Finally, triple up😊💞
Makasih yang udah baca dan menghargai, ga nyangka bikin cerita ini asalnya cuma gabut tapi ngeliat respon kalian sya mencoba buat serius dan gak ngasal lg agar kalian nyaman baca🙁💞💞
"Jangan mempermainkan rasa khawatir seseorang, itu tidak lucu."
🌌⭐🌌
Pukul 09.50 malam.
Denis membuka matanya, rasa pusing dan sakit adalah hal yang pertama ia rasakan. Pandangan sedikit buram perlahan mulai kembali normal, tapi sebuah tali mengikat kedua tangan dan kakinya. Ia berusaha untuk bangkit tapi sia-sia, keadaan terikat seperti ini membuatnya kesusahan.
"Hmmm! Uhmmm!" Bahkan mulutnya tersumpal oleh kain membuat suara yang dikeluarkan menjadi tidak jelas.
Ceklek!
Ia melihat ke arah pintu yang terbuka, seseorang yang membuka pintu itu nampak menghela napas lalu meletakan kantong plastik di hadapannya kemudian membantunya untuk duduk.
"Hmmphhh---bangsat lo Haikal!" Umpat Denis membentak orang di hadapannya itu setelah kain yang menyumpal mulutnya ditarik ke bawah leher. Haikal menghiraukan bentakan tersebut lantas membuka bungusan yang dia bawa.
"Gue bawa nasi padang, lo suka kan? Gue suapin nih sehubung tangan lo diiket."
"Gak sudi anj--UHM!"
Haikal menyuapi dengan gumpalan nasi yang besar ke dalam mulutnya, mau tak mau ia segera menguyahnya. "Lo--" hendak protes tapi Haikal kembali menyumpalnya dengan nasi beserta lauk pauk.
"A-air!"
Haikal buru-buru membuka tutup botol air mineral dan membantu menenggakannya pada Denis yang nampak sekarat. "Gak, lucu ada anak motor mati gara-gara keselek Naspad." Kekehnya kembali hendak menyuapinya tapi Denis memalingkan wajahnya.
"Berhenti, nyet. Gue gak sudi lagi liat muka lo, pengkhianat."
"Gue terpaksa--"
"PERGI BANGSAT!" Denis menendangnya dengan kedua kakinya yang terikat itu, Haikal terjatuh sedikit meringis.
"O-oke, gue pergi, maaf Bang." Tak lupa sebelum pergi dia memasang ikatan pada mulutnya kembali meski sedikit kesusahan karena Denis memberontak.
"Gue kecewa sama lo, Kal."
***
Di sisi lain dengan waktu yang sama, Galaksi meremas kepalanya yang terasa berdenyut, otot tangannya timbul pada lengan putih itu.
"Jadi Keyra dan Erlan kerjasama?" Ucapnya menggertakan gigi menahan rasa marah, rasanya ia ingin menghancurkan apapun sekarang.
"Ya, gue liat dengan mata kepala gue sendiri mereka asik berpesta di salah satu club, untungnya gue bisa keluar dengan selamat." Cowok jangkung kurus tersebut membuang rokoknya yang sudah pendek ke lantai lalu menginjaknya. "Untungnya waktu itu Aldo gak jadi ikut, kalau enggak, lo tau sendiri anak itu senekat apa."
Aldo mengangkat pandangannya dan melirik Joy yang berujar dengan tatapan meledek. "Tenang, nyawa gue kayak kucing." Tanggapnya malas.
"Gal," Galaksi mengerutkan keningnya melihat wajah sendu di balik kacamata yang dikenakan Dion. "Maaf, gue gak berhasil melacak keberadaan mereka." Katanya merasa bersalah. "Sepertinya ada kekuatan yang lebih besar melindungi mereka."
Bintang maju dengan ekpresi datar. "Maksud lo, orang itu juga orang-orang mereka?" Tanyanya
Dion mengangguk kemudian menggeleng. "Gue gak tau," balasnya jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Boyfriend🖤[HIATUS]
Teen Fiction[⚠️Banyak kata-kata kasar & tidak untuk ditiru⚠️] Bagaimana Seorang BINTANG ALISYA GEOFANI Si Bad Girl dengan tatapan elang dan sikap sedingin Es yang berparas seperti Bidadari jatuh Cinta kepada LANGIT ARDANA Si cowok Childish? What? Es? Childish...