BAB 30

295 10 5
                                    

Karena kebahagiaan sekarang bukan lagi tentang keluarga, tapi tentang kebersamaan yang ada.


Sudah beberapa minggu dan teror itu terus terjadi dan kondisi Bryan pun sudah berangsur membaik setelah kejadian waktu itu. Saat ini SMA Trisatya sedang digegerkan dengan penemuan potongan-potongan tubuh manusia yang berserakan di belakang gedung IPS, lebih tepatnya di belakang kelas 12 IPS 1 dan beberapa kertas yang berisi ancaman. Sedangkan murid-murid sudah di pulangkan sejak dua puluh menit yang lalu.

Dan sekarang, Aodra dan juga Black Dragon tengah merencanakan pengepungan ke markas Vargo malam ini yang pastinya mereka rencanakan di apartemen Barra yang aman dari mata-mata dari Vargo.

"Kerahkan semua anggota kita, dan untuk antisipasi beberapa dari kalian harus bawa pistol dan juga benda tajam lainnya, tapi inget itu kalau lawan udah ngeluarin benda tajam baru kita keluarkan juga" celetuk Liam.

"Angkatan Aodra sebelum gw katanya mau ikut Bang, kurang lebih dari Aodra mengerahkan delapan ratus orang termasuk kami" ucap Barra.

"Oke sip, dan untuk Black Dragon hanya mengerahkan tiga ratus orang, karena yang lain sudah berkuliah di luar negeri" balas Liam.

"Jadi nanti malam kita kumpul di markas dulu, nanti baru kita kesana bareng dan jangan berpencar sebelum sampai di tujuan" peringat Barra.

Mereka pun membentuk kelompok yang satu kelompok diisi dengan lima belas orang dan akan ditugaskan di berbagai wilayah sekitar markas Vargo.

Dan mereka pun memahami apa yang ketua mereka katakan, apa dan kapan mereka akan menyerang dan juga taktik dari seorang Xavier juga sebagian dari kegiatan pengepungan ini.

"Kenapa dikepung waktu sekarang? " tanya Nevan yang dari tadi memperhatikan yang diucapkan Barra dan juga Liam.

"Lu nggak inget kejadian tadi di sekolah, itu udah ngelewatin batas loh belum lagi geng ini nggak main-main kalo ngomong" ujar Barra.

Setelah menyusun strategi yang akan mereka lakukan malam ini, tak lama mereka pun kembali ke markas mereka masing-masing untuk latihan ringan. Tetapi berbeda dengan Indra dan juga Nevan yang masih santai dengan secangkir kopi masing-masing. Itu sudah menjadi kebiasaan jika sedang pemanasan, hanya waktu-waktu tertentu yang buat mereka ikut pemanasan.

Setelah menjelang sore, mereka pun pulang ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan apa yang harus mereka siapkan untuk nanti malam.

Tapi Barra bukan menuju ke rumahnya, melainkan ia mengendarai motornya menuju ke rumah Vira, karena hari ini Vira tak masuk dikarenakan sakit demam.

Tak dengan tangan kosong, Barra pun membawakan beberapa makanan ringan dan beberapa buah serta membawakan makanan kesukaan Alden dan juga Aqeela yakni seblak ceker.

"Assalamu'alaikum" salam Barra seraya mengetuk pintu.

"Wa'alaikumussalam, ehh Bar sini masuk" ucap Aqeela sembari mempersilahkan Barra untuk masuk.

"Oh ya Mah, ni Barra bawain seblak ceker buat Mamah sama Papah" ujar Barra dengan menyodorkan kantong plastik yang berada di tangan kanannya, sedangkan tangan kiri berisi makanan ringan dan juga beberapa buah kesukaan Vira.

Setelah kejadian pada waktu itu saat mabar di pagi hari, Barra pun mulai memanggil Alden dengan sebutan Papah yang disuruh oleh Alden sendiri

"Maaf ya Mah, Barra baru sempet jengukin Vira, soalnya Barra juga lagi sibuk ngurusin beberapa masalah belum lagi tugas-tugas sekolah yang beuhhh banyak banget" ucap Barra.

"Ya ngga papa lah, lagian juga Vira cuman demam biasa doang kok, mau ke kamar atau mau ikut Mamah makan ni seblak? " tanya Aqeela.

'Tok tok tok'

Di Balik Senyum Barra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang