BAGIAN KE-6

3.3K 197 6
                                    

Halo!
Saya tidak akan pernah bosan mengucapkan terima kasih kepada kalian. Terima kasih kalian uwu<3

Help me, it's like the walls are caving in
Sometimes I feel like giving up
But I just can't
It isn't in my blood

Laying on the bathroom floor, feeling nothing
I'm overwhelmed and insecure, give me something
I could take to ease my mind slowly
Just have a drink and you'll feel better
Just take her home and you'll feel better
Keep telling me that it gets better
Does it ever?

Help me, it's like the walls are caving in
Sometimes I feel like giving up
No medicine is strong enough
Someone help me
I'm crawling in my skin
Sometimes I feel like giving up
But I just can't

It isn't in my blood
It isn't in my blood

In my blood -Shawn Mendes🎧


Luna saat ini tengah berjalan keluar kampus dia sudah ada janji dengan Arkan. Bukan janji lebih tepatnya paksaan untuk ikut dengan Arkan.

Luna rasanya kesal jika mengingat-ingat itu. Dia bingung ada apa dengan dosennya ini.

Hampir 10 menit Luna menunggu Arkan yang sama sekali belum menunjukkan batang hidungnya. Luna jadi kesal sendiri. Hari ini moodnya benar-benar buruk.

Kenapa juga dia menuruti perintah Arkan. Memangnya Arkan ini siapa. Kesal dengan orang yang di tunggu tidak kunjung datang Luna melangkahkan kakinya pergi.

Sebelum Luna benar-benar pergi dia menatap kembali ke arah parkiran. Di sana terlihat Arkan yang baru saja masuk ke dalam mobil. Luna mengurungkan niatnya untuk pergi.

Saat ini mobil Arkan sudah berada di depan Luna. Tanpa basa-basi Luna langsung masuk ke dalam mobi Arkan dengan membanting pintu mobil Arkan.

"Bapak kenapa lama banget sih? Jadi engga? Saya capek ini dari tadi nungguin Bapak?!" ucap Luna yang merasa kesal. Arkan hanya memperhatikan kekesalan Luna padanya.

"Maaf, tadi saya ada urusan mendadak. Toh kamu baru nunggu sepuluh menit," ujar Arkan yang tepat sasaran.

Sudah kurang lebih 20 menit mobil Arkan melaju tapi Luna tidak tau sama sekali akan dibawa kemana dirinya

"Pak kita mau kemana sih Pak?"

"Ke rumah saya." Sontak mata Luna langsung membuat sempurna

"Astaga Pak. Kita mau ngapain?" tanya Luna dengan tidak santainya

"Hanya bertamu, duduk, makan, pulang itu saja. Memangnya kenapa?"

Memangnya kenapa? Astaga sebenarnya dosennya ini waras atau tidak sih. Kenapa Luna di bawa kerumah Arkan.

Luna menghela nafasnya panjang, dia berusaha mengontrol emosinya agar tidak meledak saat ini juga.

Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang