Juyeon x Hyunjae
.
.
.Menghabiskan waktu di malam hari pada musim panas memang sangat menyenangkan. Apalagi ditambah desiran ombak terdengar ketika jendela dibuka, atau semilir angin meniup gorden tipis yang tergantung menutupi ambang.
Sebuah tawa geli memecah belah suasana kamar. Rematan lembut pada rambut hitam mengerat pelan ketika salah satu figur menenggelamkan kepala di ceruk leher. Membuat tanda kepemilikan tanpa menghentikan gerakan.
“Juyeon..”
“Hm?”
Pemuda yang dipangku menarik sedikit surai dalam genggaman, menyatukan pandangan mereka bersamaan mengalirkan cinta dan sensualitas di sana.
“Geli.”
Juyeon menyengir lebar, mata kucing agak menyipit sebelum menegakkan leher untuk mencium belah ranum di permukaan wajah sang kasih. Berulang kali, bertambah nyaring, bertambah tebal sampai pemuda lain merengek protes.
“Aku suka, kamu mau apa?”
Hyunjae mencebikkan bibir, tega menjambak rambut itu meski terasa pelan tapi cukup menyetrum saraf-saraf Juyeon. “Kamu daritadi cuman jilatin leher tapi nggak ada inisiatif mau goyang aku,”
Hentakan didapat begitupula erangan. Juyeon melebarkan cengiran, pinggul menandak-nandak ke atas, berusaha mengarah ke tujuan. “I just wanna have you slowly,”
“B-but.. ngh..” si manis mendongakkan kepala, kaki yang terkalung di sekitar pinggang mendadak gemetar, bagian jari-jari mengerut bak kedinginan. Kenikmatan sentuhan kecil dari kepala penis dalam tubuh, diameter yang meregang liang, serta tusukan tepat tersebut seakan menarik setengah kewarasan. “tapi sudah setengah jam habis kita main di kamar mandi, Juyeon..”
“Memang kenapa? Kan kita lagi bulan madu,” ada aja sahutan dari suaminya untuk membungkam keluhan. Bibir tipis sedingin es tersebut menjajaki kulit selangka, menggigit perlahan menciptakan tanda cinta.
“I need you fast, not this pace,” Hyunjae berusaha menggoyang sendiri, tetapi cengkraman di pinggul tidak mengizinkan. “J-Juyeonn..”
“Say, please.”
Si manis menatapnya dengan pandangan, 'Really, Ju? Do you want me to beg?' Dan Lee Juyeon tak bisa dibantah. Hanya dapat dituruti sampai keinginan terpenuhi. Dia pun menghela napas kecil kemudian mengalungkan lengan di bahu kokoh itu.
“Please, Juyeon.”
“Nope.”
“Please.. Hubby..”
Juyeon menaikkan kedua sudut bibir, isyarat kebahagiaan setelah dipanggil mesra. Dirinya memeluk figur pendek di pangkuan lalu membawa mereka dalam ciuman lembut. Badan bagian bawah sama-sama bergerak konstan seirama. Menikmati bagaimana kepuasan tubuh satu sama lain menyelimuti organ intim hingga rasanya mencapai ke otak.
“Hah.. aah.. Juyeon..”
“Hubby, not Juyeon,” koreksi sang suami. Hyunjae hendak memutar mata tapi kejutan-kejutan pertemuan antara penis dan prostat melarangnya berbuat ulah.
“Fine.. My Hubby, my sweet Hubby Juyeon,” si tampan tertawa mendengar sebutan mendekati tidak ikhlas tersebut. Dia hanya melumat bibir merah muda di hadapan tanpa ampun, tanpa membolehkan Hyunjae melepaskan barang sepatah kata desahan sekalipun.
“You feel tight around my cock, Sweetheart,”
Rambut-rambut halus mendadak berdiri setelah Juyeon berbisik, menyebabkannya menjepit batang kemaluan yang sedang bergerak naik turun, kali ini suaminya menggeram keenakan.
Harga diri Hyunjae melambung tinggi. Dia harus berhasil membuat Juyeon tergila-gila dan terus mendamba lubangnya, tubuhnya, atau dia seutuhnya.
“Aku nggak pernah ngecewain kamu kan, Sayang?”
Juyeon meringis, menggeleng seraya menancapkan geligi di pundak landai seputih susu tersebut, meloloskan dengkingan akibat sempit yang membungkus kejantanan. “Ngh.. I think I'm close, Sweetie,”
Hyunjae mengangguk, mengusap surai hitam tersebut sayang, dia juga sudah berada di puncak. Mungkin dalam beberapa tusukan atau sentuhan kecil ia bisa tiba.
“Boleh aku keluar di dalam?”
“Kalau udah tau jawabannya, gausah minta izin lagi, Lee Juyeon,”
“Can't help it, consent is a must, Sweetheart,” Juyeon menyengir, mata bak kucing menyipit sebab menyimpan kebahagiaan. Dia merasa beruntung dapat bersanding dengan makhluk ciptaan Tuhan seperti Hyunjae. “kamu udah deket?”
Anggukan didapat beserta desahan kecil. Napas menerpa wajah satu sama lain. Menandakan bahwa mereka ingin segera sampai. Juyeon mempercepat genjotan, menempelkan kening sesama kening lalu tangan kanan mengocok milik Hyunjae.
Jeritan mengeras berpantulan di seluruh penjuru, Hyunjae mengeratkan kalungan kaki hingga tumit menempel pada punggung, perutnya bagaikan diikat kuat-kuat kemudian dilepas kencang. Mengeluarkan isi yang terpendam.
Simulasi di luar memicu Juyeon menyusul di dalam. Melukis dinding silky dengan cairan putih nyaris sedikit bening sebab sudah terlalu sering disemburkan dalam waktu dekat. Kedua sejoli tersengal-sengal, terutama si manis. Kepala terantuk di bahu sang suami sambil mengeluarkan karbondioksida lewat mulut.
“Besok kita gausah main dulu ya,”
“Eh? Kenapa?”
“Sakit,” ringis Hyunjae mengusap liang yang masih meregang akibat bentuk penis Juyeon. “beneran Juyeon, kamu bobol aku dari kemaren sampai hari ini, padahal besok kita mau jalan-jalan ke pantai,”
Juyeon mengecupi pipi tembam yang sedang menggembung itu, menggigit gemas mengundang pekikan amarah. “Ngapain jalan-jalan? Nikmatin aja dari jendela,”
“Pasti di pikiran kamu, kita doggy style menghadap pantai kan?”
Hyunjae telah mengenal Juyeon terlalu lama hingga kemungkinan-kemungkinan mesum tersebut pasti menempel di memori kecil sang suami walau belum diutarakan.
Si muda hanya cengengesan tak berdosa, memeluk Hyunjae sangat erat. “Iya, iya, nggak gitu,”
“Ya nggak apa sih kalau udah nggak sakit lagi,” balas Hyunjae cuek, mengalihkan tatapan lantaran tak mau dianggap sealiran. Juyeon terbahak-bahak, benar-benar senang sekali dapat memiliki pemuda manis ini menjadi pasangan hidupnya.
“Untung aku cinta,”
“Aku enggak.”
“Yah jangan gitu dong, masa nggak cinta sama aku,”
“Dah. Berisik! Mandiin aku sekarang!”
“Ay ay Mr. Lee❤!”
©️Finn
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYZ SOLID GOLD🔞✔
FanfictionKumpulan Oneshot🔞 untuk beberapa kapal The Boyz (mostly kesukaan Finn; Noname; Nett) ⚠️ : kalian tau ini dewasa kan? Ya benar. Dan jika rating 18 sudah ditaroh di judul itu berarti kalian siap dengan konsekuensinya saat membuka isi cerita ini ⚠️res...