BAB 57

432 12 0
                                    

Menangislah jika bebanmu terasa berat, karena air mata adalah do'a, disaat kamu tidak mampu berbicara.


Tak terasa hari berlalu begitu cepat.
Hari ini adalah tepat hari lahir Barra, ia sendiri tak menyangka tahun ini genap berumur 22 tahun yang artinya 22 tahun juga sudah ia lalui dan minggu depan adalah hari pernikahan Barra dengan Vira yang rencananya akan digelar di 2 tempat.

Khusus hari ini Vira memang sudah berada di Jakarta untuk ikut merayakan ulang tahun kekasihnya, saat ini semua tamu undangan sudah mulai berdatangan.

Acara demi acara telah mereka semua lalui, dan ini lah acara puncaknya yang tak lain dan tak bukan adalah potong kue.

"Happy birthday sayang, semoga kamu dikasih kekuatan terus ya buat ngejalanin hidup selanjutnya. " ucap Tiwi sembari mencium kening putranya.

"Sehat selalu anak Papah" kini giliran Pamungkas yang memeluk Barra.

"Happy birthday Bar, semoga apa yang lu impikan segera terkabul aamiin. " ujar Bryan.

"Aamiin, makasih Bang. "

"Happy birthday ya Mas, aku harap apa yang kamu impikan cepat terwujud dan juga semoga kamu disembuhkan dari segala penyakit yang kamu punya" ujar Vira.

"Aamiin, makasih sayang" bisik Barra.

Satu per satu ucapan selamat pun diterima oleh Barra tak terkecuali juga dari teman-teman nya.
Barra tak henti-hentinya menyunggingkan senyumannya ke arah Vira yang memang datang bersama orang tuanya dan juga kedua sahabat nya.

"Gw gak nyangka lu bisa sekuat ini Bar" bisik Adit di tengah keramaian malam ini.

"Thanks" balas Barra seraya tersenyum ke arah sahabatnya itu.

Semua tamu undangan pun di persilahkan untuk menikmati semua hidangan yang sudah disediakan, Vira selalu di samping Barra bahkan tak segan-segan tangan Barra menggandeng tangan Vira.

Barra yang menggunakan jas berwarna maroon terlihat serasi dengan gaun yang dipakai Vira dengan warna yang sama, membuat orang-orang tak henti-hentinya memuji pasangan ini.

Tepat pukul 11 malam acaranya pun selesai, semua tamu undangan mulai beranjak dari sana untuk pulang. Kini di ruangan ini hanya ada keluarga Zayan dan juga Vira yang memang belum pulang, sedangkan orang tua Vira sudah pamit pulang duluan.

"Mas aku mau pulang dulu ya" pamit Vira.

"Aku anter ya" ucap Barra.

"Gak usah, kamu pasti capek nanti aku pesen ojek online aja. " tolak Vira.

"Mah Pah Vira mau pulang dulu ya" izin Vira ke kedua orang tua Barra.

"Dianter Barra kan? " tanya Tiwi.

"Aku pake ojek online Mah, kasian dia takutnya capek" ujar Vira.

"Gak, pokoknya kamu harus dianter Barra. Gak baik juga anak cewe pulang sendirian, ya masa ama tukang ojek si. " kata Tiwi.

"Bar anterin Vira ampe rumah" perintah Pamungkas.

Vira yang mendengarkan tuturan dari Pamungkas pun akhirnya mengalah.

Akhirnya Barra pun mengantarkan Vira pulang menggunakan mobil, butuh waktu 15 menit untuk sampai di rumah Vira.

Didalam perjalanan hanya ada keheningan antara keduanya, Vira yang tengah menikmati perjalanan sedangkan Barra yang memang tengah fokus ke jalanan.

"Mulai hujan Mas, huh" celetuk Vira.

"Iya, untung aja jadinya pake mobil. " sahut Barra.

"Terus nanti kamu pulangnya gimana, kan hujan ini aja udah mulai deras. " ucap Vira.

Di Balik Senyum Barra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang