Part 26

7.6K 309 19
                                    

Happy Reading!!!

***

Dua hari sibuk dengan urusan pekerjaan, Raja tidak sempat menemui Melody seperti satu minggu belakangan. Dan ketika hari ini dirinya lenggang, Raja kembali mengunjungi Melody di kediamannya, mengajak wanita itu untuk berangkat bersamanya. Sayang Raja tidak mendapati keberadaan perempuan itu di apartemennya. Begitu juga saat Raja mengunjungi kantor Melody.

Resepsionis bilang bahwa Melody pergi ke Singapura. Dan itu entah hingga kapan.

Melody sama sekali tidak memberinya kabar sebagaimana yang dua hari ini dirinya lakukan. Membuat Raja sedikit kecewa. Padahal niatnya ia akan mengajak Melody ikut pulang bersamanya, menghadiri pernikahan Ervan yang akan berlangsung minggu ini.

“Apa mungkin lo menghindar, Mel?” sebab Raja tahu masih ada ragu yang wanita itu miliki. Dan Raja berusaha untuk memahami. Ia tidak akan memaksa Melody. Tapi mendapati Melody pergi tanpa memberinya kabar membuat Raja dilanda kesedihan. Raja tidak masalah jika memang wanita itu membutuhkan waktu untuk mempertimbangkan keputusannya, tapi tidak dengan cara meninggalkannya lagi. Raja takut. Ia takut benar-benar kehilangan Melody.

Melangkah pelan memasuki hotel tempatnya menginap selama tiga minggu ini, Raja berniat membereskan barang-barangnya sebelum besok kembali ke tanah air demi menghadiri pernikahan sang sahabat. Pekerjaannya di negara ini belum selesai, tapi Raja sudah terlanjur janji untuk tidak melewatkan pernikahan Ervan dan Afira, membuatnya mau tak mau pergi, meski tanpa bisa membawa Melody. Tak apa, setidaknya ia akan kembali menemui perempuan itu nanti. Raja janji akan secepatnya kembali begitu acara Ervan usai.

Begitu selesai membereskan barang-barangnya, Raja memilih duduk di ranjang dengan ponsel di tangan, berusaha menghubungi Melody meski tidak satu pun panggilannya mendapat jawaban selain suara operator yang mengatakan nomor yang di tuju tidak dalam keadaan aktif. Tidak pula respons untuk pesan yang dikirimkannya.

Bahkan hingga Raja tiba di tanah air, Melody belum juga memberinya kabar. Membuat Raja benar-benar frustrasi di buat wanita itu.

Bahagia yang seharusnya di tampilkan di acara sahabatnya pun terasa begitu hambar. Bukan karena iri pada kebahagiaan si pengantin yang tidak hentinya mengumbar senyuman, tapi karena Melody yang tak juga memberi kabar.

Raja takut wanita itu kembali menjauhinya. Raja takut Melody pergi meninggalkannya. Raja takut Melody benar-benar tidak menginginkannya.

Di saat orang-orang sibuk dengan pesta yang di gelar, Raja malah justru duduk gelisah dengan ponsel tak lepas dari tangannya. Masih berusaha menghubungi Melody yang menghilang bak di telan bumi. Membuatnya merana dan ingin sekali memaki semesta.

“Sumpah Mel, gue gak akan segan-segan rantai lo setelah ini!” geram Raja seolah tengah bersumpah.

“Hii takut,” bisik Melody yang berdiri di belakang Raja, memperhatikan apa yang tengah pria itu lakukan, karena sejak kedatangannya beberapa menit lalu Melody melihat laki-laki itu resah di tempatnya.

Siapa sangka bahwa Raja tengah bolak balik menghubunginya. Membuat Melody diam-diam merasa hangat. Tapi juga geli dengan tingkah Raja yang baru ini.

Raja yang mendengar jelas bisikan itu spontan berdiri seraya membalikkan tubuhnya ke belakang, hingga netranya menemukan sosok Melody dalam balutan gaun berwarna hitam. Rambutnya yang kali ini di sanggul dengan beberapa helai di biarkan terjatuh di depan telinga membuat penampilan perempuan itu terlihat lebih menawan. Raja sampai harus terpejam untuk beberapa detik demi memastikan bahwa sosok yang ada di depannya memang benar-benar Melody yang tengah dirinya cemaskan dan rindukan.

“Melody?” gumam Raja begitu pelan.

Yes I’m,” jawabnya diiringi senyum menawan.

Dan Raja tak lagi membuang waktunya untuk menarik Melody ke dalam pelukan dengan hati membuncah kegirangan. Membuat sebagian besar tamu undangan mengalihkan atensi pada mereka berdua, termasuk si pengantin yang semula sibuk bersalaman.

Melody untuk RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang