BAB 47

212 4 0
                                    

Allah akan memberi pada waktunya,
Saat engkau benar-benar layak mendapatkannya.


Di sebuah toko, terlihat seorang pemuda yang tengah memilih-milih cincin dengan sangat teliti. Dia, Barra Damian Zayan yang tengah memilihkan cincin berlian yang akan ia beli.

Setelah memilih sebuah cincin dan membayarnya, ia pun beranjak pergi namun di pertengahan jalan ia melihat beberapa gerombolan pemuda dengan gayanya yang ugal-ugalan membuat pengendara jalan lain menyumpah-serapahi aksi gerombolan itu. Karena memang Barra yang mengendarai motornya itu berlawanan arah dari 'geng' itu akhirnya 'geng' itu menghentikan motornya tepat di depan motor Barra.

"Kaya ora asing ya" batin seseorang.
(Kaya gak asing ya)

"WOYYY MINGGIR RA KOWE! " seru ketua dari 'geng' itu.
(Woyyy minggir gak kamu)

"MINGGIR APA TAK TABRAK BEN KOWE LANGSUNG MATI, HAH?! " sahut orang yang tepat di belakang ketua 'geng' nya.
(Minggir apa mau di tabrak biar kamu langsung mati, hah)

"KOWE KI NGOLEK MASALAH NEMEN KARO DHEWE"
(Kamu ini nyari masalah banget sama kami)

"SAMPEAN RA NGERTI DHEWE, HAH?! "
(Kamu gak ngerti kami, hah)

"NJALOK DI TABRAK OPO PIYE?! "
(Minta di tabrak apa gimana)

"NGERTI BOSO MANUNGSO ORA SI?! "
(Ngerti bahasa manusia gak si)

"MINGGIR WOYYY BUDEK YA! "
(Minggir woyyy tuli ya)

"HAHAHAHAHA! "

GMS, adalah singkatan dari Geng Motor Semarang. Geng motor yang membuat orang-orang sekitar geram sekaligus takut dengan keberadaan geng motor itu, bagaimana tidak GMS ini selalu meresahkan warga dengan cara ugal-ugalan di jalanan dan juga sering tawuran antar geng membuat dan masih banyak lagi yang membuat warga sekitar semakin resah.

Gerombolan pemuda itu pun satu per satu turun dari motornya yang diikuti oleh Barra juga, setelah ia turun Barra pun melepaskan helm nya yang tadi masih terkadang di kepalanya.

"Nah kan... Nah kan... " gumam seseorang yang tadi sempat membatin.

"B-bang Barra" lirih ketua 'geng' itu.

Siapa yang tak kenal Barra, pemuda dari daerah Jakarta itu adalah ketua geng Aodra yang di kenal banyak orang. Semua orang kaget tak terkecuali ketua geng GMS itu.
Membuat ketua geng GMS yang kerap di panggil Abi itu berjalan mendekati Barra dan berhenti tepat di depan Barra.

"M-maaf Bang g-gue g-gak tau k-kalo itu l-lu" ucap Abi.

"It's okay" jawab Barra.

"Se-sekali lagi g-gw mi-minta maaf" sambung Abi yang di balas dengan anggukan oleh Barra.

"Kalo gw liat kalian ugal-ugalan lagi kaya tadi, lu pasti tau penyebabnya. " ancam Barra lalu kembali memakai helm nya lalu pamit untuk beranjak dari situ.

20 : 00 WIB
Probolinggo, Jawa Timur.

Pria dengan setelan jas itu tengah duduk di kursi sebuah cafe sembari memandang orang-orang yang berlalu lalang di luar. Dia, Bryan yang saat ini masih mengelola perusahaannya membuat dia jauh dari keluarga dan sanak saudara.

Bryan yang baru saja menyeruput kopi pesanan ya lalu pandangannya tertuju ke ponselnya yang tergeletak, ia pun mengambil ponselnya tetapi tanpa minat untuk di mainkan olehnya.

"Heh! Ngelamun aja si lo" celetuk seseorang yang baru saja menepuk pundaknya.

"Ehh udah sampe lo, dari kapan? " tanya Bryan yang tersadar dari lamunannya.

Di Balik Senyum Barra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang