Beberapa hari yang lalu Luna berpikir kalau magang itu hanya sebatas melakukan satu atau dua pekerja, tapi nyatanya detik ini dia dihadapkan dengan pekerjaan segunung.
Gadis itu menghela napasnya, entah sudah berapa kali dalam seharian ini Luna menghela napas. Ini baru hari pertama dia magang dan masih ada hari-hari berikutnya yang menanti Luna. Dia pikir dengan dia magang di kantor Juan akan lebih santai ternyata tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia memang harus kooperatif.
Sesuai kesepakatan Luna dengan Juan gadis itu ingin kantor Juan sebagai tempat magang dan Juan juga menuruti keinginan adiknya untuk pura-pura tidak kenal dengan Luna. Alhasil di tempat ini, tidak ada yang tahu kalau Luna adalah adik Juan.
Staf karyawan mendekat ke meja Luna, kemudian dia menyerahkan hasil print out yang berisi informasi dari salah satu kolega Juan.
"Anak magang, bisa kan lo analis ini?" tanyanya sembari meletakkan beberapa lembar kertas putih di meja Luna.
Luna menatap kertas putih yang tergeletak di mejanya.
"Saya coba dulu ya, Mbak," jawab Luna.
"Oke, kalau ada yang mau ditanyain tanya aja ke gue. Itu ruangan gue," ujarnya sambil menunjuk ruangan di sudut kanan. "Oh iya, ngomong-ngomong nama lo siapa? Masa gue manggil lo anak magang sih," imbuhnya penasaran.
"Luna, Mbak," jawab Luna.
"Ahh... Gue Sabrina. Betah-betah di sini ya," ujarnya.
Luna mesem. Semoga saja dia betah di sini.
****
Jihan yang undur dari dalam ruangan Juan menekuk wajahnya masam. Dua hari ini dia tengah penat-penatnya, dia disibukkan dengan pengauditan yang belum beres. Ketambahan dengan masalah pribadi.
Tidak langsung kembali ke meja kerja, Jihan memilih untuk masuk ke dalam pantry, ia mengisi botol minumnya dengan air bening. Setelah terisi penuh ia berencana untuk kembali ke meja kerjanya.
Tepat setelah membalikkan badan ternyata seseorang yang sangat ia kenali berdiri tidak jauh darinya.
Orang itu tersenyum kemudian mendekati Jihan.
"Kak, kita baru ketemu lo. Kenapa wajahnya ditekuk gitu sih?!"
Jihan hanya membalasnya dengan senyuman seadanya pada Luna.
"Capek banget, ya?"
"Lumayan," jawab Jihan.
"Pulang dari kantor kita me time, yuk! Udah lama kita enggak kek gitu," ajak Luna.
Jihan tampak menimbang ajakan Luna, ia ingin tapi dia ragu.
"Bisa enggak kak?" tanya Luna menunggu jawaban.
"Nanti aku kabarin aja lagi ya, soalnya ini lagi bener-bener gupek sama pekerjaan," ujar Jihan tak enak.
Luna yang tidak keberatan mengangguk. Ia bersedia menunggu jawaban Jihan.
"Ngomong-ngomong kamu udah dari kapan magang di sini?" tanyanya sambil berjalan keluar pantry.
"Baru mulai hari ini, Kak," jawab Luna.
"Gimana rasanya?" tanya Jihan lagi.
"Rasanya... Capek!" jawab Luna yang berani mengeluh di depan Jihan.
Jihan tertawa, dia pernah diposisi adik bosnya ini. Masih tahap awal wajar kalau Luna benar-benar merasa lelah. Dia butuh beradaptasi dan terbiasa. Percayalah kalau sudah terbiasa pasti akan terasa ringan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen
General Fiction[On Going] Luna Angelina seorang mahasiswi cantik jurusan ekonomi semester tujuh Yang tanpa sengaja mendapatkan dosen pembimbing bernama Arkan yang dikenal dengan sikap disiplinnya. "Bapak kok perhatian gitu sama saya?" ujar Luna bertanya Arkan dibu...