BAGIAN KE-3

3.7K 238 4
                                    

Halo!
Jangan lupa ya vote dan komentar untuk meninggalkan jejak.

Ig: @elvanovitasarii_

Before you go-🎧

Saat ini Arkan tengah membaringkan tubuhnya di atas kasur. Arkan sudah tinggal sendiri dia memiliki sebuah apartemen yang lumayan luas, dan suasana apartemen Arkan cukup nyaman.

Suasananya bisa melepaskan rasa penat dan lelah yang Arkan rasakan.
Saat Arkan mulai memejamkan matanya tiba-tiba ponselnya berdering menampilkan panggilan dari ibunya.

"Halo Bu kenapa?" tanya Arkan. Yang langsung dijawab di sebrang sana dengan tidak santai.

"Kamu ga mau pulang? Kamu ga kangen Ibu? Ga mau bawain calon mantu buat Ibu?" cecar Santi--Ibu Arkan.

"Jangan bahas itu dulu ya Bu, Arkan capek Arkan mau istirahat dulu. Untuk pulang mungkin lusa Arkan baru bisa pulang," jawab Arkan memberi pengertian kepada ibunya.

"Ya sudah kalau mau pulang kabari Ibu dulu. Nanti Ibu masakin kamu makanan kesukaan kamu," balas Santi lesu. Arkan yang mengerti dengan nada bicara Ibunya ini hanya menghembuskan nafasnya pelan.

"Yaa sudah, Ibu jaga kesehatan terus. Nanti kalau Arkan pulang Arkan bakal kabarin Ibu," jawab Arkan yang di berikan anggukan oleh Santi di seberang sana.

Selesai berbicara dengan Ibunya Arkan mengambil selembar foto di laci mejanya. Foto itu adalah foto Arkan dan kekasihnya.

Ya kekasihnya dulu. Arkan dulu memiliki seorang kekasih tapi karena Tuhan lebih sayang dengan kekasihnya, Tuhan mengambilnya dari Arkan. Kekasih Arkan ikut dalam sebuah kecelakaan pesawat, dengan tujuan Singapura - Indonesia dan kecelakaan itu juga merenggut orangtua kekasihnya juga.

Sekilas kenangan manis itu datang dipikiran Arkan. Sudah banyak waktu ia habiskan untuk mendiang kekasihnya.

"Apa aku harus cari pengganti kamu?" Gumam Arkan pelan. Arkan ragu jika harus membuka hatinya kembali. Tiba-tiba terlintas di pikiran Arkan wajah Luna yang sedang tersenyum ke arahnya. Sontak Arkan langsung menggelengkan kepalanya.

***

Lorong kampus terlihat ramai banyak orang yang berdiri dengan memegang ponselnya masing-masing, fakultas ekonomi saat ini benar-benar dibuat gempar dengan sebuah potret seorang dosen muda dan Luna.

Luna berjalan melewati lorong dia merasa orang-orang di sekitarnya ini sedang menatapnya tidak suka.

Luna yang tidak mengerti maksud tatapan mereka hanya diam saja dan berusaha bersikap tak acuh.

"Luna?!" panggil Nana. Merasa namanya dipanggil Luna membalikan badannya.

"Kenapa?"

"Ikut gue," ucap Nana yang langsung menarik tangan Luna untuk menjauh dari tempat itu, dan Luna tidak memberontak. Hanya saja Luna sedikit tidak nyaman dengan tingkah Nana.

"Lo ada hubungan apa sama Pak Arkan?!" tanya Nana tiba-tiba. Sontak Luna membelalakkan matanya tak percaya. Apa maksud dari pertanyaan temannya ini.

"Gue ga ada hubungan apa-apa," jawab Luna cepat.

Nana menghembuskan nafasnya pelan sebelum berucap. "Ini apa?" tunjuk Nana pada ponselnya. "Ini waktu kita ke mall waktu itu kan?" tanya Nana lagi.

Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang