BAGIAN KE-34

1.5K 68 1
                                    

PAK DOSEN KEMBALI LAGI!

MAU MINTA APA SAMA PAK DOSEN?

*****

Luna mengantarkan Arkan sampai pintu, sebenarnya Luna masih malu soal beberapa menit yang lalu.

Luna tersenyum pada Arkan tapi tiba-tiba Arkan menyenggol bahu Luna menggunakan bahunya.

"Kenapa gak mau sebut merek ke ibu kamu?" Arkan bertanya dengan wajah jail.

"Mas..." rengeknya yang malu.

Arkan tertawa kecil, tangannya terulur menyentuh kedua pipi Luna.

"Setidaknya terima kasih, karena diam-diam telah mempromosikan aku ke ibu kamu," ujarnya.

Luna tertawa kecil, ia menyentuh tangan Arkan. Pria ini perlu tahu Luna memang harus mencuri start.

"Gak ada yang gratis di dunia ini, minimal aku harus dapat feedback yang sama," ujar Luna dengan mengangkat alisnya.

Arkan mundur selangkah, ia menghela napasnya. "Kamu mau apa? Aku kan sudah kenalkan kamu ke ibu aku," jawab Arkan.

Luna menyentuh dagunya, berlaga berpikir, "Bukankah perkenalannya hanya sebatas antara dosen dan mahasiswinya?"

Arkan terpengah, dia menghela napas berat. Tidak mengertikah kalau dulu itu Arkan sengaja melakukannya, memang betul ia mengenalkan Luna sebagai mahasiswinya. Tapi seharusnya ia paham. Jadi selama ini Luna memahaminya hanya sebatas itu?

"Kamu menganggapnya seperti itu Luna?" tanya Arkan dengan wajah sedikit murung.

Luna mengerutkan keningnya, "Iya lah, memangnya harus bagaimana?"

"Ya enggak gimana," jawab Arkan sambil menggaruk keningnya yang tidak gatal.

"Kalau ketemu mama aku lagi emang kamu siap?" tanya Arkan, matanya tak pernah berhenti untuk menatap Luna.

Pria itu terlihat memperhatikan Luna yang terlihat ragu-ragu untuk menjawab.

"Atau enggak aku aja yang bawa mama ke rumah kamu," ujarnya lagi sambil menggenggam hangat tangan Luna.

"Kok ke rumah, yang pingin ketemu kan aku," jawab Luna.

Arkan mendekat lalu membisikkan sesuatu pada Luna, "Mumpung ibu kamu di sini, biar tambah deket sama calon besan," ujar Arkan yang kembali menarik kepalanya untuk menjauh.

"Becandanya enggak lucu!"

"Siapa yang bercanda? Serius ini!"

"Pak!" Luna berusaha menghentikan Arkan agar tak semakin kemana-mana.

"Kok Pak?!" tegur Arkan tak suka.

Luna merotasikan bola matanya, "Iya maaf Mas."

"Tapi kalau boleh aku serius Luna."

****

Siapa sangka hari ini Luna datang ke kampus terlambat. Di rumah tidak ada satu orang pun yang bergerak untuk membangunkan Luna. Tapi Luna juga tidak bisa menyalahkan orang-orang rumah mereka tidak tahu kalau Luna memiliki jam kuliah di pagi hari.

Langkah Luna dipercepat, sambil menyisir koridor ruangan, matanya juga ikut menelisik ruangan satu persatu. Gadis itu sudah berada di lantai dua yang ada di gedung fakultasnya, di grup kelas anak-anak bilang ia belajar di ruangan paling selatan lantai dua.

Setelah waktunya tersita 9 menit untuk mencari ruangan kini gadis itu menemukannya, buru-buru dia lari. Sesampainya di depan pintu Luna berusaha mengontrol pacuan jantungnya.

Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang