BAB 38

228 7 0
                                    

Kita gk enak sama orang lain, tapi orang lain gk pernah mikirin perasaan kita, haha.


MINE ♡
Online

Gk mood :(

Knp, hmm

Dateng bulan :(

Aku otw kesitu, mau titip apa

Emmm, emng blh

Boleh, sok lah nitip apa

Emmm coklat 🥺

Ya udh aku beli dlu y

Ati²

Oghey sayang

Dan benar saja sebelum ke rumah Vira, Barra mampir ke salah satu kedai untuk membelikan beberapa snack untuk Vira.
Setelah mendapatkan itu pun Barra melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah Vira.

Sesampainya Barra di teras rumah Vira, ia disambut Alden yang baru saja keluar.

"Ehh ada Barra, mau mabar lagi nggak? " celetuk Alden.

"Ehh Pah, emm enggak dulu deh Pah soalnya Barra kesini mau ketemu sama Vira" jawab Barra.

"Oalah ya udah nanti aja ya, Vira nya lagi di kamar tuh sama Mamah, kamu masuk aja Papah mau keluar dulu bentar" ujar Alden. Barra pun mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar Vira.

'Tok tok tok'

"Masuk" sahut orang yang di dalam.

"Ehh ada Barra, sini Nak masuk" ucap Aqeela mempersilahkan Barra masuk.

"Nih buat Mamah sama ini buat Vira" ucap Barra menyodorkan kantong plastik ke kedua wanita itu.

"Ya ampun Bar, lain kali jangan kaya gini lah ya kalo mau kesini ya kesini aja jangan bawain apa-apa malah jadinya ngerepotin kamu" tutur Aqeela.

"Nah ini kan Barra udah kesini Ra, Mamah mau ke dapur dulu ya" imbuh Aqeela seraya berjalan ke lantai bawah.

"Gimana, masih sakit? " tanya pelan Barra.

"Udah agak lumayan kok" jawab Vira.

"Aku bawain snack tuh, dimakan ya atau kamu mau apa biar aku beliin" ucap Barra.

"Nggak usah, itu aja juga udah banyak loh" tolak Vira

"Makasih" celetuk Vira saat memakan snack favorit nya seraya tersenyum ke arah Barra.

"Sama-sama Yang" balas Barra.

Tanpa mereka sadari ada dua orang yang tengah memperhatikan mereka berdua dari belakang tembok, siapa lagi kalau bukan Alden dan juga Aqeela.

"Aku keluar dulu ya soalnya tadi Papah ngajak aku mabar lagi, kalo perutnya sakit panggil aku aja" ucap Barra sembari mengelus rambut hitam milik Vira dengan lembut.

Vira mengangguk dengan mulut yang terus terisi dengan snack yang dari Barra. Mendengar Barra akan keluar dengan buru-buru Alden dan juga Aqeela turun ke ruang keluarga.

"Pah, ayok katanya mau mabar" ajak Barra setelah sampai di ruang keluarga.

"Gas log in" sahut Alden dengan semangat. Berkat Barra rank gamenya naik setelah beberapa kali mabar.

Vira yang melihat itu dari atas pun tersenyum melihat Alden dan Barra sedekat dan seakrab itu. Ia tak pernah menyangka bahwa akan bertemu dengan Barra sang ketua geng Aodra.

Ia jadi teringat kebaikan-kebaikan yang Barra lakukan dari awal ia bertemu sampai saat ini, salah satunya adalah saat membagi-bagikan makanan ke kaum dhuafa saat itu. Dan ia bangga punya Barra dengan segala ceritanya dan ia juga bersyukur dipertemukan dengan orang yang sekuat Barra untuk menghadapi setiap lika-liku kehidupannya.

"Udah jangan di pantau terus, Barra juga nggak akan ke mana-mana kok" terlalu lama Vira melamun membuatnya tak sadar jika Aqeela sudah berada di sampingnya.

"E-ehh Mah, ngagetin aja tau nggak" ucap Vira yang telah kepergok memandangi Barra.

"D-dari kapan Mah disini? " saking gugupnya membuat ucapannya terbata-bata.

"Dari kamu mulai senyum-senyum sendiri" balas Aqeela seraya terkekeh melihat ekspresi putrinya.

Vira yang malu pun langsung memasuki kamarnya lagi, sedangkan Aqeela yang melihat tingkah Vira pun kembali terkekeh pelan, lagi.

"Gitu tuh kalo lagi jatuh cinta" gumam Aqeela.

°°°

Mengikuti tempat tongkrongan di dalam sekolah mereka yang dari dulu di tempati oleh kakak kelas mereka, geng Aodra pun kini sudah duduk masih di rooftop Trisatya dengan candaan yang tiap hari membuat kita gemas, saking gemasnya ingin menceburkan mereka ke Palung Mariana.

Indra dan juga Nevan, adalah kembar yang tak sama. Mungkin dunia menyuruh mereka menghibur orang lain akhirnya pun mereka di pertemukan dari awal sekolah di Trisatya.

"Hayy gaes, ihh ngomong-ngomong gw cakep juga ya" celetuk Indra saat memulai live di akun instagram pribadinya.

"Ada gitu ya orang yang muji kegantengan diri sendiri" cibir Nevan yang tepat disebelah Indra.

"Ada, nih orangnya Ravindra nicholas putra dari Ibu Fera dan Bapak Revan yang paling kaya" sombong Indra.

Nevan yang kesal pun mencibir pelan Indra yang sombongnya setengah dari rasa malunya. Ia kembali menatap layar ponsel Indra yang menampilkan mereka berdua yang tengah live dengan ratusan bahkan ribuan yang menonton.

"Gila muka Indra yang burik kek pantat panci aja penontonnya segini" kagum Nevan yang melihat orang yang tengah menonton live mereka.

"Ohh jelas kan gw orang terganteng nomer 1 sedunia" sombongnya semakin menjadi setelah Nevan berucap demikian.

"Ganteng kok jomblo Bang" sahut Bagus yang dari tadi menyimak perdebatan antara Indra dan juga Nevan.

Semua yang berada di situ pun tertawa saat Indra diejek oleh Bagus.

"Nomer 1 dari kalangan orang gila ya" balas Nevan.

"Nimir 1 diri kilingin iring gili yi" cibir Indra.

Tak hanya anggota Aodra yang ketawa melihat kekocakan Indra dan juga Nevan, penonton yang tengah melihat live mereka pun ikut spam komen dengan emoticon ngakak bahkan ada yang komen 'ngakak 4G'.

Gitu lah ya, sekarang ketawa aja kek sinyal sampai 4G segala. Memang kaum +62 selalu kreatif dan juga selalu menciptakan apapun setiap harinya untuk sekedar menghibur diri sendiri atau orang lain.

"Barra mana? " tanya Adit yang baru saja sampai di rooftop itu bersama Arzan.

"Biasa lagi ngebucin sama yayang Vira" balas Nevan.

Adit dan Arzan pun mengangguk membalas ucapan Nevan, mereka berdua pun duduk berdampingan seraya menikmati angin siang ini.

Setelah bel masuk berbunyi, mereka pun mulai berjalan menuju ke kelas masing-masing sedangkan Barra dengan tenangnya sudah duduk dengan tangan yang memegang pulpen dan buku dihadapannya.

Dengan gayanya saat menuju ke kelas mereka, Indra dan juga Nevan sempat-sempatnya caper ke beberapa cewek yang mereka lewati. Sedangkan Adit dan juga Arzan hanya menampilkan wajah triplek nya.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di kelas mereka tepat sebelum guru pengajar mereka datang.
Mereka pun menuju tempat duduknya masing-masing dan dengan tenangnya mereka duduk, kecuali Indra dan juga Nevan yang masih berada di luar kelas untuk terus menggoda siswi-siswi Trisatya dengan wajah sok gantengnya.

Waktu pembelajaran dimulai dengan tenang dan tertib, banyak yang sedang memperhatikan penjelasan guru di depan dan tak lupa dengan tangan yang mencatat poin-poin dari pelajaran ini.

Ada saatnya mereka untuk gila-gilaan dan ada saatnya tersendiri untuk serius, salah satunya ke pendidikan dan juga attitude yang harus mereka miliki.

1063 Word
Jangan lupa Votment-Nya kk 😚
See you 👋

Di Balik Senyum Barra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang