BAGIAN KE-9

3K 163 4
                                    

Halo!
Masih semangat baca part selanjutnya? Jangan lupa ya vote dan komentarnya. Inget bila perlu juga kok boleh follow akun saya<3

Terima kasih. Happy reading!!!

Last night, I lost all my patience
You were fucked up, I was wasted
Midsummer madness
I can't take it no more, no more
Fuck the ru-u-u-ules
Ru-u-u-ules
Ru-u-u-u-oh
Fuck the ru-u-u-ules
Ru-u-u-ules
Ru-u-u-u-oh

Make it make sense
Make it make sense, I
Can't hide a heart in a black tint, I
You were off the bullshit and the tablets
Under 21, both savage
All these blurry nights feel the same to me
Heart full of hate, no vacancy
Only one you gonna blame when it's over
Can't look me in my eyes when you sober
Hey, I'm the one you call when you feelin' low
Running up a check just to help you cope
I just want to live in the moment
You just want to fight 'cause you lonely
Tryna see a milly then be really up
Rockstar crash in my Bentley truck
You need all my love
You've got all the love

Midsummer madness -88Rising

Luna terbangun dari tidurnya, keadaannya sekarang sudah lebih baik. Dia merasa bingung sekarang dia sudah berada di kamarnya berarti, tadi dia tidak di bangunkan oleh Arkan.

Luna langsung berlari ke luar kamar. Dia melihat Juan tengah duduk menatap layar televisi. Kini Luna sudah duduk disamping Juan.

"Bang tadi abangkan yang bawa Luna masuk ke kamar?" tanya Luna

Juan melihat ke arah Luna, kemudian berucap "Bukan, Arkan yang bawa kamu masuk"

"Hah?"

"Biasa aja dong, ga usah kaget kaya gitu," ujar Juan dengan menampilkan wajah menggoda.

"Kok Abang biarin sih?" tanya Luna yang tidak terima.

"Masa iya, Abang yang suruh gendong kamu. Mana kuat," ucap Juan dengan diikuti kekehan.

"Kok ngeselin sih! Aku biasa aja kok," bela Luna untuk dirinya sendiri.

"Ya. Iyaa kamu biasa aja ga berat," ujar Juan, "Udah sekarang kamu makan," perintah Juan.

"Tadi pak dosen titip salam. Makannya jangan sampe telat," tambah Juan lagi. Dan itu berhasil membuat pipi Luna memanas.

Seketika tawa Juna pecah saat melihat Luna mati-matian menahan rasa malunya.

***

Luna tengah duduk sendiri dia sedang menunggu Nana yang tengah bimbingan dengan pak Banu.

Tak selang berapa lama Nana datang dengan wajah sedikit ditekuk. Dia menjatuhkan tasnya kasar.

"Yaa ampun, masa tempat gue yang harus di revisi Banyak banget. Hujat dosen dosa ga sih?" ujar Nana. Luna hanya menepuk-nepuk pundak Nana pelan untuk memberikan ketenangan.

Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang