Ternyata memang benar kalau cinta bisa buat Orang jadi gila.
***
Hari ini Bintang dan Langit sudah bersekolah seperti biasanya. Bintang sebenarnya merasa kesal karena sifat keras kepala Langit. Sudah ia bilang bahwa Langit masih belum sembuh total, masih saja memaksa ingin Sekolah dengan alasan 'takut ketinggalan pelajaran' Dasar rajin!
Akibat keras kepala Langit. Dia sekarang berada di UKS. Cowok itu pingsan akibat kelelahan saat pelajaran Olah Raga. "Lo nakal banget sih? Kan lo jadi kek gini. Hati gue sakit liatnya." Lirih Bintang sembari menggenggam tangan Langit.
Jika suatu saat saat kalian memiliki Pasangan, bayangkan jika dia sakit. Apa kamu akan tenang saja? Pastinya ada rasa takut kehilangan bukan?
"Bi-Bintang?"
Bintang menatap datar cowok yang sudah siuman itu. Ia juga melepaskan genggamannya. Ditatap seperti itu membuat Langit meringis.
"Udah puas buat gue khawatir?
Langit tertunduk sembari memainkan jari-jarinya. "Maaf." Cicitnya
Bintang tersenyum tipis. Jujur ia ingin sekali mencubit pipi Langit karena wajahnya yang menggemaskan itu. Tapi ia akan memberikan sedikit pelajaran dulu untuknya agar tidak selalu membuatnya khawatir.
Bintang mengambil semangkuk bubur dari nakas lalu menyodorkannya kepada Langit. "Makan," Ujarnya memerintah dengan nada dibuat dingin.
Langit menggeleng. "Makan atau gue bakal lebih marah sama lo?" Ancamnya tak terbantahkan. Dengan takut Langit mengambil mangkuk bubur itu lalu memakannya membuat gadis itu tersenyum geli. Namun buru-buru Bintang mengubah mimik mukanya menjadi datar kembali.
"Gue pergi," Ujarnya seraya bangkit. Namun langkahnya harus berhenti ketika sebuah tangan melingkar di perutnya.
"Maaf ... " Lirih Langit
Bintang tersenyum hangat lalu membalikkan tubuhnya menghadap Langit. Dengan mata dibuat semalas mungkin. Melihat wajah Bintang, Langit mendesah pelan lalu menunduk takut. Bahunya bergetar. Bintang terkekeh pelan lalu mengecup puncak kepala Langit.
Cowok itu mengerjap-ngerjap lucu. Perlahan bibirnya melengkung ke atas.
"Lain kali jangan buat aku khawatir." Ujar Bintang sembari mencubit kedua pipi Langit gemas.
"Ish, sakit." Protesnya halus. Bukannya berhenti Bintang malah semakin menjadi membuat Langit memekik kesal. Wajahnya cemberut serta memajukan bibirnya ke depan.
"Bintang,"
"Hm?"
"Bintang tau gak apa itu Inersia?"
"Emm?" Bintang berpikir sejenak. "Inersia? Kecenderungan semua benda fisik untuk menolak perubahan sama keadaan geraknya. Eh, bener gak sih?"
Langit mengangguk singkat. Gadis itu mengerutkan keningnya. "Maksudnya apa?"
"Inersia itu sama kayak perasaan Langit ke Bintang sampai kapanpun menolak berubah. Sampai akhir waktu Langit akan terus cinta sama Bintang." Ujar Langit cengengesan.
Bintang memalingkan wajah bllushing-nya. Pipinya merah merona akibat gombalan receh Langit. Hatinya menghangat serta degup jantungnya terpacu dengan waktu, sangat cepat.
"Ish, Bintang ngomong kek!" Kesal Langit membuat Bintang mengalihkan pandangan kepadanya.
Bintang menangkup wajah Langit. "Kamu belajar ngegembel dimana sih?" Tanyanya gemas. Langit terkekeh geli. Lalu melepaskan tangan Bintang dari wajahnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Boyfriend🖤[HIATUS]
Teen Fiction[⚠️Banyak kata-kata kasar & tidak untuk ditiru⚠️] Bagaimana Seorang BINTANG ALISYA GEOFANI Si Bad Girl dengan tatapan elang dan sikap sedingin Es yang berparas seperti Bidadari jatuh Cinta kepada LANGIT ARDANA Si cowok Childish? What? Es? Childish...