24. Diintai

881 82 56
                                    

Heran, susah banget ngehargaian, klo g Vote ya Komen, kalo gamau ya silakan out dari lapak ini Sesimpel itu klo mau gue update cepet gausah dm"an.

Gue lama Update karena MALES, males ga dihargain... itu sakit eyyy!

Chapter ini sebagai penentuan kelanjutan enggaknya Story ini. Maaf gue bener-bener bakal unpub klo antusias chapter ini msh kurang dari target!!!



🌟🌟🌟

"Dok! Dokter!"

Baru saja beberapa langkah pergi dari suatu ruangan, pria berjubah putih tersebut berbalik menemukan seorang perawat yang nampak panik.

"Ada apa?"

"Pasien menggerakan tangannya!"

Tanpa banyak bicara pria paruh baya itu segera masuk ke dalam suatu ruang. Memeriksa seseorang itu, sampai akhirnya tersenyum bahagia. "Lisya pasti bahagia mendengar kemajuan ini, aku akan memberinya kejutan ketika kamu benar-benar pulih nanti, Nak." Gumamnya

Sementara itu ...

Disisi lain, Bintang menghampiri teman-temannya di sebuah angkringan.

"Minum?" Tawar Dina dengan mulut penuh makanan.

Bintang mengangkat minuman soda kalengnya. "No, thanks."

"Semua sudah kumpul?" Tanya Bintang sembari terus memerhatikan beberapa orang di jalan depan, campuran antara anak SMA GARUDA dan SMA ANDREAS.

Sinta memakan cemilannya terlebih dahulu sebelum menjawab. "Belum, Laksi bilang kemungkinan mereka telat gara-gara ada info kecelakaan di jalan utama. So, mereka ngambil jalan memutar." Bintang mengangguk kecil sedikit mengerutkan keningnya.

"Lo darimana tadi?"

"Langit rewel, gue tidurin dulu." Kata Bintang santai. Sementara ketiga temannya nampak kaget bahkan Dina tersedak makanannya. Wajar saja reaksinya nampak syok, kalimat Bintang terdengar ambigu.

"Ekhem, maksud gue, gue nunggu dia tidur dulu sambil usap-usap kepalanya. "Ralat Bintang baru menyadari kesalahannya setelah melihat reaksi terkejut ketiga sahabatnya.

"Temen lo Fin, astaga!" Dina menggeleng dramatis. "Lo bikin otak gue keliling Dunia! Ya, tapi kalau beneran juga gak papa, asal jangan sampe--"

Fina yang sedari tadi diam, menoyor Dina pelan. "Diem lo cesum." Katanya

"Cesum apaan njir?"

"Cewek mesum," jawab Fina membuat Dina merengek kesal tak terima.

"Gue bilang apa! Jodoh itu cerminan diri sendiri, Galih yang mesum sama kayak lo!" Sembur Sinta

"Ya udah sih! Gue kan bercanda. Lagian gue juga tau batasan dalam status cuma pacaran!" Dina merengek.

Bintang menghela nafas kasar. Ia harus menghentikan obrolannya yang semakin kesana malah semakin kesini.

"Fin, semuanya udah beres?"

Fina menoleh kepada Bintang lalu mengangguk seraya mengambil air mineralnya. "Udah, semua aman." Satu tegukan terdengar sebelum dia melanjutkan kalimatnya. "Gue yakin rencana kita berhasil."

"Rencana?" Sinta dan Dina berbicara berbarengan dengan penuh sarat kebingungan di wajah mereka.

"Rencana apa?" Tanya Sinta penasaran.

"Gue bakal kasih tau kalian nanti," Jawab Bintang seraya beranjak karena panggilan dari Langit masuk.

"Semakin kesini, semakin bucin," Cibir Dina tak Bintang hiraukan.

My Childish Boyfriend🖤[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang