36. Sweet baby

951 33 14
                                    

Note: Antiromantic minggat, part ini mengandung kegeliin😖

Disarankn puter lagu perfect-Ed Sheeran.

📖

Bintang beberapa kali memeriksa menampilannya, dia menggigit bibir bawah gugup melihat pantulan cermin. Dirinya mengenakan dress hitam selutut yang memperlihatkan bahunya.

"Relax, Bintang." Gumamnya menenangkan dirinya sendiri. Dia gugup karena ini pertama kalinya, Langit akan datang bersama kedua orang tuanya ke kediamannya.

Pintu terbuka, menampilkan Galaksi dengan kemeja putih polos dipadukan celana hitam panjang. Simple tapi terlihat menawan.

"Dek, w-wow?! You look so beautiful." Adiknya sangat cantik, Galaksi yakin jika dia bukan Kakak dari gadis ini, dia akan mengejarnya!

"Thank you."

Galaksi mengangguk semangat, lalu mengulurkan tangannya. "Let's go. I'll hold your hand." Katanya berlebihan.

Bintang memukulnya pelan. "Lebay," cibirnya tersenyum malu. "Mereka udah dateng?" Tanyanya sambil menggandeng lengan Kakaknya, mereka berjalan menuju lift.

"Hmm udah. Kalau lo bukan Adek gue, udah gue pacarin lo! Cantik banget!" Dia mengebu dengan gemas. Bintang hanya bergumam, menurutnya Kakaknya ini sedikit berlebihan.

Pintu lift terbuka, Galaksi terus menggandeng gadis tersebut sampai ke ruang makan. Bintang menahan napasnya melihat tiga orang tamu istimewa itu. Langit terlihat tampan meski hanya memakai kemeja hitam berlengan panjang sekalipun. Terlihat dewasa, sederhana namun mampu membuatnya berdebar. Dia rasa sudah gila karena rasanya seperti jatuh cinta kembali, kepada orang yang sama.

Langit mengangkat kacamatanya ke atas dan membawa lengan lainnya untuk menggosok matanya. Wow, dirinya menggumam dalam hati. Bintang si ketua geng motor itu terlihat cantik berkali-lipat dari sebelumnya. Gadis yang biasanya menggunakan jaket star kini berubah menjadi bidadari yang anggun.

Tiba-tiba jantungnya berdebar kencang melihat Bintang kini duduk berhadapan dengannya. Bintang sedikit menunduk lalu meliriknya dengan senyuman tipis.

Deg!

Bintang gak aman buat jantung! Batinnya berteriak kesal. Kesal karena sulit menenangkan debaran di dada. Dia suka debaran itu hanya saja membuatnya menjadi gugup dan salah tingkah, terlihat bodoh.

"Senang bertemu dengan anda Tuan Hans, Nyonya Hans." Bulan membuka obrolan, Reno juga ikut menyapa.

Hans tersenyum kecil. "Owh, jangan terlalu formal. Baiklah, senang juga bertemu dengan anda, Nyonya Geofano terhormat, Tuan ...?" Hans melirik ke arah Reno, tak tahu harus memanggil apa.

"Ah, perkenalkan saya Reno Mahendra." Hans mengangguk sambil menjabat uluran tangan itu. Dia menyeringai kecil setelahnya sementara Bulan menatapnya datar.

"Senang berkenalan dengan anda, Tuan Reno." Bintang mengalihkan pandangannya. Gadis itu menautkan alisnya, rasanya ada sesuatu yang janggal antara Bulan dan Hans.

"Sebelumnya saya ingin berterima kasih, karena putri sudah menolong Langit dari bully di sekolah." Bunga mengusap bahu anaknya. "Dia anak kami satu-satunya, jadi kami selalu memanjakannya sedari kecil sehingga dia tumbuh dengan anak yang manja dan cengeng." Langit ingin merengek tak terima karena atas ucapan Ibunya. Tapi sadar dia di mana, Langit hanya bisa mendelik jengkel.

"Bintang, maaf jika Langit merepotkan. Dia--"

"Bunda gak perlu minta maaf." Potong Bintang cepat. "Saya menyukainya, saya mencintai anak anda dengan tulus, tanpa memikirkan hal tersebut. Jadi, saya mencintai kelebihan dan menerima kekurangannya dengan ikhlas." Mata Langit berbinar membuat Galaksi mendengus, dalam hati merutuki dirinya tidak ikut mengundang Sinta kemari.

My Childish Boyfriend🖤[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang