Part 28

7.4K 313 12
                                    

Happy Reading!!!

***

Raja tak hentinya menatap sebuah kancing baju yang sengaja disimpannya satu tahun lalu.

Raja ingat kapan dan dimana ia menemukan benda itu. Tak lain saat dirinya bangun di pagi hari dalam keadaan kepala berat akibat alkohol yang di teguknya.

Pagi itu Raja melihat ranjangnya berantakan dan kotor. Raja yang begitu cinta kerapian dan kebersihan tentulah gatal, maka sebelum pergi bekerja Raja membereskan kamarnya lebih dulu, dan ketika itu ia menemukan kancing tersebut.

Raja tak banyak berpikir mengenai itu, ia langsung menyimpan benda tersebut ke dalam laci nakasnya, menganggap bahwa kancing itu adalah miliknya. Namun hingga satu tahun berlalu tidak satu pun Raja menemukan bajunya yang kehilangan kancing. Dan sekarang Raja bisa menyimpulkan bahwa itu kemungkinan kancing dari pakaian yang Melody kenakan.

Raja tidak begitu mengingat kejadian malam itu, tapi mendengar penjelasan Melody yang mengatakan bahwa malam itu terjadi satu hal yang tak diharapkan membuat Raja yakin tebakannya benar.

Sekarang Raja tidak tahu harus merasa senang atau justru menyesal telah melakukan hal tidak terpuji itu pada Melody, yang jelas ada satu bagian hatinya yang bersorak girang, karena itu artinya tanpa dirinya sadari ia sudah menjadikan Melody sebagai miliknya.

Tapi, sebagian hatinya juga turut memaki karena akibat perbuatannya malam itu Melody bertambah menderita. Wanita itu menjalani harinya dengan begitu berat, dan sialannya Raja tidak berada di sampingnya.

Raja tidak bisa membayangkan sekacau apa Melody saat itu, terlebih tadi Melody sempat mengatakan bahwa pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Membuat Raja yakin bahwa memang sedalam itu Melody terluka karenanya.

Berengsek! Raja memaki dirinya sendiri berulang kali.

“Mulai hari ini gue janji gak akan pernah menyakiti lo lagi, Mel,” karena Raja sudah bertekad untuk memberi wanita itu bahagia.

“Gue minta maaf untuk kesalahan yang lalu, Mel. Dan tolong izinkan gue untuk tetap berada di samping lo mulai sekarang,” ucapnya seraya mengusap permukaan wajah Melody dengan begitu lembut. Tidak ingin sentuhannya sampai mengganggu tidur wanita itu.

Dua jam setelah menyelesaikan ceritanya, Melody tertidur di sofa living room apartemen Raja, dan setengah jam kemudian Raja baru memindahkan wanita itu ke kamarnya, menidurkan Melody di ranjangnya agar lebih nyaman. Dan ini sudah lebih dari tiga jam Melody tertidur. Raja ingin membangunkan dan mengajaknya untuk makan malam, tapi Raja tak tega. Melody terlihat begitu lelah dan kurang tidur. Membuat Raja akhirnya memilih untuk membiarkan saja wanitanya itu tertidur. Setidaknya untuk satu atau dua jam lagi. Setelah itu barulah Raja akan membangunkannya agar Melody makan lebih dulu.

Namun belum sampai waktu itu tiba, Melody lebih dulu mengerjap sebelum terbangun sepenuhnya.

“Sudah puas tidurnya?” Raja bertanya lembut, seraya merapikan Rambut Melody yang cukup berantakan.

“Jam berapa?” bukannya menjawab, Melody malah justru bertanya dengan mata liar mencari keberadaan jam.

“Baru jam delapan. Kenapa, lapar?” jawabnya sembari melirik jam di nakas yang berada di sampingnya.

Melody menggeleng lalu bangkit dari baringnya dan berniat untuk turun dari ranjang, namun Raja lebih cepat menahan, membuat Melody melirik dengan kening mengerut heran.

“Mau ke mana?”

“Cuci muka, lalu pulang. Besok pagi gue udah harus pulang ke Jerman. Banyak kerjaan,” itu bukan kebohongan, Melody memang benar-benar tengah sibuk, dan kedatangannya ke tanah air memang hanya untuk menghadiri pernikahan Ervan dan Afira. Ia tidak memiliki niat berlama-lama. Bahkan untuk menghabiskan waktu bersama Raja saja tidak pernah masuk dalam rencana kedatangannya ke tanah air.

Melody untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang