12. Promise (Revisi)

6K 354 15
                                    

Hati gue bukan batu! Hati gue gak beku!

💚💙💛

Dengan wajah datarnya ia turun dari motornya. Lalu ia berjalan menelusuri koridor. Sesekali ia tersenyum tipis kepada Orang yang menyapanya. Itu juga jika orang tersebut adalah bagian dari Star. Begitulah seorang Bintang Alisya Geofani, dimana saat semua tertawa, ia hanya menunjukkan ekspresi datarnya.

"Hai,"

Bintang tersenyum manis kepada Orang yang menyapanya. Tanpa persetujuannya ia langsung memeluk Langit erat. "Nanti pulang ke Pantai yuk!" Ajaknya dengan manja.

Langit mengangguk lalu melepaskan pelukannya. Untung saja Sekolah masih sepi, jadi tak banyak Orang yang iri melihatnya berpelukan seperti ini. Apalagi jika ketahuan Guru. Celaka dua belas!!

"Ish! Kok dilepas sih?!" Kesal Bintang. Maklum, ia masih PMS.

"Malu Bintang, diliatin Orang." Cicit Langit

Langsung saja Bintang mengedarkan pandangannya. Benar, banyak yang melihat ke arahnya. Bintang menatap mereka tajam seolah mengatakan 'Jangan liatin gue!' Segera mereka kembali pada aktifitasnya masing-masing.

"Bintang, mau ke Pantai?"

Bintang mengubah mimik mukanya menjadi lembut ketika menoleh kepada dia. "Iya," Jawabnya

Langit mengacak-ngacak rambutnya gemas. "Yaudah, iya."

"Makasih,"

"Sama-sama. Uhm, Bintang bawa mobil apa motor?"

"Motor,"

Langit memainkan rambut Bintang. "Yaudah ke Pantainya naik mobil Langit, nanti Langit jemput."

Senyuman gadis itu merekah. Tangannya terangkat menggenggam lengan Langit yang memainkan rambutnya. "Jangan telat yah. Sayang?" Ujar Bintang menimbulkan rona di wajah Kekasihnya.

***

"Bi, lo yakin mau balapan?"

"Iya Fina, bawel lu." Cibir Bintang jengah.

Fina menghela nafas. "Ya gue takut aja lo--"

"Lo apa? Jangan bahas yang dulu." Potong Bintang cepat.

Ingatan Bintang kembali ke masa lalunya, dimana ia harus kehilangan Orang yang ia cinta. Dimas, cowok itu mati akibat balapan. Erlano, pelakunya. Dia menyabotase motor Dimas hingga menyebabkan Dimas kecelakaan dan pergi untuk selamanya.

"Lo tenang aja Fin, Bintang pasti belajar dari pengalaman." Campur Sinta diangguki Dina.

"Betul itu betul!" Sambung Dina

"Kalau boleh jujur .. gue ingin Erlano bunuh gue agar gue ketemu Dimas."

Semuanya melirik Bintang tak percaya. Bagaimana mungkin gadis ini berbicara seperti itu?!

Bintang menatap datar temannya. Lalu tersenyum kecil. "Tapi itu dulu." Lanjutnya. "Sekarang gue punya Langit,"

Ketiganya langsung menggeleng. Dasar bucin! Dulu saja saat kehilangan Dimas, dia sama sekali seperti tak punya hati lagi. Dia beku, tapi sekarang? Lihatlah sepertinya ia mulai mencair.

"Bucin ae lu!" Cibir Dina

Bintang terkekeh. "Serah gue,"

Fina menopang dagunya, matanya menatap Bintang dengan memicingkan matanya. Bintang yang merasa ditatap pun menoleh ke arahnya. "Kenapa lo?" Tanyanya datar.

My Childish Boyfriend🖤[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang