BAB 8

505 20 0
                                    

Semua orang bisa menemani, tapi tidak semua orang bisa memahami.


Sepulang sekolah Vira dan kedua temannya berencana untuk ke mall untuk menghilangkan rasa gabutnya jika sudah berada di rumah, hal ini juga untuk pertama kalinya mereka bertiga shoping bareng.

"Kita mau kemana dulu nih? " tanya Rissa, saat mereka bertiga memasuki mall tersebut.

"Kita makan dulu aja lah, nanti baru belanja belanja gitu" usul Vira

"Kalo menurut lu gimana Len? " tanya ke Elen

"Ngikut" balas singkat Elen

"Ya udah yuk, makan heula" ucap Rissa sembari menggandeng kedua tangan temannya.

°°°

"Lu mau kemana? " tanya Vira ke Elen yang baru saja bangkit dari tempat duduknya.

"Wc" ucap Elen dan meninggalkan Vira dan Rissa di tempat itu, berdua.

Setelah peninggalan Elen, Vira dan Rissa kembali saling melempar candaan sembari menunggu pesanan mereka.

"Ini kak" ujar waiters itu sembari meletakkan nampan yang berisi makanan.

"Makasih" ucap Vira dan Rissa bersamaan.

Tak lama Elen pun datang dengan seorang teman disisinya.

"Kenalin nih temen gw" ucap Elen sembari ketempat duduknya

"Hai gw Chelsea Adine Keisha, panggil aja Keisha" ucap yang bernama Keisha itu.

"Hai nama gw Clarissa davina khairina, panggil Rissa aja" ucap Rissa dan menjabat tangan Keisha.

"Sedangkan nama gw Adelia davira elvina, panggil Vira ya" kini tinggal Vira yang memperkenalkan diri.

"Kok gw nggak pernah liat si, lu dari sekolah mana? " tanya Rissa

"Oh itu gw dari SMA Cakrawala, masih tetangga kok ama sekolah kalian" ucap Keisha dan duduk di sebelah Elen, memang meja disitu berisi empat meja.

"Kenapa lu nggak ama tem-" ucapan Rissa terpotong karena Elen menatapnya tajam, setajam silet.

"Makan, biar cepet belanja nya" ujar Elen.

Vira dan Keisha hanya tersenyum melihat sikap Elen ke Rissa dan melanjutkan makan mereka.

Setelah mereka berempat makan, merekapun bersiap untuk keliling mall itu, namun saat mereka baru beberapa langkah dari meja makan, mereka bertemu dengan anggota inti geng Aodra.

"Wehh ketemu lagi nih" ucap Indra, sok akrab dengan merangkul bahu milik Rissa.

"Eee jan kek gini deh ya, sok akrab banget si" ujar Rissa sembari menyingkirkan tangan Indra.

"Kalian kesini mau ngapain? " tanya Arzan sembari melihat satu persatu gengnya Vira.

"Kita kesini mau bercocok tanam, huh" ucap Keisha agak kesal, Keisha tak heran, karena siapapun pasti mengenal muka dan akhlak anggota inti geng Aodra.

"Kok pikiran gw travelling ya" bisik Nevan ke Indra yang tengah lirik sana-sini, mencari awewe alias cewe.

°°°°°

Kini geng Aodra tengah berkumpul seperti biasa di markas mereka, ya kali di markas lawan. Tak ada pembahasan yang serius yang mereka bicarakan, namun terlihat Barra tengah memikirkan sesuatu yang mungkin sangat mengganggu pikirannya, entah apa itu hanya Barra dan Tuhan yang tau, bahkan author pun nggak tau :v.

Bermacam kegiatan yang dilakukan geng Aodra untuk mengisi kegabutan mereka masing-masing, seperti Indra yang kini tengah menjahili Arzan yang sedang bermain game online, Mobile Legend.

"Anj- kan jadi kalah gara-gara lu, ah" ucap Arzan kesal, lantaran hari ini ia bernasib sial, ia pun menatap tajam Indra yang malah hanya ditanggapi cengiran dan peace nya.

'Puk'

Lemparan kertas sisa belajar kemarin, yang ditujukan ke Indra namun kini terkena Adit yang sedang memainkan HP nya. Pelakunya yaitu Arzan hanya menyengir ke Adit yang sedang menatapnya dengan tatapan datar, andalannya.

"Ayok dong ngapain kek, gabut nih gw" ajak Indra dengan muka cemberut dan mendudukkan pantatnya lantai, kek bocil kampret :v.

"Hmmmm" ujar Nevan dengan bergaya seperti orang yang tengah berfikir, entah lah gimana Nevan mau berfikir coba, orang dia aja gk punya brain kek yg baca :v.

Fisik yang pura-pura kuat, pikiran yang sedang memikirkan banyak hal, ditambah keramaian para gengnya itu, membuat seorang Barra tambah stress, pening menjadi satu.

"Masalah apa? " tanya Adit setengah berbisik tanpa basa-basi dengan berpindah tempat duduk ke samping Barra.

"Entah lah, gw cuman butuh ketenangan doang" ucap Barra, pasrah ke situasi saat ini.

"Mati" ucap Adit dengan memainkan HPnya, cuek.

"Maybe" jawab Barra sembari ikut bergabung dengan Indra yang tengah bercanda dengan sebagian anggota Aodra.

"Woyy dari mana aja lu" ujar Indra yang melihat kedatangan bos mereka, Barra.

"Orang dari tadi bos duduk di sofa kok, mata lu buta bang" ujar Bagus, salah satu anggota geng Aodra yang paling akrab dengan inti Aodra. Maka tak heran jika Bagus berbicara seperti itu, hal itu langsung ditatap tajam oleh Indra.

"Gw buang lu lama-lama" ucap Indra pura-pura kesal sembari beranjak untuk duduk di sofa sebelah seseorang.

"Lu buang Bagus, gw buang lu Ndra" ancam Barra yang berjalan ke arah dapur, untuk minum.

"Santai bos santai, janda ehh canda elah heheh" ujar Indra. Memang Bagus itu ibarat perisai Aodra. Bagus akan berdiri paling depan jika gengnya terluka.

Canda tawa masih terdengar di sepinya malam, geng Aodra masih berkumpul sampai semalam ini karena besok adalah hari libur, maka tak jarang beberapa anggota geng Aodra lebih memilih untuk menginap bersama teman-teman yang lain daripada pulang ke rumah mereka.

Barra, yang saat ini masih berkutat dengan laptopnya padahal jam sudah menunjukkan bahwa ini sudah larut malam, namun Barra enggan untuk beranjak dari depan laptop yang dipegangnya. Barra ingin bekerja di sela-sela waktu yang ia miliki, walau ia masih bersekolah.

"Mau uang Jajan setiap Hari ? Rp 250rb - Rp 1 Juta bisa kamu dapatkan perhari. Terbukti loh.
Belajar bisnis sambil praktek ! ini adalah wadah bagi siapa saja yg ingin belajar bisnis dan berpenghasilan dari Internet.
Ribuan pemuda dari berbagai daerah di indonesia telah merasakan hasil belajarnya
08**********
Ayo Chat sekarang juga !!!" ajakan suatu iklan yang berasal dari TV ruang Barra, yang dari tadi mencuri perhatian Barra.

"Tepat" ucap Barra dan ia pun segera menghubungi nomor yang ditampilkan di TV saat ini.

"Hallo ini benar dari KJP? " tanya Barra

"... "

"Modal untuk mendaftar berapa ya? " lanjut Barra

"... "

"Saya minat, dan segera saya tranfer ke nomor yang baru saja anda kirim" ucap Barra sembari mengotak atik HPnya. Barra awalnya tidak percaya akan iklan tersebut, namun ia melihat sudah banyak pemuda-pemuda yang sukses di KJP lewat testimoni yang mereka kirimkan.

"Bissmillah" ucap Barra dan berjalan menuju ke kasur untuk tidur.

993 Word

JANGAN LUPA VOTENYA KAKAK😗

Di Balik Senyum Barra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang