lakukan sekarang, adalah sebuah kesalahan.

Tidak seharusnya dia merasa khawatir seperti ini. Tidak seharusnya dia bersikap perduli pada wanita yang menjadi pengganggunya akhir-akhir ini. Dan tidak seharusnya dia terus bertahan di sana hanya untuk menunggu kabar Joohyun.

Iya 'kan?

"Loh, kenapa pulang? Dokter masih belum selesai memeriksanya dan kamu ingin pulang, hyeong? Setidaknya luangkan sedikit waktu untuk Joohyun-ssi meski aku tau kamu tidak menyukainya. " Chanyeol kesal. Sangat. Dia berdiri, menatap Junmyeon tidak suka. Baginya, pria itu sudah benar-benar keterlaluan untuk mengabaikan Joohyun seperti ini.

"Dia sedang mengandung. Dan itu anakmu. Jangan terus-terusan denial seperti ini. Kamu kehilangannya, maka kamu akan menyesal seumur hidupmu, hyeong. "

"Tidak perlu ikut campur. Ini bukan urusanmu. " sahut Junmyeon datar.

"Tentu ini menjadi urusanku karena- "

Ucapannya terhenti begitu saja. Chanyeol nyaris kelepasan. Di tengah rasa tidak enaknya yang menyeruak secara tiba-tiba. Dia menggumam dalam hati, melega dan bersyukur karena dirinya memiliki kontrol untuk tidak salah dalam berbicara. Sementara Junmyeon, menaikkan satu alisnya, merasa bingung melihat Chanyeol yang nampak kikuk sekarang. Pun dengan kecurigaannya yang mulai muncul.

Dia mendekat. Menatap Chanyeol lebih serius dari sebelum-sebelumnya. "Karena apa? Ada hubungan apa wanita itu denganmu? " Pertanyaan yang menuntut. Terdengar sangat menuntut.

"Tidak ada apa-apa. Lupakan. "

Tapi Junmyeon, memicing menatap Chanyeol. Bersama rasa penasarannya yang menggebu-gebu kini. "Aku ingatkan kalau kamu sudah mempunyai Seungwan. Dia pacarmu. "

ErlebnisseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang