Part 3

7.2K 398 13
                                    

Happy Reading !!!

***

Berulang kali Melody mengecek ponselnya, berharap ada satu saja pesan yang masuk dari pujaannya. Meski sadar bahwa selama ini Raja tidak pernah sekali pun melakukannya. Bahkan untuk membalas pesannya saja Raja tak pernah.

Tapi tetap saja Melody tidak henti melakukannya terus menerus walau sudah tahu semua akan sia-sia. Delapan tahun, masih belum membuat Melody menyerah, meskipun kadang merasa lelah.

Namun sekarang beda. Kali ini Melody khawatir karena tidak biasanya Raja pergi tanpa memberi tahu Ervan ke mana tujuannya.

Sejak tadi, Melody sudah meneror sahabatnya itu, meminta Ervan untuk berterus terang. Tapi tetap saja laki-laki itu mengatakan bahwa dia juga tak tau apa-apa. Ervan sama tidak di beri kabarnya oleh Raja. Dan itu membuat Melody semakin cemas hingga memutuskan untuk menunggu di depan pintu unit apartemennya. Melody ingin memastikan Raja kembali. Sayangnya, sosok itu tidak juga muncul hingga jam menunjukkan pukul dua dini hari.

Melody yang lelah pun memutuskan untuk masuk ke unit-nya dan menghangatkan diri yang kedinginan karena terlalu lama diam di luar. Beruntung di lantai tempatnya hanya ada tiga unit, yang mana satu miliknya, satu milik Raja dan satu lagi kosong karena si pemilik sebelumnya pindah keluar negeri beberapa bulan yang lalu. Membuat Melody tidak akan dianggap orang gila karena duduk di depan pintu dengan camilan menemaninya selama berjam-jam.

Kantuk sudah sejak tadi menyerang, tapi Melody tak langsung memutuskan tidur begitu dirinya tiba di ranjang.

Sekali lagi Melody meraih ponselnya, berusaha menghubungi nomor Raja yang tidak berubah jawabannya. Seorang operator yang mengatakan bahwa nomor yang di tuju sedang tidak aktif.

Mendengus kasar, Melody akhirnya melempar benda pipih kesayangannya itu, lalu menghempaskan diri ke ranjang empuknya.

Hatinya terus menanyakan keberadaan sang pujaan, mulutnya tak henti menggerutu hingga mata yang berat akibat kantuk perlahan tertutup dan membawa Melody pada mimpi yang selalu ada Raja di dalamnya.

Semenjak hari dimana dulu dirinya, Raja, Vio, Gara, dan Manda main bersama, sejak itulah mimpinya tentang Raja selalu datang. Dari sana pula rasa sukanya timbul dan bertahan hingga sekarang.

Melody tidak tahu apa alasannya, karena rasa suka itu tiba-tiba hadir memenuhi hatinya. Pikirnya, dulu Raja tidak sulit diraih, sayangnya Melody keliru. Raja bukan hanya sulit di raih, tapi juga sulit diluluhkan.

Banyak hal yang Melody lakukan, tapi tak juga membuat Raja terkesan. Entah harus dengan cara apa lagi Melody berjuang, sebab ia rasa sudah segala cara dilakukan untuk menjerat hati Raja.

Hanya dalam mimpi Melody puas berdekatan, karena di dunia nyata Raja begitu sulit dirinya dekati.

Hampir setiap bangun pagi, Melody berharap bahwa itu bukan hanya sekadar bunga tidur. Sayangnya semesta belum mengizinkan Melody bahagia bersama sang pujaan.

Entah kapan waktu yang Tuhan berikan untuknya dan Raja, karena setelah delapan tahun terlewati tidak juga ada tanda-tanda akan perjuangannya berbuah manis. Bahkan sampai hari ini.

Di saat dalam tidurnya ia memimpikan bersanding dengan Raja, begitu bangun Melody dihadapkan dengan suasana yang tak ubahnya hari-hari biasa. Hampa. Ponselnya masih tak juga mendapati pesan dari Raja. Tidak juga ada panggilan seperti yang dirinya lakukan kepada Raja.

Keadaan tak berubah, dan aktivitas Melody juga tak sama sekali bertambah. Bedanya sekarang ia tidak dalam keadaan semangat seperti biasanya. Raja tidak pulang ke apartemennya. Itu yang Melody dengar dari sekuriti apartemennya ketika bertanya.

Melody untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang