BAB 3

750 25 2
                                    

Langit tak pernah menjelaskan bahwa dirinya tinggi, laut tak pernah menjelaskan bahwa dirinya luas. Yang paling sulit itu adalah ketika mampu bermewah-mewahan tapi tetap memilih dalam kesederhanaan.


'Brak'

"Pa-" ucapan Tiwi terpotong saat ia melihat suaminya itu datang dan langsung menghajar Barra.

'Bugh! '

"GARA-GARA KAMU ANAK SAYA MENINGGAL! " murka Pamungkas.

'Plak! '

"DASAR ANAK SIALAN! "

'Bugh! '

"Udah Pah, dia masih sakit" lerai Tiwi, namun dihiraukan begitu saja oleh Pamungkas.

"WALAUPUN DIA SAKIT BAHKAN MATI SEKALIPUN SAYA TIDAK PEDULI! " ujarnya dengan lantang sembari menatap Barra.

Barra yang ditatap seperti itu pun hanya tersenyum getir mendapatkan perlakuan kasar didepan keluarganya.

°°°

Setelah pemakaman dia, suasana rumah keluarga Pamungkas ramai disebabkan karena kepulangan Barra dan Neneknya.

'Plakk'

"Pamungkas kamu apa-apa si hah!, ini anak kamu, dan ini cucu Mama" ujar Nenek Barra, dia Ratih atau Mamah Tiwi.

"Saya menyesal mempunyai anak beban seperti dia, PEMBUNUH! " ucap Pamungkas dan pada kata terakhir dia berteriak di depan muka Barra.

Barra disaat seperti ini dia tidak bisa melawan bagaimanapun caranya. Karena seluruh keluarga sedang berkumpul di rumah itu.

"Punya ponakan kok jadi beban banget si, nggak kaya Bryan yang udah ganteng, pinter, dan banyak prestasi nggak kay-" ucapan Adik dari Pamungkas terpotong kala menerima tamparan dari kaka ipar, Tiwi.

"APA-APAAN SI KAK, EMANG BENER KAN TU ANAK CUMAN JADI BEBAN! " ujar Adik Pamungkas, dia Fitri. Adik dari Pamungkas.

"STOP! " ucap Ratih

Seketika ruangan itu kembali senyap, Bryan dan Barra pun memutuskan ke kamar masing-masing.

Dikamar Barra...

'Ting'

Bang Bryan

Lu gk pp kan Bar

Anda
Gk pp kok Bang, ini lagi ngerjain tugas sekolah.

Jangan dipaksa, lu masih belum bnr² pulih, jangan dulu terlalu dipikirin masalah sekolah

Enggk kok Bang, ini udah mau selesai.

Setelah Barra mengirimkan pesan itu, Barra kembali melamun. Bohong jika ia baik-baik saja, buktinya sekarang dia sedang menatap cermin yang ada didepannya, yang kemaren sempat diganti oleh pembantunya.

Di Balik Senyum Barra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang