B.O.Y

5K 48 4
                                    

Lee Juyeon x Lee Jaehyun


The rivals from different school made a bet for a score of basketball. Who will win though?

Warning : pwp; enemy to lovers; jock!jumil; based on porn I watched when third grade hehe

.

.

***

Pertandingan curang kalau kata Jaehyun. Bisa-bisanya nilai skor mereka hanya beda 1 poin dan ia mencetak gol ke ring pada saat waktu sedikit lagi hendak habis. Alhasil, tentu saja dia tidak berhasil. Mengatakan dirinya sangat payah meski kawanan setim berkata sebaliknya.

Dan paling menyebalkan.

Jaehyun ingin sekali menghapus seringaian lebar yang terpampang di wajah Lee Juyeon.

Kapten tim lawan sekolahnya, sekaligus pemain center. Sama seperti posisinya sekarang. Menyabet dua jabatan bak manusia tamak.

Hidung Jaehyun kembang-kempis ketika menemukan sorakan kemenangan mengalun terlalu keras hingga terasa memekakkan telinga. Sekolah Juyeon hanya beruntung, kalau saja ia berlari dua kali lebih cepat saat menembakkan bola, sudah pasti giliran mereka yang menangis tanpa membawa apa-apa.

Sudah. Dia jengah lama-lama berada di sini. Jaehyun mengabaikan teriakan Sangyeon tentang evaluasi terakhir karena muak satu ruangan bersama Juyeon. Memutuskan pergi meninggalkan tempat untuk sekadar mencari angin atau mandi menyegarkan diri.

Beruntung di pemandian tidak ada siapa-siapa, membuat ia leluasa menguasai ruangan berdinding keramik tersebut.

Menghabiskan waktu kurang dari setengah jam, mengembalikan energi maupun tenaga yang telah terkuras selama 40 menit permainan, Jaehyun melangkah ringan keluar bilik, memeriksa tas mendapati layar ponsel berkelip-kelip menandakan sebuah notifikasi.

Juelek

Jangan pulang dulu, temui aku di lapangan gedung B lima menit lagi

Huh! Menyebalkan! Jaehyun sudah mau pulang dan berniat menenggelamkan badan dalam gelungan selimut tebal, menyiksa pikiran dengan kenegatifan, sampai dia dongkol sendirian dan jatuh tertidur.

Lagian, dia sudah mandi. Ngapain ke lapangan lagi hanya karena suruhan si pemberi pesan.

Namun, ia tetap menuruti. Dilihat dari tungkai berjalan gontai menuju tempat tujuan, dimana suasana di sana sangat sepi sekali sehingga ia cuman bisa mendengar bunyi sol sandal yang dikenakan serta tarikan napas seorang.

"Mau apa sih?"

Sosok pemuda tinggi menoleh saat Jaehyun tiba di ambang pintu. Menyilangkan lengan di dada, ekspresi tidak suka sekalian cemberut akibat kesal. Tidak menakutkan, sebaliknya, malah menggemaskan.

"Sudah mandi, hm?"

"Aku mau pulang,"

"Kenapa? Masih marah karena nggak berhasil nyetak skor?"

Oh god hendak rasanya Jaehyun menonjok pemuda ini. Dia menggertakkan gigi, mengepalkan tangan kuat-kuat, kalau bisa ada asap mengancam keluar dari telinga. Akan tetapi, si figur tinggi hanya tertawa, memantulkan bola basket ke arahnya, sontak ditangkap secara refleks.

"Let's make a bet."

Jaehyun menaikkan satu alis, "What bet?"

Juyeon tersenyum miring, "If you can shoot at least a point, I'll be your slave for a month," telinga Jaehyun bergerak-gerak ketika mendengar tawaran, rivalnya menjadi budak selama sebulan? Tentu saja itu sesuatu yang ia tunggu-tunggu sejak mereka bersaing. Dia menanti hari dimana Lee Juyeon bertekuk lutut serta melakukan apa yang dia mau, bahkan sampai rela dipermalukan di depan umum.

BOYZ SOLID GOLD🔞✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang