Part 2

9.4K 439 8
                                    

Untuk pemanasan aku kasih double up. jangan lupa kesan dan pesannya untuk cerita ini ya guys !!!

Happy Reading !!!

****

“Selamat pagi Raja-nya Melody. Berangkat bareng yuk,” Melody mengedip lucu kala pintu yang ada di depannya terbuka, menampilkan sosok tampan yang ditunggunya sejak lima menit lalu.

Raja menghela napasnya pelan. Semalam, ketika melihat sorot terluka Melody, Raja mengira perempuan itu akan menyerah. Tapi Raja lupa siapa itu Melody. Kekeraskepalaan perempuan itu melebihi batu. Membuat Raja tidak tahu cara apa lagi yang harus dirinya gunakan untuk membuat Melody berhenti dengan tingkahnya yang memuakkan.

Mengabaikan sapaan Melody begitu saja, Raja memilih mengayun langkah menuju lift yang akan membawanya ke basement. Namun Melody yang tidak ingin ketinggalan tentu saja segera berlari menyusul hingga di dalam lift mereka berdiri bersampingan dengan Melody yang terus saja mengacau dengan kalimat-kalimatnya yang enggan Raja dengarkan.

Raja memilih fokus pada tab di tangannya, mengecek pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya. Hingga kemudian lift yang membawa mereka tiba di basement. Raja langsung berjalan menuju kendaraannya, meninggalkan Melody yang berteriak meminta di tunggu.

Bahkan Raja tidak menghiraukan ketika Melody memintanya untuk menumpang.

Mobil yang Raja kendarai melaju kencang meninggalkan Melody, membuat perempuan itu mendengus dengan kaki mengentak dan bibir cemberut sebal.

“Dasar Raja nyebelin!” teriak Melody kesal, lalu melangkah menuju mobilnya dan melajukannya mengikuti Raja.

Tidak. Lebih tepatnya tujuan mereka yang memang sama. Melody bekerja di tempat Raja sejak tiga tahun yang lalu. Dengan lagi-lagi alasannya agar dekat dengan laki-laki itu meskipun tidak setiap waktu bertemu.

Jalanan yang cukup padat membuat Melody berdecak dan menggerutu. Bukan telat yang dirinya takutkan, tapi karena takut ketinggalan Raja. Sebab jika laki-laki itu sudah masuk ke ruangannya, jangan harap Melody bisa masuk begitu saja.

Raja benar-benar ingin semua orang profesional, dan laki-laki itu bisa langsung memecatnya jika sampai Melody tidak mematuhi. Hal yang selama tiga tahun ini Melody hindari sebab belum siap pergi.

Melody masih butuh meluluhkan Raja. Berada dalam satu gedung yang sama dengan pertemuan sering saja Raja masih tidak mampu meliriknya, apa kabar jika jarak mereka membentang dengan pertemuan yang tidak bisa diprediksikan. Bisa-bisa Melody semakin sulit mendapatkan Raja.

Tiga puluh menit, waktu yang Melody habiskan di perjalanan akibat jalanan yang tak begitu lancar padalah jarak antara kantor dan tempat tinggalnya tidak begitu jauh. Bisa di habiskan dengan waktu kurang lebih dua puluh menit dengan berkendara jika melaju dengan lancar.

Melody menghembuskan napasnya kasar saat melihat mobil Raja sudah terparkir angkuh di tempat khusus yang pihak perusahaan sediakan, mengingat Raja adalah bos di gedung tiga puluh lantai ini.

Tapi bukan karena itu Melody mengejar Raja. Karena bukan berniat sombong, tapi Melody mampu membeli perusahaan Raja sekarang juga. Namun itu tidak dirinya lakukan, dan Melody memilih menjadi karyawan biasa di perusahaan laki-laki itu, demi dekat dengan Raja.

Bodoh memang. Tapi cinta itu butuh perjuangan bukan? Nah sekarang, tepatnya hingga sekarang Melody masih terus berjuang demi mendapatkan cintanya. Ia yakin usahanya akan membuahkan hasil yang sepadan.

Semoga.

Ya, semoga Raja mau melihatnya. Melihat usahanya. Juga melihat rasa yang dimilikinya.


Melody untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang