Happy Reading!!!
***
Meeting yang satu minggu lalu kacau karena drama yang di perankan oleh Melody dan Raja akhirnya berhasil diselesaikan. Dan Raja yang tak lagi memiliki kesibukan untuk hari ini memilih merecoki Melody yang ternyata harus memeriksa satu per satu dokumen yang menumpuk di mejanya.
Selama ini Raja bukanlah sosok yang mau hanya berdiam diri, tapi sejak beberapa hari ini itu selalu dilakukannya. Menatap Melody secara terang-terangan sampai membuat perempuan itu terkadang risi sendiri. Tapi memilih membiarkan di bandingkan harus terus berdebat dan berakhir membuat pekerjaannya tak selesai-selesai.
“Besok lo ada acara gak, Mel?” setelah sekian lama duduk sibuk menatap Melody yang serius pada pekerjaan, Raja akhirnya membuka suara, mengingatkan Melody mengenai keberadaan sosok lain di ruangannya.
“Kenapa memangnya?” Melody balik bertanya tanpa sama sekali mengalihkan pandangan dari berkas-berkas berharganya.
“Gue mau ngajak lo jalan,”
Dan kalimat itu sukses membuat Melody menoleh, menatap Raja dengan sebelah alis terangkat. “Gue gak tahu kalau lo punya waktu seluang itu, Ja?" karena selama ini yang Melody tahu Raja adalah pria sibuk, sampai tidak memiliki waktu untuk sekadar bersenang-senang. Tapi apa yang barusan di dengarnya cukup membuat Melody tercengang.
Sejak kapan pria itu memiliki waktu untuk jalan-jalan?
“Lebih tepatnya meluangkan waktu. Lagi pula mumpung ada di sini, kapan lagi ‘kan gue bisa jalan-jalan,” terlebih bersama Melody.
“Gue kira orang seperti lo gak suka jalan-jalan,” cibirnya sembari melengos, kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda oleh obrolan barusan. Tanpa sama sekali menjawab ajakan Raja.
Bukan tak ingin, Melody hanya masih merasa bingung dengan perubahan Raja sekarang. Apalagi dengan pengakuan cinta pria itu seminggu lalu. Membuat Melody merasa tengah berada di dimensi lain.
Dibandingkan dengan bahagia, Melody justru jadi takut. Sebab seperti apa yang terjadi beberapa waktu lalu, Melody terluka semakin parah begitu semalaman diterbangkan oleh kalimat cinta dan sayang pria itu.
Sekarang pun Melody takut hal itu terjadi lagi. Karena sungguh dirinya tak siap. Luka kemarin saja belum sepenuhnya kering, Melody enggan jika harus menimpanya lagi dan membuat lukanya semakin terbuka lebar.
Namun sialannya Melody tidak bisa menghindari pria itu meski pun sudah mencoba. Dan ajakan Raja yang tidak dijawabnya kemarin tak sama sekali membuat laki-laki itu menyerah, karena di bandingkan dengan menghubungi demi memastikan kesetujuannya, Raja malah justru sudah menekan bel apartemennya pagi-pagi. Membuat Melody mau tak mau membiarkan laki-laki itu masuk ke dalam apartemennya, dengan keadaan dirinya yang baru saja bangun tidur.
Memalukan!
“Mau ke mana sih, Ja? Sumpah gue males pergi-pergi,” desah Melody sembari menjatuhkan diri ke sofa apartemennya, di ikuti Raja yang sibuk melirik sekeliling. Mengamati tempat tinggal Melody yang baru pertama kali di masukinya.
“Gue gak tahu. Ini pertama kalinya gue datang ke Jerman.” Karena pada awalnya Raja memang tidak berniat liburan, ia datang untuk pekerjaan, sekaligus mencari Melody yang menurut kabar dari Alexa tak lagi menempati Indonesia. Dan karena pekerjaan ini Raja memutuskan untuk mencari di negara yang kebetulan ditujunya.
Pribahasanya, sekali mendayung dua tiga pulau terlampai. Sambil kerja nyari Melody. Siapa sangka Raja akan menemukan perempuan itu di tempat yang tak pernah dirinya duga. Menjadi patner kerja. Raja bahagia sebab itu memudahkannya bertemu dengan sang tercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody untuk Raja
Fiction généraleCinta memang butuh perjuangan. Tapi apa masih harus bertahan di saat perjuangan itu bahkan tak di hargai? Melody lelah. Tapi dia tak ingin menyerah. Atau lebih tepatnya belum? Entahlah, karena yang jelas Raja terlalu Melody cinta sampai ia tidak ped...