Jika hari ini ada yang membuangmu layaknya sampah, percayalah esok akan ada yang menjagamu layaknya berlian.
•
•
•"Ra cepetan gih makannya, Barra udah nungguin tuh di depan" celetuk Aqeela.
'Uhuk'
'Uhuk'"Barra Mah? " kaget Vira, lantaran Barra tak memberitahu dirinya bahwa hari ini akan berangkat sekolah bareng.
"Iya tuh lagi di teras sama Papah" ucap Aqeela lagi.
"Ngapain sama Papah? " tanya Vira seraya menyelesaikan sarapannya.
"Ya nggak tau, liat aja sendiri" ujar Aqeela sembari membersihkan meja makan yang dibantu oleh pembantu rumah itu.
Setelah menyelesaikan sarapannya pun ia bergegas untuk keluar sembari menggendong tasnya.
"Yok" ajak Vira setelah keluar dari rumahnya.
"Bentar Ra, bentar lagi menang nih" bukan, bukan Barra yang menjawab melainkan sang Papah, Alden.
"Ihhh ayok nanti keburu gerbangnya ditutup" ucap Vira yang tengah memakai sepatu.
"Bentar ya Ra, nih mau nge end dulu. Satu menit lagi ya" ujar Barra.
Vira hanya menghembuskan nafasnya kesal, lantaran Barra dan Alden yang masih sibuk mabar.
"PAH! CEPET KE KANTOR NANTI TELAT! " teriakkan yang super membahana bukan? Pagi-pagi seperti ini sudah ingin mengajak tawuran, siapa lagi kalau bukan Aqeela yang tau Alden belum juga berangkat ke kantor.
"IYA MAH NIH MAU BERANGKAT KOK! " balas Alden yang baru saja menyelesaikan mabarnya dengan Barra.
"YA, JANGAN TERIAK-TERIAK PAH INI MASIH PAGI! "
Lah?
Ah sudah lah Alden hanya menghembuskan nafasnya sabar menghadapi sifat Aqeela yang membuat dirinya harus mengelus dadanya sabar.
Sedangkan Barra dan Vira pun sudah meninggalkan halaman rumah Vira sejak Barra baru menyelesaikan mabarnya.
Butuh waktu kurang lebih delapan menit untuk sampai di halaman sekolah SMA Trisatya, di sepanjang jalan Barra dan Vira mengobrol tentang pelajaran mereka masing-masing sampai pada akhirnya mereka sampai di parkiran sekolah yang mendapati geng Aodra yang tengah bercanda tawa.
Banyak sorakan-sorakan untuk menggoda Barra dan juga Vira yang telah resmi berpacaran sejak beberapa minggu lalu, yang membuat geger satu sekolah bahkan anggota geng Aodra ynag dari luar sekolah Trisatya.
"Mau dianter? " bisik Barra setelah mereka turun dari motor dengan diiringi godaan-godaan setan ehh maksudnya godaan anggota Aodra dan juga murid yang lain.
"Ngga usah, lagian teman-teman kamu udah ada disini dan juga gedung jurusan kita kan beda" tolak Vira sembari memberikan helm ke Barra.
"Walaupun jurusan kita beda, tapi hati kita kan sama" goda Barra sembari mengedipkan sebelah matanya dan juga tersenyum manis.
"Udah ah aku mau ke kelas dulu, dah" ucap Vira yang tengah menahan malu karena ulah Barra dan dengan buru-buru ia berjalan menuju gedung IPA.
Barra terkekeh lantaran ia berhasil menggoda Vira dan membuat Vira blushing.
"CIEEEEEE" sorak teman-teman nya yang masih berada di parkiran.
Barra yang tengah fokus memperhatikan Vira jalan pun tersentak kaget dengan sorakan temannya itu.
"Gini nih kalo orang lagi mabuk" celetuk Nevan seraya merangkul bahu Barra.
"Mabuk? Mabuk apaan tuh" sahut Indra yang turut menggoda Barra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Senyum Barra [END]
Roman pour Adolescents'Kamu hanya tau namanya tapi bukan dengan ceritanya' Dia, Barra Damian Zayan. Pemuda yang sangat dibenci oleh Ayahnya sendiri karena sebuah masalah yang telah menjadi masa lalu. Bagaimana kisah masa lalunya? Bagaimana perjuangan dari sang ketua Ao...