35. Mereka jahat

539 26 4
                                    

Note: tulisan cetak miring itu fllasback

Halo Der:)
Gue mau bilang awal2 konflik gede mau dimulai. Tau deh, happy end atau kgk:)

Edisi males revisi:<

🌠⭐🌠

"Dimana Dimas?"

Bulan yang asik menikmati minumannya menoleh, wanita berumur hampir menyentuh kepala 4 itu masih terlihat sangat cantik dan bugar. Tidak ada kerutan di sana, karena kekuatan uang nyata adanya.

Dia mengangkat tangan kanannya menyuruh para anak buahnya untuk sedikit menjauh dari mereka berdua, di taman belakang mansion.

"Duduk, Sayang." Bulan memerintah dengan tatapan matanya mengarah pada kursi di sebelahnya.

Bintang menggertakan giginya, gadis itu sedang berusaha menahan emosinya yang ingin meledak-ledak.

"Apa Papah sudah pulang? Dimana Kakakmu?" Ujar Bulan menuangkan wine pada gelas kecil untuk gadis kecilnya.

"Bintang tanya Dimas di mana?" Tanya Bintang, saat dia sedang menonton di rumah pacarnya, Ray mengirim pesan kepadanya bahwa Dimas telah dibawa sang Ibu.

"Sangat lambat." Kata Bulan menatap Bintang datar. Mata perempuan itu melihat air mancur dengan menampilkan warna-warna berbeda setiap detiknya.

"Gara-gara sibuk dengan laki-laki itu kamu menjadi lengah, Mamah bahkan sudah membawanya dari jauh hari tapi kamu baru mengetahui sekarang?" Bintang mengulum bibirnya, dia mengakui bahwa dirinya sering lupa segala hal jika bersama Langit.

"Lelaki itu ada, dia aman selagi kamu menuruti kemauan Mamah." Bintang menghela napas kasar.

"Bagaimana dengan lamaran Leo? Kamu menerimanya?"

"Enggak!" Bintang membentak Ibunya. "Aku tidak mau!" Katanya menegaskan.

"Mamah lupa dia hampir menyelecehkan Bintang?" Ujar Bintang frustasi, kenapa Ibunya ini malah menjodohkan dirinya bersama lelaki brengsek itu?

"Mamah gak lupa dan tidak pernah lupa." Balas Bulan pelan, dia meneguk lagi wine miliknya, cairan itu mengalir ke tenggorokannya memberikan sensasi hangat pada tubuhnya di malam yang dingin.

"Tapi organisasi mafianya bisa membuat kita lebih kuat dari sebelumnya."

"Jadi ini soal kekuasaan?" Sela Bintang terlihat kesal. "Apa kekuasaan lebih penting dibanding dengan kebahagian Bintang?" Tanyanya pelan.

"Kamu hanya anak kecil yang baru mengenal cinta." Jawaban dari Bulan membuatnya terkekeh, dia menggelengkan kepala tak percaya. Gadis itu berdiri menatap wanita yang melahirkannya 17 tahun yang lalu.

"Mamah egois!" Teriaknya, matanya memanas sekarang.

"Mamah ingin memberikanmu yang terbaik. Pilihanmu akan membuatmu menyesal." Perempuan itu berdiri dan menghampiri putrinya, tangannya bergerak menarik Bintang kepelukannya.

"Kamu tak mengerti." Bulan menghela napas kasar, kilatan benci muncul beberapa saat. Bintang mendongkak dengan raut bingung. Apa maksudnya?

"Mak--"

"Undang dia dan orang tuanya besok malam." Sela Bulan. Ujung bibir yang terpoles lipstik merah itu tertarik ke atas. "Untuk makan malam." Sambungnya.

Bintang mengerutkan hidungnya. Air muka gadis berusia tujuh belas tahun itu menjadi curiga. Bulan menyadari itu lantas terkekeh.

"Hanya makan malam biasa. Sebelum menjadi besan, bukankah harus mengenalnya terlebih dahulu bukan?" Entah hanya pikiran Bintang atau benar adanya jika ada yang janggal dari kata-kata itu.

My Childish Boyfriend🖤[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang