10. PMS? (Revisi)

7.5K 393 14
                                    

💚💙💚

Bintang memasuki mansion-nya. Disana Galaksi sudah memakai mantel hitam beserta anak buahnya.

Galaksi nampak sedang asik mengelap pistolnya dengan penuh kasih sayang, seolah pistol itu adalah anaknya.

"Berapa Orang?" Tanya Bintang

"Lima belas juga cukup." Jawab Galaksi

Bintang hanya mengangguk saja lalu masuk ke dalam kamarnya. Ia juga memakai mantel seperti yang Galaksi pakai.

"Huft, kok gue takut kalau Langit tau?" Monolog Bintang

"OY! BINTAANGGG! LAMA AMAATT!!" Teriak Galaksi memenuhi mansion. Bintang memutar bola matanya malas lalu beranjak menemuinya.

"Semua butuh proses kali!" Jawab Bintang dengan kesal.

"Yaudah ayo!" Galaksi dan Bintang masuk ke dalam mobil diikuti anak buahnya yang lain, mereka naik mobil secara berpisah.

"Memangnya berapa imbalan yang dia berikan?" Tanya Bintang

"Lumayan lah. Ya, bisa buat beli rumah baru."

"Cih! Itu tak sebanding dengan nyawa."

"Lo takut yah?" Tuding Galaksi

"Ck! Diem lo! Ngoceh terus, lo beo bukan sih?!" Kesal Bintang

"Seharusnya malam ini jadwal gue sama Sinta! Malah harus buru Orang, ah kesel gua!" Curhat Galaksi dengan bibir mengerucut.

Bintang memilih diam. Ia sudah kesal dengan Galaksi yang sedari tadi mengoceh terus.

***

"Kuburkan mayat dia," Ujar Bintang dengan dingin. Sejahat apapun Bintang ia juga masih mempunyai hati.

"Udahlah buang aja, nih Orang udah bikin kita susah!" Bantah Galaksi. Ia masih kesal acaranya dengan Sinta terganggu.

"Lo mau gue buang?" Tanya Bintang datar.

"Ya enggaklah,"

Bintang memutar bola matanya jengah. "Ck! Yaudahlah terserah lo!" Final Galaksi

Bintang kembali menatap anak buahnya. "Tunggu apa lagi? Cepat lakukan!" Tegas Bintang

"Baik, Queen!" Anak buah itu segera melakukan apa yang Bintang perintah. Bintang menghela nafas, akhirnya ia bisa pulang.

Bintang bergegas menuju mobilnya disana Galaksi sudah duduk sambil mendengarkan musik ponselnya dengan headset mengingatkan Bintang kepada sesuatu. Dengan segera Bintang mencari sesuatu.

Setelah menemukan apa yang ia cari yaitu ponsel. Ia lupa mengabari Langit. Anak itu jika tak dikabari beberapa jam saja pasti sudah menangis. Benar saja ada lebih dari seratus pesan dan 70 panggilan dari Langit. Ia menepuk jidatnya.

Bintang sudah menelpon Langit beberapa kali tapi dia tetap tak mengangkatnya. Huft ... sekali lagi.

Dan ... Dianggkat! Bintang menarik nafas lega.

My Childish Boyfriend🖤[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang